Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Halloween | Bu Lik Memanggilku dengan Lirih

31 Oktober 2019   19:30 Diperbarui: 31 Oktober 2019   20:01 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diambil dari pengolah gambar Canva

Ya, tidak ada apa-apa. Setidaknya hingga malam itu.

Aku yang terbiasa bermain video gim ditemani seekor anjing peliharaan bernama Cimut, lantas mengajak anjingku untuk ikut serta ke lantai atas. Kebetulan dia sedang duduk di pinggir taman. Duduk tenang namun dengan pandangan 'marah' ke arah balkon rumah tetanggaku.

"Cimut, yuk ke atas," aku pun memanggil anjingku. "Mut, woy. Ayok. Lihat apa sih?" tambahku sambil melihat ke balkon rumah tetanggaku yang memang tidak ada apa-apa.

Tak digubris, aku pun memanggilnya kembali dengan suara yang lebih kencang dan sedikit gerakan menarik tubuhnya. Namun anehnya, tubuhnya tetap keras dan sulit ditarik. Seperti ada yang benar-benar membuatnya marah hingga ia membentuk posisi duduk sembari membentuk setengah kuda-kuda.

Aku yang malas mengajaknya lagi kemudian memilih untuk ke lantai atas sendirian. Berharap ia akan menyusul dan menggonggong untuk dibukakan pintu seperti biasanya.

Namun sebelum benar-benar sampai di lantai atas, fenomena aneh lantas aku rasakan saat itu. Rumahku yang kebetulan berada persis di samping jalan raya di mana biasanya terdistorsi oleh raungan knalpot sepeda motor, seketika hening sehening-heningnya.

Aku tidak merasa curiga, hanya sedikit aneh akan fenomena itu. Ditambah kemudian hembusan angin yang entah darimana datangnya menerpa tubuhku dengan lembut dan menimbulkan sensasi merinding yang luar biasa.

Aneh pikirku, tapi aku tak mau berspekulasi lebih jauh. Menekan tombol di stick Play Station adalah tujuanku satu-satunya saat itu.

Hingga tiba-tiba seseorang menegurku.
Dari balkon rumah tetanggaku.

"Sst!" seru suara itu.

Aku yang tidak menggunakan kacamata pada saat itu, lantas melihat si sumber suara dengan penglihatan yang agak kabur. Tapi satu yang pasti, aku melihat sosok perempuan disitu. Berdiri di antara jemuran pakaian yang memang diletakkan di balkon rumah tetanggaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun