"Ya, benar. Seenggaknya, dari tragedi itu, saya jadi merasa kalau orangtua manapun gak boleh gagap teknologi---termasuk saya. Kami harus lebih awas terhadap anak-anak."
Aku manggut-manggut. Setengah obrolan kami didominasi oleh pengalaman pribadi Bang Supraman. Aku sendiri jadi dirundung sesal yang teramat dalam karena asal bicara. Aku sangat benci dengan momen seperti ini, dimana akulah yang membuat suasana menjadi runyam. Tapi, yang tak kusangka dari Bang Supraman adalah tidak ada raut kesal diwajahnya atas perkataanku tadi.
Ya. Siswi SMA yang beberapa menit lalu kusebutkan sepotong kisah pilunya itu bernama Misha. Gadis ini memang dikenal anti sosial, sehingga tak ada yang sadar keberadaannya sesaat sebelum tragedi nahas itu terjadi. Awalnya, aku biasa saja dengan fakta ini. Tapi ketika lelaki paruh baya disampingku menyebutkan bahwa dirinya adalah Ayahnya Misha, rasa-rasanya aku ingin pingsan.
Maka aku pun berkali-kali meminta maaf, tapi Tukang Bakso itu juga berkali-kali menjawab, "Gak apa-apa, Mas Langit. Peristiwa itu emang edan banget sampai pernah menjadi buah bibir di berbagai kota. Wajar saja kalau kamu tau."
Setelah beberapa lama berdiam diri, segerombolan anak-anak yang sedang mengiringi Ondel-Ondel.
"Nah tuh, ada Ondel-Ondel." Kata Bang Supraman yang tampak nya ingin mengalihkan pembicaraan.
Aku yang tak ingin melewatkan kesempatan ini pun langsung bersiap. Sebelum pergi ku ajak Bang Supraman agar ikut bersamaku, tidak disangka dia pun mau.
"Mumpung lagi sepi pembeli." Ucap Bang Supraman. Mereka pun berlari menuju kearah kerumunan tersebut. Â Dan waktu pun berlalu.
"Ya sudah, Guys," kata Bang Supraman seraya satu kali menepuk tangannya---aku lagi-lagi dibuat kaget dengan tingkahnya yang selalu tiba-tiba, "Mungkin segitu dulu video kali ini. Durasinya juga udah 30 menit lebih. Edaaaaan! Lelah juga ya lari-lari. jangan lupa untuk like, comment, subscribe dan nyalakan notifikasi biar kalian gak ketinggalan video baru di Channel Mas Serdadu Langit. Oke, sampai jumpa di video selanjutnyaaaa! Have a nice day!"
Aku hanya menggeleng-geleng seraya menahan senyum. Setelah berterima kasih telah menyelamatkan rencana video absurd-ku, aku membayar semangkuk bakso dan teh manis dingin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H