Mohon tunggu...
Yohanes Jeng
Yohanes Jeng Mohon Tunggu... Novelis - Filsafat

Mengubah dunia dengan mengubah diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Arti dari Menjadi Suami dan Istri dalam Perkawinan Gereja Katolik

4 Desember 2019   16:54 Diperbarui: 21 Juni 2021   11:57 1378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perasaan jatuh cinta tidak memandang usia dan itu adalah hal yang wajar, dan menjadi tidak wajar jika perasaan itu diikuti dan mengabaikan janji perkawinan yang telah diucapkan. Anak jangan dijadikan korban dari keegoisan orang tua, masa depan anak dimulai dari cinta dan perhatian orang tua. 

Jika cinta itu dipenuhi dan diperoleh, maka kebahagiaan keluarga yang didambakan akan terwujud. Tidak ada orang yang lahir sempurna, pasangangan bukanlah malaikat, dan setiap pribadi membutuhkan usaha dan pengorbanan lebih, maka jadikanlah keluarga sebagai ruang pengampunan bukan ruang pertempuran/perang. 

Pasangan adalah rahmat Allah yang diberikan dan perlu di jaga, ia bukan dimiliki karena usaha pribadi dalam menemukannya. Jadi, pasangan adalah bagian dari diriku, bukan ia terpisah di luar diriku. Dengan demikian, hal itu sejalan dengan sabda Yesus "...sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia (Mrk 10:8-9)".

"Perkawinan adalah sebuah ikatan suci, dimana setiap pribadi terikat dan disucikan didalamnya"

Oleh: Yohanis Lando

Mahasiswa Program Studi Teologi

Semester V

Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun