Keikutsertaan Jordan Rudess juga lah yang pada akhirnya membuka jalan bagi Dewa Budjana untuk mengajak musisi dunia lainnya untuk berkolaborasi. Bahkan semua pendekatan tersebut hanya dilakukannya via email selama 2 bulan sebelum masuk dapur rekaman awal Januari 2018.
Profil Singkat Masing-masing Personil
Jordan Rudess sendiri nampaknya tidak perlu dijelaskan panjang lebar. Reputasinya sebagai kibordis band progresif rock terbesar di dunia, Dream Theater tak perlu diragukan lagi.
Di tangan Jordan lah album-album Dream Theater mendapat sentuhan yang jauh lebih hidup, lebih rumit dan lebih kaya dalam penggunaan berbagai macam sound effect unik khususnya yang berasal dari kibord dan synthesizernya. Permainannya bahkan jauh lebih kaya dari 2 kibordis Dream Theater terdahulu yaitu Kevin Moore dan Derek Sherinian.
Di album ini Jordan Rudess memang tidak terlalu dominan karena tentu saja harus mengedepankan permainan solo gitar Dewa Budjana. Namun tak bisa dipungkiri, ada pengaruh yang bisa dibilang cukup signifikan dari Jordan Rudess dalam penggarapan album ini.
Di beberapa lagu nampak jelas progresi chord ala Dream Theater turut dimasukkan untuk menciptakan harmonisasi nada yang cukup unik. Ditambah dengan petikan gitar Dewa Budjana yang sederhana namun mistik dan kharismatik, menjadikan album Mahandini terdengar spesial dan sangat segar.
Sementara di album Mahandini, permainan drummer asal Jerman tersebut kembali membuat takjub. Ketukan-ketukan menggantungnya masih terdengar di beberapa lagu, namun kali ini jauh lebih harmonis dari versi liarnya di Racer X. Tak lupa, part solo drumnya di lagu berjudul Mahandini sangat luar biasa. Rumit tapi tidak berlebihan.
Dikutip dari laman Vogue.in, permainan bassnya bahkan disebut Steve Vai sebagai sebuah fenomena dan sangat luar biasa. Jadi tak salah jika kemudian Dewa Budjana mengajaknya berkolaborasi di album Mahandini untuk memperkuat komposisi musiknya.