Mohon tunggu...
YOGYANTORO
YOGYANTORO Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Penulis

Lahir di Trenggalek, 02 Mei 1985. Alumnus Universitas Negeri Malang, Malang, STKIP PGRI Tulungagung, Tulungagung dan Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Moderasi Beragama dari Tanah Rencong dalam Ruang-ruang Pendidikan sebagai Avant-Garde Pengikis Chauvinisme

19 Oktober 2021   22:13 Diperbarui: 19 Oktober 2021   22:32 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto 1. Saya sebagai guru mengembangkan konsistensi menulis yang mendorong moderasi beragama, persatuan dan kesatuan dalam kemajemukan bangsa. (Dokumen pribadi)

Kemandirian yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia adalah kemampuan untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada luar negeri atau bangsa lain. 

Kemandirian dalam perekonomian salah satunya dapat dilalukan dengan menggenjot kuantitas dan kualitas kewirausahaan suatu negara khususnya di tingkat lokal agar dapat berkembang dan memiliki daya saing. Kewirausahaan yang dibangun melalui prinsip integritas, kecerdasan dan profesionalisme dapat dipastikan bisa menjadi penopang sendi-sendi perekonomian, meningkatkan standar hidup dan kesejahteraan masyarakat, serta mengurangi tingkat pengangguran dan kriminalitas.  

Hal tersebuat hanya dapat diwujudkan apabila sejak dini, peserta didik sebagai aset paling berharga dari masa depan bangsa memiliki pemahaman yang baik tentang moderasi beragama serta mengimplementasikannya di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara. Ketahanan nasional pun akan mudah terwujud berkat kombinasi yang indah dari semangat kerjasama, kemandirian, serta sifat dinamis dan integratif dalam bingkai NKRI. 

Ruang-ruang pendidikan sebagai tempat menyemai moderasi beragama dan nilai-nilai kebangsaan, dapat berkaca pada pembangunan peradaban di Serambi Mekah dalam mewujudkan bangsa yang bermartabat, merdeka dan berdaulat, serta tegak dalam agama dan tidak terkungkung dalam posisi tersubordinasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun