Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Dari Jordan Rudess hingga Soimah, "Mahandini" Hadirkan Warna Baru Dewa Budjana

11 Desember 2018   07:56 Diperbarui: 11 Desember 2018   14:08 3103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jordan Rudess (jordanrudess.com)

Keikutsertaan Jordan Rudess juga lah yang pada akhirnya membuka jalan bagi Dewa Budjana untuk mengajak musisi dunia lainnya untuk berkolaborasi. Bahkan semua pendekatan tersebut hanya dilakukannya via email selama 2 bulan sebelum masuk dapur rekaman awal Januari 2018.

Profil Singkat Masing-masing Personil

Jordan Rudess (jordanrudess.com)
Jordan Rudess (jordanrudess.com)

Jordan Rudess sendiri nampaknya tidak perlu dijelaskan panjang lebar. Reputasinya sebagai kibordis band progresif rock terbesar di dunia, Dream Theater tak perlu diragukan lagi.

Di tangan Jordan lah album-album Dream Theater mendapat sentuhan yang jauh lebih hidup, lebih rumit dan lebih kaya dalam penggunaan berbagai macam sound effect unik khususnya yang berasal dari kibord dan synthesizernya. Permainannya bahkan jauh lebih kaya dari 2 kibordis Dream Theater terdahulu yaitu Kevin Moore dan Derek Sherinian.

Di album ini Jordan Rudess memang tidak terlalu dominan karena tentu saja harus mengedepankan permainan solo gitar Dewa Budjana. Namun tak bisa dipungkiri, ada pengaruh yang bisa dibilang cukup signifikan dari Jordan Rudess dalam penggarapan album ini.

Di beberapa lagu nampak jelas progresi chord ala Dream Theater turut dimasukkan untuk menciptakan harmonisasi nada yang cukup unik. Ditambah dengan petikan gitar Dewa Budjana yang sederhana namun mistik dan kharismatik, menjadikan album Mahandini terdengar spesial dan sangat segar.

Marco Minnemann (metalinjection.com)
Marco Minnemann (metalinjection.com)
Sementara Marco Minnemann sudah saya nikmati permainannya sejak dia bergabung dalam band yang merupakan proyek solo Paul Gilbert bernama Racer X. Di Racer X, Marco yang juga merupakan runner up audisi drummer Dream Theater beberapa tahun lalu itu pun tampil cukup garang dengan memainkan ketukan-ketukan menggantung yang cukup ajaib.

Sementara di album Mahandini, permainan drummer asal Jerman tersebut kembali membuat takjub. Ketukan-ketukan menggantungnya masih terdengar di beberapa lagu, namun kali ini jauh lebih harmonis dari versi liarnya di Racer X. Tak lupa, part solo drumnya di lagu berjudul Mahandini sangat luar biasa. Rumit tapi tidak berlebihan.

Mohini Dey (thehindu.com)
Mohini Dey (thehindu.com)
Mohini Dey sendiri merupakan pemain bass yang masih cukup belia jika disandingkan dengan Marco Minnemann dan Jordan Rudess. Reputasi bassist wanita berusia 22 tahun asal Mumbai, India ini semakin besar kala dirinya diajak berkolaborasi bersama gitaris legendaris Steve Vai di tahun 2017 lalu. 

Dikutip dari laman Vogue.in, permainan bassnya bahkan disebut Steve Vai sebagai sebuah fenomena dan sangat luar biasa. Jadi tak salah jika kemudian Dewa Budjana mengajaknya berkolaborasi di album Mahandini untuk memperkuat komposisi musiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun