Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Dari Jordan Rudess hingga Soimah, "Mahandini" Hadirkan Warna Baru Dewa Budjana

11 Desember 2018   07:56 Diperbarui: 11 Desember 2018   14:08 3103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2018 ini sepertinya menjadi tahun yang luar biasa dan produktif bagi Dewa Budjana. Setelah menyelesaikan mini album natal bertajuk A Merry Little Christmas yang juga merupakan lanjutan dari album natalnya di tahun 2014 yang berjudul Christmas Collection, akhir tahun ini akhirnya sesuatu yang dinanti para penggemarnya pun muncul.

Ya, Dewa Budjana akhirnya merilis album solo yang telah lama ditunggu penikmat musik tanah air. Berisi 7 lagu dengan komposisi yang segar, Mahandini dirilis di tanggal 10 Desember lalu di berbagai platform musik streaming seperti Spotify, Joox, Apple Music, dan Deezer serta format fisik yang dijual eksklusif di toko online Bukalapak.com.

Wartakota.tribunnews.com
Wartakota.tribunnews.com
Mahandini kemudian menjadi nama yang dipilih Dewa Budjana di album terbarunya. Album ini merupakan album solo ke-10 setelah album solo terakhirnya yang berjudul Zentuary, dirilis di tahun 2016 silam.

Namun sebelum merilis album ini, beberapa bulan lalu Dewa Budjana terlebih dulu melakukan roadshow di beberapa kota bertajuk Samuccaya Road to Mahandini untuk menyambut kelahiran album ini. Praktis Mahandini kemudian menjadi album yang cukup ditunggu para penggemarnya.

Dikutip dari wawancara dengan Dewa Budjana pada laman Kompas.com, Mahandini sendiri diambil dari dua kata yaitu Maha dan Nandini. Maha artinya besar sedangkan Nandini adalah kendaraan. Dalam hal ini adalah sapi kendaraan milik Dewa Syiwa.

Menggandeng Musisi Papan Atas Dunia

Taradio.co.id
Taradio.co.id

Penggarapan album ini memang tidak main-main. Menggandeng deretan musisi papan atas dunia untuk berkolaborasi dalam album terbarunya, tentu saja menunjukkan betapa nama Dewa Budjana sangat diperhitungkan di mata para musisi dunia. Karena tak mungkin mereka mau diajak bekerja sama jika dirasa nama, reputasi, bahkan skill-nya belum mereka kenal sebelumnya.

Adalah Jordan Rudess (keyboards), Marco Minnemann (drum), dan Mohini Dey (bass) yang kemudian bergabung dalam album ini untuk menciptakan komposisi terbaik mereka bagi Dewa Budjana.

Tak lupa ada nama John Frusciante (Vokal, gitar), Mike Sterm (gitar) hingga Soimah Pancawati (vokal) yang turut membantu kebutuhan vokal dan komposisi gitar tambahan di beberapa lagu di album ini. 

Diawali dengan pertemuan Dewa Budjana dan Jordan Rudess kala Dream Theater mengadakan konser di Jogja tahun 2017 lalu, pada akhirnya tercetuslah proyek album ini.

Keikutsertaan Jordan Rudess juga lah yang pada akhirnya membuka jalan bagi Dewa Budjana untuk mengajak musisi dunia lainnya untuk berkolaborasi. Bahkan semua pendekatan tersebut hanya dilakukannya via email selama 2 bulan sebelum masuk dapur rekaman awal Januari 2018.

Profil Singkat Masing-masing Personil

Jordan Rudess (jordanrudess.com)
Jordan Rudess (jordanrudess.com)

Jordan Rudess sendiri nampaknya tidak perlu dijelaskan panjang lebar. Reputasinya sebagai kibordis band progresif rock terbesar di dunia, Dream Theater tak perlu diragukan lagi.

Di tangan Jordan lah album-album Dream Theater mendapat sentuhan yang jauh lebih hidup, lebih rumit dan lebih kaya dalam penggunaan berbagai macam sound effect unik khususnya yang berasal dari kibord dan synthesizernya. Permainannya bahkan jauh lebih kaya dari 2 kibordis Dream Theater terdahulu yaitu Kevin Moore dan Derek Sherinian.

Di album ini Jordan Rudess memang tidak terlalu dominan karena tentu saja harus mengedepankan permainan solo gitar Dewa Budjana. Namun tak bisa dipungkiri, ada pengaruh yang bisa dibilang cukup signifikan dari Jordan Rudess dalam penggarapan album ini.

Di beberapa lagu nampak jelas progresi chord ala Dream Theater turut dimasukkan untuk menciptakan harmonisasi nada yang cukup unik. Ditambah dengan petikan gitar Dewa Budjana yang sederhana namun mistik dan kharismatik, menjadikan album Mahandini terdengar spesial dan sangat segar.

Marco Minnemann (metalinjection.com)
Marco Minnemann (metalinjection.com)
Sementara Marco Minnemann sudah saya nikmati permainannya sejak dia bergabung dalam band yang merupakan proyek solo Paul Gilbert bernama Racer X. Di Racer X, Marco yang juga merupakan runner up audisi drummer Dream Theater beberapa tahun lalu itu pun tampil cukup garang dengan memainkan ketukan-ketukan menggantung yang cukup ajaib.

Sementara di album Mahandini, permainan drummer asal Jerman tersebut kembali membuat takjub. Ketukan-ketukan menggantungnya masih terdengar di beberapa lagu, namun kali ini jauh lebih harmonis dari versi liarnya di Racer X. Tak lupa, part solo drumnya di lagu berjudul Mahandini sangat luar biasa. Rumit tapi tidak berlebihan.

Mohini Dey (thehindu.com)
Mohini Dey (thehindu.com)
Mohini Dey sendiri merupakan pemain bass yang masih cukup belia jika disandingkan dengan Marco Minnemann dan Jordan Rudess. Reputasi bassist wanita berusia 22 tahun asal Mumbai, India ini semakin besar kala dirinya diajak berkolaborasi bersama gitaris legendaris Steve Vai di tahun 2017 lalu. 

Dikutip dari laman Vogue.in, permainan bassnya bahkan disebut Steve Vai sebagai sebuah fenomena dan sangat luar biasa. Jadi tak salah jika kemudian Dewa Budjana mengajaknya berkolaborasi di album Mahandini untuk memperkuat komposisi musiknya.

Sementara gitaris jazz Mike Stern dan gitaris John Frusciante dari band legendaris Red Hot Chilli Peppers, turut menyumbang petikan gitar dan vokalnya pada nomor lagu Crowded, Ilw dan Zone. Khusus untuk lagu Crowded dan Zone, dua lagu tersebut merupakan lagu ciptaan John Frusciante yang diberikan ke Dewa Budjana untuk diaransemen di album ini. Maklum saja, John Frusciante merupakan "fans" Budjana sejak dia mendengarkan album Budjana yang dirilis tahun 2013, Dawai in Paradise.

Soimah (wowkeren.com)
Soimah (wowkeren.com)
Sedangkan komedian, presenter dan juga pesinden Soimah Pancawati punya peran yang cukup besar di lagu berjudul Hyang Giri. Lirik lagu berbahasa Jawa yang menceritakan kebesaran penguasa di gunung dan di dunia ini ditulis sepenuhnya oleh Soimah. Hasilnya, lagu dengan progresi nada khas karawitan Jawa ini pun terdengar mistik dan artistik.

Album Dewa Budjana yang Segar dan Berbeda

Entertainment.kompas.com
Entertainment.kompas.com

Digarap oleh musisi dari berbagai genre dan kebudayaan berbeda, jelas membuat Mahandini kaya akan berbagai genre musik di dalamnya. Unsur jazz, rock, metal, progresif rock hingga modernisasi karawitan Jawa, bercampur harmonis dalam satu album spesial garapan Dewa Budjana ini.

Selain itu, bergabungnya para musisi rock di album ini juga turut membuat warna album cenderung lebih keras dan berdistorsi. Jelas berbeda dengan komposisi yang dibawa Budjana pada album-album sebelumnya yang cenderung dominan ke genre jazz dan etnik. Meskipun tak bisa dipungkiri, notasi jazz khas Dewa Budjana masih tetap dipertahankan di beberapa nomor lagu di album ini.

Pada lagu Queen Kanya misalnya, progresi chord ala Dream Theater sangat kental disini. Pun sound gitar yang dibawa Budjana sangat ngerock dan berbeda dari biasanya. Tak lupa, part solo ala Jordan Rudess menjadikan lagu ini nampak kental nuansa progresif rocknya. Maka tak salah jika lagu ini dipilih menjadi lagu pembuka karena benar-benar menunjukkan identitas Budjana yang sangat berbeda.

Sedangkan di lagu Mahandini, komposisi progresif rock masih dominan namun dengan masing-masing personil diberikan sebuah "panggung kecil" untuk lebih menunjukkan skill masing-masing. Maka tak heran jika cabikan bass Mohini Dey dan solo drum Marco Minnemann sangat memikat di sini.

Modernisasi karawitan Jawa pun dengan cerdasnya digarap Budjana pada lagu Hyang Giri. Mistiknya karawitan Jawa yang digabung dengan progresi chord modern menjadikan lagu ini terdengar unik dan segar. Ditambah dengan Soimah sebagai pesinden di lagu ini, Hyang Giri menjadi lagu yang cukup berbeda dengan 6 lagu lainnya di album ini.

Sebuah Kendaraan Besar bagi Dewa Budjana

Breakingnews.co.id
Breakingnews.co.id

Seperti nama Mahandini yang memiliki arti kendaraan besar milik Dewa, album ini pun sejatinya memang sebuah kendaraan besar milik Dewa Budjana. Kendaraan di mana di dalamnya terdapat deretan nama dewa musik dunia yang talentanya dielu-elukan oleh para penikmat musik di seluruh dunia. Juga kendaraan yang membawa komposisi musik Dewa Budjana yang jauh lebih kaya dan berkelas ke level selanjutnya di panggung musik dunia.

Mahandini jelas merupakan sebuah album pembuktian Dewa Budjana di kancah industri musik dunia. 10 album solo dan lebih dari 20 album bersama band Gigi jelas merupakan jumlah yang tidak sedikit. Angka tersebut menunjukkan konsistensi dan produktivitas yang luar biasa dari seorang Dewa Budjana di industri musik tanah air. 

Untuk itulah Mahandini memang harus hadir dengan komposisi musik yang jauh lebih kaya serta menghadirkan warna baru dari seorang Dewa Budjana, untuk membawanya melangkah lebih jauh ke panggung musik dunia.

Memang sudah saatnya dan sepatutnya bli Budjana melangkah lebih jauh ke kancah musik dunia dengan kendaraan besar dewatanya.

Selamat, Bli Budjana! Salam Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun