"Di kota yang panasnya minta ampun ini, kami akan mengangkat topik tentang pengaruh negatif teknologi dan sosial media dewasa ini. Penasaran, 'kan? Yaudah, gak usah lama-lama. Lets get started!"
Seketika, rahangku jatuh. Ya ampun, mimpi apa aku semalam?
"Saya dulu pernah berpikir kalau perkembangan teknologi jaman sekarang nih sebagian besar malah bawa mudarat. Ternyata benar saja kan."
"Ya gak semuanya sih, Bang."
"Nah kan makanya saya bilang," jawabnya, "sebagian besar. Gak semuanya."
"Tergantung si pemakai." Aku menambahkan.
Bang Suparman mengangguk setuju. Jarinya menunjuk ke arah wajahku. "Karena mau sebagus apa pun aplikasinya, kalau mereka gak bisa menggunakannya dengan baik dan tepat, apa jatuhnya kalo bukan jadi mudarat?"
"Yah kayak siswa SMP yang Abang  bilang itu."
"Betul. Yang saya dengar dari teman saya ya, bocah itu mau nyebrang sendirian---ke arah stasiun. Eh tuh bocah kagak liat-liat, asal nyelonong. Udah tau jalanan rame kalo siang. Mana katanya tuh dia joget-joget sambil tangannya gini-gini," ujarnya lalu menggerakkan kedua tangannya.
Aku menahan senyum, lalu ikut menggerak-gerakan dua jariku. "Oh itu mah pasti ntahh aaapaa yang merasukimuu hingg---"
"Edan! Kaga usah dinyanyiin juga. Gelinya ampe ke bulu kaki!"