Mohon tunggu...
Yolanda S Rumahorbo
Yolanda S Rumahorbo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Happy Life

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Persebaran, Adaptasi, dan Kelangsungan Hidup Tanaman Endemik Edelweis di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur

10 November 2024   21:20 Diperbarui: 10 November 2024   21:30 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai daya tarik wisata yang populer, Edelweis memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jika Edelweis mengalami kepunahan, daya tarik wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru bisa menurun, yang berdampak pada penghasilan masyarakat lokal yang menggantungkan hidup pada pariwisata. Ramadhan (2023) mengungkapkan bahwa beberapa penduduk setempat bergantung pada kunjungan wisatawan untuk mendapatkan pemasukan, dan hilangnya Edelweis dapat mengurangi minat wisatawan untuk mengunjungi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Kesimpulan

Edelweis Jawa (Anaphalis javanica), keberadaannya memiliki nilai penting bagi ekosistem pegunungan sebagai habitat bagi sejumlah serangga dan membantu menjaga stabilitas tanah. Tanaman ini dapat ditemui di salah satu pegunungan di Indonesia, yaitu pegunungan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Kondisi iklim pegunungan yang ekstrem di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, seperti fluktuasi suhu, radiasi UV yang tinggi, dan curah hujan yang tidak menentu, memengaruhi pertumbuhan Edelweis. Tanaman ini memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap suhu rendah, curah hujan terbatas, dan tingkat kelembapan rendah, yang membantu tanaman ini bertahan di lingkungan yang sulit. Berbagai adaptasi morfologi, seperti daun berbulu untuk mengurangi penguapan dan akar yang dalam untuk menyerap air, memungkinkan Edelweis hidup di tanah yang minim hara. Namun, perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan suhu dan pola curah hujan yang tidak stabil mengancam keberlanjutan Edelweis, terutama ketika perubahan ini melebihi kemampuan adaptasinya.

Selain perubahan iklim, ancaman terhadap Edelweis juga datang dari aktivitas wisata yang merusak, seperti pengambilan Edelweis sebagai suvenir dan kerusakan habitat akibat erosi. Aktivitas wisata yang tidak terkontrol mengakibatkan penurunan populasi Edelweis di jalur pendakian yang ramai. Selain itu, hilangnya Edelweis akan berdampak pada daya tarik pariwisata dan ekonomi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, diperlukan upaya konservasi yang berkelanjutan, seperti pengawasan habitat, edukasi wisatawan, dan penelitian adaptasi Edelweis terhadap perubahan iklim untuk melindungi kelestarian tanaman ini di habitat alaminya di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun