Mohon tunggu...
Yogi Zahary Ramadhan
Yogi Zahary Ramadhan Mohon Tunggu... Aktris - @yogiiii10

@yogiiii10

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tidak Ada yang Tidak Mungkin

23 Februari 2021   00:20 Diperbarui: 23 Februari 2021   00:41 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Karin adalah seorang gadis yang masih duduk di bangku 11 SMA, ia memiliki sifat yang baik hati, ramah dan penyabar, selain itu ia memiliki kelebihan yang jarang dimiliki oleh orang lain yaitu ingatan yang sangat kuat dan pandai dalam olahraga bela diri. Karena kelebihan yang ia miliki ia akhirnya menjadi siswa yang berprestasi. Namun setelah ibunya meninggal sifat Karin berubah 180 derajat, ia menjadi keras kepala dan juga berperilaku seperti preman. Karena sifatnya yang telah melampaui batas akhirnya ayahnya lepas tangan dan ia akhirnya di asuh oleh Neneknya hingga tumbuh dewasa, ia masih berperilaku seperti preman untuk menutupi kesedihannya. Namun, perlahan-lahan sifatnya berubah ia kembali menjadi Karin yang lebih baik. Hingga akhirnya, Karin berhasil menjadi dokter spesialis bedah saraf.

Di pagi hari yang cerah Karin terbangun dari tidurnya dan ia bersiap-siap untuk berangkat sekolah, sebelum berangkat sekolah Karin sarapan dengan ibunya dan ia bertanya "Mah kenapa kok tangan mamah lebam dan luka-luka?" tanya Karin. "Ohh ini tadi waktu mamah membersihkan lemari, tidak sengaja mamah menjatuhkan vas bunga dan akhirnya kena tangan mamah." Jawab mamah. "oh begitu mah, tapi lain kali hati-hati ya mah." Ucap Karin. "Iya Karin sayang, eh udah jam 7 nih kamu siap-siap buat berangkat sekolah ya." Ucap mamah. Karin pun bersiap-siap untuk pergi sekolah.

setibanya di sekolah ia belajar dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Ia bertanya-tanya mengapa langit yang tadi sangat cerah kini menjadi sangat gelap dan mendung, ia merasa gelisah dan tidak enak hati. "Perasaan langit tadi sangat cerah tapi sekarang sangat gelap, Semoga Tidak terjadi hal-hal buruk." Ucap Karin. Bel pulang pun berbunyi menandakan pembelajaran telah berakhir. Karin pun akhirnya pulang menuju rumahnya, namun setelah tibanya ia di depan gerbang rumahnya ia mendengar ibunya dan ayahnya sedang bertengkar, tak lama kemudian ayahnya mendorong ibunya hingga akhirnya ibunya terjatuh dan terbentur oleh meja yang menyebabkan ibunya tak sadarkan diri. Karin pun menangis dan menghampiri ibunya, dengan cepat ibu Karin dibawa ke rumah sakit oleh Ayah dan Karin. Di sepanjang jalan Karin terus menangis dan ia kesal kepada ayahnya, beberapa menit kemudian dokter keluar dan menyampaikan kabar buruk bahwa ibu Karin tidak dapat ditolong karena pendarahan yang dialami oleh ibunya, Karin yang mendengar kabar tersebut ia langsung merasa hancur dan tidak menerima keadaan ini.

Keesokan harinya Karin yang masih sangat hancur dan sedih mau tak mau harus menerima keadaan ini, ia mengantar ibunya ke tempat peristirahatan terakhir. Karena kejadian ini ia sangat kesal kepada ayahnya dan membuat hubungan Karin dan Ayahnya tidak sedekat seperti dulu lagi. Selain itu kejadian ini membuatnya stress dan frustasi karena ia mengetahui bahwa ayahnya telah memiliki pengganti ibunya,  dan mereka akan segera menikah. Karin yang mengetahui hal itu membuatnya semakin kesal dan terpukul.

Beberapa bulan kemudian, setelah ayahnya menikah kembali, Karin kini menjadi anak yang kurang perhatian dan kurang kasih sayang, Ia berubah 180 derajat, Karin yang dulu terkenal baik hati kini ia berperilaku seperti preman, sering bertengkar, membantah, dan berperilaku seenaknya dan sesuka dia. Diapun beberapa kali telah berganti sekolah karena sering dikeluarkan dari sekolahnya karena sikapnya yang buruk dan sering membantah.

Suatu hari Karin kembali dipanggil ke ruang guru, Di dalam ruang guru, Karin duduk sambil mendengarkan lagunya menggunakan earphone. Bu Rosa wali kelas Karin masuk dan menyuruh Karin untuk mematikan musiknya sekarang, Karin hanya melirik sinis tak mendengarkannya, karena kekesalannya yang tak tertahankan Bu Rosa memukul Karin Menggunakan kumpulan map hingga Karin terjatuh dari kursinya. "Apa kau tuli? Bukankah saya menyuruhmu untuk melepas earphone mu?" teriak Bu Rosa kepada Karin. Karin yang terjatuh bangun menatap sinis pada Bu Rosa. "Mengapa kau melihat saya sinis, saya sangat sudah habis kesabaran menghadapi sikap mu, Sebenarnya saya tak ingin mengeluarkanmu dari sekolah, karena saya kasihan melihat ayahmu yang bekerja banting tulang demi kau dan beberapa kali ia berlutut kepada saya dan memohon agar kau tetap sekolah disini, tapi saya sudah menyerah. Kau keluar saja sana!!" Ucap Bu Rosa yang kesal, Akhirnya Karin keluar dengan kaki menendang kursi melampiaskan amarahnya. "Berhenti. Apa kau tak hormat padaku sebelum keluar?" Ucap Bu Rosa . "Aku bukan muridmu lagi."Jawab Karin dengan tatapan sinisnya.

Karinpun keluar dari ruang guru, dan ia melihat ayahnya yang sudah menunggunya, Karin jalan melewati ayahnya seakan-akan tidak melihat ayahnya, Ayah Karin memanggil Karin dan menyuruhnya naik mobil, namun Karin menolaknya. Dan ayahnyapun berkata "Kapan kau bisa berubah ? Kau pikir sampai kapan aku bisa terus menghidupimu?" Ucap Ayahnya kepada Karin. Akhirnya Karin masuk ke dalam mobil dengan rasa terpaksa, di dalam mobil ayahnya menasehati Karin namun Karin keras kepala dan menganggapnya angin lalu."Jika kau seperti ini tidak mau berubah, kau mau jadi apa kedepannya?"Ucap Ayah Karin. Karin memasang earphonenya dan mendengarkan lagu dengan menaikan volume sekeras-kerasnya, ia mengabaikan pembicaraan ayahnya. Karena sangat kesal ayahnya menarik earphone dari telinga Karin dan membuang earphonenya ke jalan. Karin yang sangat kesal memelototi ayahnya. "Kau lihat apa? kenapa kau melihat ayahmu seperti itu?"Ucap ayah sambil memukul Karin. Karin yang habis kesabaran ia menangis dan melawan ayahnya, "Kenapa kau tidak bunuh saja aku ? seperti kau membunuh ibu!" Ucap Karin dengan nada yang tinggi. Ayah Karin terdiam dan tak mampu berkata-kata, akhirnya ayah Karin melanjutkan perjalanannya.

Langit sudah sangat gelap, ayah Karin memberhentikan mobilnya di depan sebuah restoran, Karin yang masih tertidur tak sadar bahwa ia ternyata diantarkan ke rumah neneknya. Ayah Karin keluar dengan mengeluarkan barang-barang Karin, Karena mendengar suara yang bising Karin terbangun dan ia menyadari kalua ia ada di depan rumah neneknya. "Mengapa ayah mengantarku kesini dan mengeluarkan barang-barangku?" Tanya Karin. "Ini adalah akhir dari hubungan kita!" Jawab ayah dengan tegas. "Bukankah hubungan kita berakhir setelah wanita itu datang dan menginjakan kakinya di rumah?"Ucap Karin. "Kenapa kau panggil ibu tirimu seperti itu, karena sikapmu inilah membuatku habis kesabaran dan tak sanggup untuk merawatmu lagi. Kau tak usah temuiku lagi." Ucap ayah. Akhirnya Ayah Karin meninggalkan Karin dengan melempar amplop berisi uang kepada Karin. Karin yang sangat kesal tak sanggup menahan air matanya dan ia tak berhenti menangis. Mendengar suara tangisan, Nenek Karin keluar dan menghampiri Karin sembari memeluk Karin.

Nenek mengajak Karin untuk masuk ke dalam rumah dan menyiapkan makanan untuk Karin. "Sudahlah jangan menangis lagi, aku akan merawatmu dengan setulus hati tidak seperti ayahmu." Ucap nenek. Karinpun menghapus air matanya dan mulai menyantap makanan dengan lahap yang telah disediakan oleh nenek. Ketika Karin sedang makan nenek membahas Karin yang akan mulai sekolah besok di sekolah barunya, Karin meminta nenek untuk tidak membahasnya. Nenek tetap berusaha agar Karin mau sekolah dan ia berkata "Jika kau seperti ini terus orang akan menganggapmu sebagai preman dan kamu akan direndahkan."Ucap nenek. "Aku hanya perlu kuat agar aku tak direndahkan." Jawab Karin. Akhirnya pembicaraan itu diakhiri dan Karin telah selesai memakan makanan yang disajikan nenek, setelah makan Karin dan nenek bersiap untuk tidur karena hari makin malam.

Keesokan harinya Di suatu sekolah SMA ternama, siswa-siswi berjalan menuju sekolah dan kelasnya masing-masing, terlihat seorang guru mengayuh sepedahnya  dengan membawa patung struktur tubuh manusia di jok  belakang sepedahnya. "Selamat pagi anak-anak" sapa Pak Niko kepada anak-anak yang sedang berjalan, anak-anak menjawab "pagi pak." Jawab anak-anak. "Defi cepat ikuti saya" Ucap Pak Niko. "Baik pak." Jawab Defi . "Bapak minta tolong bawakan patung ini ke ruang laboratorium." "Baik pak, kalua begitu saya duluan ya pak." "Silahkan, terima kasih ya." "Iya pak sama-sama." Defi menuju ruang laboratorium dan melewati kelasnya, melihat Defi melewati kelas Alya sahabat Defi bergegas menghampiri Defi. "Defi mau kemana?" tanya Alya. "Aku mau ke ruang laboratorium buat menyimpan ini, bolehkah aku nitip tas?" Jawab Alya. "Boleh, sini kubantu."

Bel masuk berbunyi pembelajaran akan segera dimulai, Pak Niko masuk ke kelas 11 MIPA 2 selaku guru biologi dan wali kelas kelas 12 MIPA 2, "Halo selamat pagi anak-anak" Ucap Pak Niko. "Pagi pakkk." Jawab anak-anak. "Bapak mau mengingatkan bahwa kalian akan menghadapi ujian akhir semester 1 bulan lagi, oleh karena itu kalian lebih giat belajar untuk hasil yang memuaskan."Ucap Pak Niko. "Yahhh... baru aja kemarin ujian sekarang udah ujian lagi pak." Jawab Alya. Anak-anak kompak menjawab "betul tuh pak." "Nilai kalian akan tergantung dengan usaha kalian sendiri, kalian sudah kelas 11 sudah saatnya memikirkan masa depan."Ucap Pak Niko, semua murid menjawab "baik pak.", Pak Niko tersenyum dan menuju ke bangku paling belakang, "Apakah kamu menggunakan make up?"tanya Pak Niko kepada Zeira. "tidak kok pak" Jawab Zeira. "Cepat hapus , kalau tidak kamu akan saya hukum."Ucap Pak Niko. "Baik Pak."Jawab Zeira. Bel pulang pun berbunyi menandakan pembelajaran telah selesai.

Keesokan harinya Nenek membangunkan Karin untuk pergi ke sekolah barunya, "Apa kau tak mau ke sekolah hari ini?" Tanya nenek. "Ini kan hari pertamaku, jadi aku bisa terlambat." Jawab Karin. "Sudah cepat jangan banyak alasan, nanti kamu terlambat." Ucap nenek. Setelah Karin bersiap-siap dan hendak pergi ke sekolah, nenek Karin keluar dengan menggunakan pakaian yang rapih. "Nek mau kemana kok rapih sekali?"Tanya Karin. "Aku bisa pergi sendiri nek."Ucap Karin. Nenek khawatir cucunya itu tidak benar-benar pergi ke sekolah karena ia tidak menggunakan seragam, namun akhirnya nenek mengizinkan Karin untuk pergi ke sekolah sendirian. "Apa nenek tak mau memberiku uang?aku harus membeli seragam baru" kata Karin kepada nenek. "Belilah setelah kau selesai mendaftar, jangan membeli sesuatu yang lain."Ucap nenek. "Iya nek."Ucap Karin.

Karin akhirnya memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah ia pergi ke sebuah toko aksesoris, Karin melihat sekumpulan aksesoris yang ada didepannya, dan ia berniat untuk mencuri gelang, di belakang terlihat seorang pria yang memperhatikan Karin, dia adalah Dokter Kevin yang kebetulan sedang melihat-lihat untuk membelikan sebuah kado untuk temannya, Karin pun mengambil gelang tersebut dan menyembunyikannya di celananya, ketika Karin mau keluar seorang pria memanggilnya, "Hey berhenti!"Ucap penjaga toko. Karin pun berhenti dan pria itu menghampiri Karin untuk memeriksanya, penjaga toko itu menarik baju Karin, Karin pun teriak karena penjaga toko itu menyentuhnya dan akhirnya penjaga toko itu memanggil pegawai wanitanya untuk memeriksa Karin. Dokter Kevin melihat dari kejauhan dan menghampirinya dan mencoba membela Karin, "Mungkin agak tidak sopan jika saya ikut bicara, tapi dia sudah bilang tak mencuri apa-apa." Ucap dr Kevin, sebenarnya dr Kevin menyadari bahwa Karin mencuri namun ia membelanya karena dia tau bahwa Karin masih seorang pelajar. "Tapi tuan, kau hanya tak tahu sifat anak muda jaman sekarang. " Ucap penjaga toko. Akhirnya Karin dibebaskan untuk pergi, dan dr Kevin membayar barang yang di curi oleh Karin. Di sebuah taman, Karin berjalan tiba-tiba mendengar seseorang bertanya "Apakah kau senang?" Ucap dr kevin. Karin berbalik dan bertanya balik "Apakah kau berbicara kepadaku?" "Apakah kau senang mencuri dan berbohong, kau membuat orang yang percaya padamu itu malu. Tadi aku membelamu karena kau ini adalah seorang pelajar" Ucap dr Kevin.  "Sudahlah lagian aku juga tidak membutuhkan bantuanmu, apakah kau mempunyai bukti bahwa aku mencuri."Ucap Karin. Dr kevin mencoba menarik tas Karin tapi tak bisa akhirnya Karin mengambil jurus dengan menendang bahu dr Kevin sampai membuatnya terjatuh, dr Kevin terlihat kaget karena wanita itu sangat kuat. Karin bergegas untuk melarikan diri. Setelah berhasil melarikan ia lanjut berbelanja baju, ia tertuju pada sebuah baju tembus pandang dengan tertutup di bagian dada, tanpa berpikir lama ia membeli baju tersebut dan langsung memakainya, Ketika hendak ia berganti pakainnya di sebuah toilet ia membantu seorang wanita yang sedang di bully oleh tiga orang wanita, ternyata dia adalah Alya yang sedang di rampas dompetnya oleh geng zeira, Pertengkaran pun terjadi Karin yang memiliki bakat bela diri dengan mudahnya menghadapi Zeira dan teman-temannya, akhirnya mereka bertiga kabur dan Karin memberi dompetnya kepada Alya. Alya sangat berterima kasih dan terus mengikuti Karin "Tunggu-tunggu siapa namamu?" Tanya Alya. Karin hanya terdiam dan terus berjalan. "Baiklah jika kamu tidak memberi tahu namamu izinkan aku memberimu sedikit uang." Ucap Alya. Karin berhenti dan mengambil uang yang diberi Alya. "Kamu mau ya jadi temanku." Ucap Alya sembari memaksa Karin. "Sudahlah ambil kembali uangmu."Jawab Karin dengan meninggalkan Alya. Alya berharap dapat bertemu kembali dengan Karin dan bersahabat dengan Karin.

Malam hari pun tiba nenek sedang mempersiapkan beberapa lauk diatas meja dan menunggu Karin pulang, "Inikan sudah malam, kok Karin belum pulang juga"Ucap nenek. Nenek mondar-mandir di depan restorannya, dr Kevin pulang menyapa nenek dan menanyakan sedang apa nenek di luar, Nenek menceritakan sedang menunggu cucunya. Tak lama kemudian Karin datang dan neneknya kaget melihat Karin berpenampilan terbuka."Kenapa pakaianmu seperti ini?" Tanya nenek. Karin mengalihkan pembicaraan dan menanyakan mengapa nenek di luar akan berjalan masuk, lalu sadar dengan sosok orang yang ia kenal sebelumnya yaitu dr Kevin. "kau terlambat pulang jadi aku menunggumu, sapalah dia dr Kevin yang mengontrak di rumah kita."Ucap nenek. Karin menyapa tanpa mau menatapnya. "Bukankah kau yang tadi di toko aksesoris? Tanya dr Kevin. "Bukankah kau tadi sekolah?" Tanya nenek kepada Kari. "Tidak mungkin nek, tadi dia mencuri sebuah gelang di toko aksesoris." Ucap dr Kevin. "Tidak, mungkin kau salah orang." Ucap Karin dengan berbohong. "Mengapa kau sangat tidak sopan menuduh cucuku mencuri!" Ucap neneknya, "Semua orang tua pasti menganggap anaknya baik, nenek harus menerima kenyataan jika nenek begitu maka dia akan semakin berulah." Ucap dr kevin. "Kau adalah seorang dokter. Bagaimana kau bisa kurang ajar seperti ini kepada orang tua?"Ucap nenek yang sebenarnya percaya kepada dr Kevin namun ia tidak ingin cucunya sedih. Dr Kevin terdiam, akhirnya nenek dan Karin masuk dan meminta cucunya agar tak perlu memperdulikannya, nenek mempersiapkan makanan untuk Karin. Setelah makan nenek dan Karin tidur bersama, setelah Karin tertidur neneknya terbangun dan mengusap rambutnya sembari berkata "Aku tak mau cucuku bernasib sama sepertiku yang tak berpendidikan dan aku tidak mau cucuku direndahkan oleh orang lain." Karin yang belum tertidur pulas ia membalikan badannya membelakangi nenek dan berpura-pura tidur sembari menangis.

Pagi pun tiba cuaca di luar sangat cerah, Karin yang masih tertidur lelap dibangunkan oleh neneknya dengan disiram oleh segelas air. "Kenapa sih nek, mengganggu tidurku saja." Ucap Karin. "Jika kau tidak mau sekolah, kau harus membantuku, cepat siap-siap kita akan pergi ke pasar." Ucap nenek. Nenek dan Karin bersiap-siap untuk pergi ke pasar karena kebutuhan bahan-bahan untuk restoran nenek sudah habis. Ketika di pasar nenek memborong kebutuhan bahan-bahan dan Karin kewalahan membawa barang belanjaan nenek. Ketika di perjalanan pulang dr Kevin menawarkan bantuannya. "Nek sini biar kubantu membawa barang-barangnya."Ucap dr Kevin. "Tidak usah, Karena cucuku akan membantuku."Ucap nenek yang sebenarnya ingin membuat Karin untuk pergi ke sekolah. "Aduh nek berat, banyak sekali barang-barangnya."Ucap Karin. "Sudah kubilang lebih baik pergi ke sekolah dan belajar dari pada membantuku berdagang." Ucap nenek. "Kalau begitu saya berangkat dulu ke rumah sakit ya nek." Ucap dr Kevin. "Iya, hati-hati dijalan ya." Ucap nenek. Setibanya di rumah Karin yang sedang kecapean tiba-tiba berubah pikiran ia yang tidak mau pergi ke sekolah jadi ingin pergi ke sekolah. "Baiklah nek aku akan menuruti perkataanmu, aku akan pergi ke sekolah dan belajar."Ucap Karin. Nenek pun tersenyum dan senang karena cucunya memutuskan akan kembali sekolah.

Keesokan harinya, Karin yang telah memutuskan untuk pergi ke sekolah ia sedang bersiap-siap. Setibanya di sekolah Karin menuju ruang guru dan masuk ke ruang guru dengan kepala sekolah, Kepala sekolah menghampiri Pak Niko dan mengenalkan Karin karena Karin akan masuk ke kelas 11 MIPA 2 yang di wali kelaskan oleh Pak Niko. Pak Niko mengajak Karin untuk masuk ke kelas 11 MIPA 2 dan memperkenalkan Karin kepada teman-teman yang lain. "Selamat pagi anak-anak, hari ini bapak akan memperkenalkan murid baru kepada kalian, silahkan masuk." Karin masuk dan mulai memperkenalkan diri. "Perkenalkan nama saya Karin."Ucap Karin. Pak Niko berkomentar sangat singkat lalu menyuruh untuk duduk di bangku kosong pada bagian belakang. Ketika Karin berjalan menuju bangkunya, ia melihat Zeira yang membully Alya ketika di toilet saat itu, Zeira dan kedua temannya yang mengetahui itu melihat Karin dengan tatapan yang sinis, kebetulan Karin duduk di belakang bangku Alya, yaitu perempuan yang waktu itu ia bantu. "Haiii... ternyata namamu Karin, aku sangat senang akhirnya kita bertemu kembali." Ucap Alya. "Hufttt...." Ucap Karin dengan menghela nafasnya. Zeira yang masih memiliki dendam kepada Karin ia menghampiri Karin dan menarik rambut Karin, lalu terjadilah pertengkaran hebat diantara mereka berdua. Pak Niko yang sudah kesal karena mereka berdua susah dipisahkan akhirnya memukul meja dan membawa mereka ke ruang lab untuk menyelesaikan masalahnya. "Karena kelakuan kalian bapak akan menghukum menulis permintaan maaf 10.000 kata." Ucap Pak Niko. "Aku lebih suka dipukul. Aku lebih suka cepat mengakhirinya dari pada duduk disini." Ucap Karin. Pak Niko sempat terdiam sejenak. "Dia pasti mencoba kesabaranku. Apakah aku akan terpancing atau tidak." Ucap Pak Niko, "Baiklah, aku akan menuruti permintaanmu, Zeira tunggulah di luar." Ucap Pak Niko. Zeira pun keluar mengikuti perkataan Pak Niko. Pak Niko pun mengambil kayu dan hendak memukul Karin, ia berkata sangat membenci kekerasan oleh karena itu ia akan menunjukan betapa hebatnya ia dalam hal yang dibencinya itu, tangan Pak Niko mengancang-ancang untuk memukul, ketika mulai memukul tangannya terhenti tepat dibelakang punggung Karin. Pak Niko membuang tongkat kayunya lalu menyuruh Karin untuk berbalik. "Saya sangat membenci kekerasan, aku tak akan melakukan hal yang kubenci bahkan pada orang yang tak ku suka." Pak Niko akhirnya bercerita bahwa ia membenci kekerasan karena ia dulu saat sekolah sering di bully oleh temannya, dan temannya sering sekali memukulnya, ia tak bisa berbuat apa-apa karena ia tidak memiliki keluarga, ayah dan ibunya meninggal karena kecelakaan mobil saat pergi bersamanya, beruntungnya ia masih di beri kesempatan untuk hidup. Ketika ia SMA saat ia sedang di bully, seorang kakek keluar dari mobil lalu menolongnya, bahkan ia dirawat oleh kakek itu dan diangkat menjadi anaknya. Mendengar cerita Pak Niko tersentuh hati Karin, dan ia pergi ke toilet dan menangis karena teringat ibunya. Alya yang melihat Karin lari menuju toilet itu, langsung mengajak Defi untuk menenangkan Karin. "Kamu jangan menagis lagi ya."Ucap Alya. "Benar, kamu bisa cerita kepada kami jika memiliki masalah, dan jika kamu membutuhkan bantuan kami, kami akan membantu mu." Karin yang sebelumnya menjaga jarak dengan Alya dan Defi, akhirnya ia luluh dan mereka bertiga bersahabat.

Nenek yang sedang di rumah merasakan belakangan ini tubuhnya sedang sakit-sakitan, namun ia tetap semangat berjualan masakannya, saat siang hari nenek memutuskan untuk pergi ke rumah sakit agar di periksa oleh dokter karena rasa sakitnya sudah semakin parah. Ketika sampai di rumah sakit dan di periksa oleh dokter Rizky, lalu bertanya berapa lama nenek merasakan kesakita. Nenek berpikir selama hidupnya, dokter Rizky pun bertanya kenapa nenek terlambat memeriksanya dan bertanya ada sakit dibagian mana saja. "Pencernaanku tak lancar dan sering merasa nyeri hingga tak nafsu makan." Ucap nenek. "Baiklah kita akan melakukan pemeriksaan." Ucap dokter Rizky. "Apa anda bisa memberiku obat Pereda rasa sakit saja?" Tanya nenek. "Jika nenek menginginkan obat mengapa tidak membelinya saja di apotek, mengapa repot-repot harus check up" Ucap dokter Rizky. "Karena obat di apotek sudak tak mempan jadi aku membutuhkan resep dokter." Ucap nenek. Setelah pemeriksaan akhirnya nenek pulang.

Saat di sekolah ketika bel pulang berbunyi, Alya mengajak Karin dan Defi untuk main di rumahnya, namun karena defi ada jam les ia memutuskan untuk ikut lain kali. Saat di rumah Alya ia memberi seragam sekolahnya yang masih bagus namun tidak muat olehnya kepada Karin, Karin mencoba seragam itu dan terlihat sangat cantik.           Karin berkata mengapa ia sangat baik dan memberi kasih saying kepada Karin, Alya menjawab karena ia kekurangan kasih saying bahkan keluarganya pun sibuk dan tidak memperdulikannya, Defi yang merupakan sahabatnya pun jarang sekali main bersama Alya, karena dia sibuk les karena ibunya yang menekan Defi agar mempertahankan prestasi nya di kelas dan menjadi seorang dokter seperti ayahnya. Mengetahui hal itu Karin merasa kasihan kepada Alya, Karena hari sudah sore Karin memutuskan untuk pulang karena ditakutkan neneknya khawatir kepadanya.

Ketika di rumah, nenek menghampiri ruangan dr Kevin. "Apakah dokter akan ikut makan malam bersama hari ini?"Tanya nenek. "Sepertinya tidak nek, karena hari ini saya akan jaga malam di rumah sakit, apakah nenek membutuhkan bantuan saya?"Ucap dr Kevin. "Sebenarnya saya ingin cucu saya berubah, karena saya yakin Karin itu sebenarnya anak yang baik, Ia memiliki banyak kelebihan, ia mirip seperti ibunya memiliki kemampuan ingatan yang sangat kuat, namun setelah ia kehilangan ibunya dan mengetahui bahwa ayahnya telah menikah kembali membuat hatinya hancur dan ia terlihat sangat kuat karena untuk menutupi kesedihannya, aku khawatir aku tidak dapat mengasuhnya hingga ia dewasa, apalagi dengan umurku yang sudah sangat tua ini jika aku telah tiada, aku takut Karin akan kembali kehilangan kasih sayang."Ucap nenek. "Saya siap membantu nenek, saya pun yakin Karin itu sebenarnya anak yang baik, namun karena usianya yang sudah remaja membuatnya seperti ini, keras kepala dan sulit di atur."Ucap dr Kevin. "Terima kasih dokter, maafkan saya telah mengganggu waktumu,"Ucap nenek sembari batuk-batuk. "Apakah nenek baik-baik saja?" Tanya dr Kevin. "Tidak apa-apa ini hanya batuk biasa karena kecapean."Ucap nenek. "Baiklah kalau begitu nenek istirahat ya, jangan terlalu berpikir keras."Ucap dr Kevin.

Ketika di halte dekat rumahnya, Karin turun dari bus dan berjalan pulang tak sengaja bertemu dengan dr Kevin yang melihatnya sudah menggunakan seragam, Karin pun menunduk menandakan hormat kepada dr Kevin, Tiba-tiba dr kevin melihat ibu yang sedang hamil dengan membawa anak yang masih kecil, tak lama kemudian ibu yang sedang hamil tersebut pingsan , sang anak panik dan berteriak meminta pertolongan. Tanpa berpikir lama dr Kevin yang melihatnya langsung menolongnya dan berlari menghampirinya. Karin ikut melihat keadaan ibu hamil tersebut yang terlihat sangat pucat. Dr Kevin mencoba memanggil ibu tersebut, dan meminta Karin untuk menenangkan anaknya yang masih kecil, lalu dr Kevin melihat keadaannya, dan mememeriksa hembusan nafas dari hidung. Lalu Dr Kevin mengambil tas milik Karin untuk dijadikan bantal, beberapa orang langsung melihat dr Kevin yang sedang mengambil tindakan, dr Kevin mengeluarkan isi kotak pensilnya dan mengeluarkan senter untuk memeriksa mata pasiennya, dan meminta Karin untuk menelepon ambulance memberitahu ada pasien ibu sedang hamil pingsan dan posisi mereka dekat dengan halte.

Ketika dr Kevin sedang memeriksa bagian leher ibu tersebut, karin melihat air yang mengalir dibagian kaki ibu tersebut, lalu memberitahu dr Kevin . Beberapa orang melihat itu air ketuban dan wanita itu akan segera melahirkan, dr Kevin yang mengetahui hal itu ia memikirkan dengan wajah serius. Tak lama dr Kevin mengambil hp nya dan menelepon ayahnya yang merupakan dokter obgyn, karena sebenarnya dr Kevin adalah dokter residen spesialis bedah saraf. Dr Kevin memberitahu ayahnya mendapatkan pasien gawat, dr Kevin menjelaskan keadaan ibu tersebut ." Dia adalah wanita hamil berusia 30 tahun-an. Pupilnya tak beraksi, dan pupil kanannya membesar 5mm. Dia mengalami lumpuh pada bagian kirinya kemungkinan terjadi pendarahan otak kanan atau infark."Ucap dr Kevin. Ayahnya pikir aneurisma otaknya pecah. "bagaimana aku memeriksanya?" Tanya dr Kevin. Karin menatap dr Kevin melongo karena dr Kevin bisa mengerti istilah kedokteran. "Kau tak bisa langsung memeriksanya, apa kau sudah menelepon ambulance?" Ucap Ayahnya. "Ya, sudah. Tapi air ketubannya sudah pecah 3 menit yang lalu. Dan ambulance belum datang juga."Ucap dr Kevin. Tiba-tiba ibu hamil itu muntah, Karin yang melihat itu berteriak memanggil dr Kevin. Dr Kevin langsung membuka mulut pasien seperti memeriksa sesuatu, lalu memberikan nafas bantuan dari mulut. Semua orang yang melihatnya panic, sampai akhirnya si ibu bisa bernafas kembali, dr Kevin terlihat bisa sedikit lega. Suara terdengar dari ponsel, ayah dr Kevin bertanya apa yang terjadi. Dr Kevin yang baru saja sedikit lega memeberitahu pasiennya itu baru saja muntah dan pernapasannya sangat rendah, menurutnya pasiennya itu harus diintubasi. "jika ambulans terlambat, maka aku akan membedah tenggorokannya." Ucap dr Kevin kepada ayahnya. "Jangan... kau tak bisa melakukannya tanpa peralatan operasi, jika terjadi sesuatu, kau tak akan bisa menjadi dokter lagi."Ucap ayahnya dengan tegas. Dokter kevin yang melihat kondisi ibu hamil tersebut yang semakin memburuk ia memutuskan untuk melakukan pembedahan pada tenggorokannya. "Pegang tangan ibumu dan berikan dia kekuatan. "Ucap dr Kevin kepada anak ibu tersebut yang masih kecil. Karin membantu anak itu dan langsung sama-sama memegang tangan ibu hamil, dr Kevin menyuruh Karin untuk mencari pisau. Saat itu juga ambulans datang, dr kevin pun bisa sedikit bernafas lega, dan ia memberitahu pasien harus diintubasi  jadi mereka menyiapkannya, dan petugas bertanya apakah dr Kevin seorang dokter. Dokter Kevin membenarkannya dan menunjukan kartu indentitasnya sebagai dokter. Setelah dilakukan tindakan intubasi pasien dimasukkan ke dalam ambulans, dr Kevin, Karin dan anak itu langsung naik ke ambulans, dan ambulans itu menuju rumah sakit tempat dr Kevin bekerja. Setibanya di rumah sakit dr Kevin menyuruh Karin keluar, namun ia tak mau karena ingin menjaga anak ibu yang hamil itu sembari menggendongnya. Pasien langsung masuk ke ruang operasi. Karin menggendong anak ibu itu yang tertidur dengan wajah cemas. Operasi pun selesai dan ibu hamil itu terselamatkan. Ketika di luar ruang operasi saat dr kevin mecuci tangannya, dokter Arif yang merupakan seniornya menghampirinya dan berkata "Bagaimana rasanya melihat pasien yang sekarat dan tak bisa melakukan apa-apa?"Tanya dr Arif dengan senyuman. "Sesuatu yang harus kau syukurin adalah kenyataan pasien itu bertemu dengan dokter sepertimu."Ucap dr Kevin sembari tersenyum. Di luar ruang operasi suami ibu itu datang dan menanya kabarnya kepada Karin, Tak lama dr Kevin keluar dari ruang operasi dan memberitahu operasinya berjalan lancar, jadi tak perlu khawatir. Suaminya pun mengucapkan terima kasih pada dokter Kevin dan Karin. Dokter Kevin yang telah berganti pakaian lalu keluar mencari Karin, tak lama Karin datang dari belakangnya dan memberikan sebuah minuman, lalu dr Kevin mengambilnya dan mengucapkan terima kasih. "Kau sangat hebat." Ucap Karin. Dokter Kevin pun hanya tersenyum dan meminum minuman yang diberi oleh Karin. Meraka pun pulang menuju rumah karena di takutkan nenek sedang menunggu. Sesampai di rumah, Karin terlihat canggung, dr Kevin menyuruhnya masuk, Karin pun segera masuk dan membungkuk memberikan hormat. Karin masuk kamar langsung memeluk neneknya, sambil menceritakan kejadian tadi dengan penuh semangat dan gembira, neneknya hanya bisa tersenyum dan mengelus rambut cucunya.

Keesokan harinya Dokter Kevin sibuk dengan buku-buku kedokteran dan juga layar komputernya yang memperlihatkan video operasi untuk mempelajari tindakan operasi tersebut. Disisi lain Karin yang kembali ke toko aksesoris itu ia meminta maaf dan membayar gelang yang sebelumnya ia curi. "Berikan saja uang itu kepada orang yang saat itu membantumu."Ucap penjaga toko. Karin pun berpikir bahwa yang membayar itu dr Kevin. Mengetahui hal itu Karin berlari pulang kerumahnya, dan menghampiri ruangan dr Kevin, dengans senyuman mengetuk pintu kamar dr Kevin. Karin terus mengetuk pintunya, tapi saat pintu terbuka Karin hampir terjatuh. Dokter Kevin bertanya ada apa Karin menghampirinya, Karin tersenyum dan  mengatakan ada sesuatu yang ingin ia katakan, dr Kevin pun menyuruh segera mengatakannya. "Apakah aku bisa masuk?" Ucap Karin. Dokter Kevin berpikir tak bisa karena kamarnya sedang berantakan. Karin pun masuk "Wah... berantakan sekali."Ucap Karin. Buku-buku kedokteran bertebaran dimana-mana dan suara video operasi yang masih hidup. "Aku ingin membersihkannya." Ucap Karin. "Jangan menyentuh apa pun. Mungkun terlihat berantakan, tapi aku sengaja melakukannya. Aku tak suka orang menyentuh barang-barangku."Ucap dr Kevin. Karin yang memegang buku langsung meletakan kembali, dr kevin mun memuji Karin anak yang baik seperti memuji anak anjing, Karin pun duduk diantara buku-buku yang berserakan. "Ada apa? Kenapa kau datang ke sini?"Ucap dr Kevin. "Ya menurutku kau ini keren."Ucap Karin. "Ada angin apa, mengapa kau tiba-tiba memujiku?"Ucap dr Kevin.  "Apakah gaji dokter itu besar?" Tanya Karin sambil tersenyum. "Jelas, memangnya kenapa kau menanyakan gaji seorang dokter?"Ucap dr Kevin. "Aku tertarik menjadi dokter setelah melihat mu. "Ucap Karin. "Jika kau ingin menjadi seorang dokter karena hanya melihat gaji, kau sudah sangat salah, dokter itu pekerjaan yang mulia, dan tugas dokter itu mengabdi kepada masyarakat dan membantunya dalam bidang kesehatan."Ucap dr Kevin. "Baiklah aku mengerti, namun aku memang tertarik menjadi dokter setelah melihatmu."Ucap Karin. "Apakah kau tertarik padaku, aku memang sangat tampan apalagi setelah menggunakan jas dokterku, dan menggunakan pakaian operasi dengan mulut ditutup sengan masker dan menggunakan topi bedah."Ucap dr Kevin sambil menggoda Karin. "Aku memujimu karena tindakanmu bukan karena wajahmu."Ucap Karin. "Aku hanya bercanda." Ucap dr Kevin. Karin mengatakan ia sudah berumur 18 tahun dan ia berpikirtak bisa hidup seperti saat ini selamanya menurutnya membosankan. "Dulu, aku tak bisa menemukan alasanku untuk hidup, meskipun aku ingin tetap hidup. Tapi, sekarang aku sudah punya alasannya." Ucap Karin kepada dr Kevin, dr Kevin yang mendengar hal tersebut langsung menanyakan alasannya. "Aku ingin membuat hidup nenekku nyaman."Jawab Karin. "Tapi, kenapa kau memberitahuku hal ini?"Tanya dr kevin. "Aku ingin merubah hidupku. Tapi, aku tak tahu apa yang harus kulakukan."Jawab Karin. Namun dr Kevin meminta maaf karena dirinya itu tak bisa mengubah hidupnya, dan ia hanya memberikan pepatah "Kegagalan awal dari kesuksesan." "Tapi aku bingung apa yang harus kulakukan sekarang?" tanya Karin yang kebingungan. "Apa kau tak tahu car agar anak sekolah bisa sukses?"Ucap dr Kevin kepada Karin. "Terima kasih, tadi aku pergi ke toko aksesoris itu dan meminta maaf, namun saat aku akan bayar penjaga toko mengatakan bahwa telah dibayarkan olehmu."Ucap Karin, Karin pun keluar dengan terburu-buru. Setelah masuk kamar Karin mengambil hpnya dan menelepon Alya, dan ia mengatakan ingin belajar karena ia telah banyak tertinggal pelajaran, Alya yang mendengar cerita Karin memiliki ide untuk mengajak Karin belajar dengan Defi, karena Defi merupakan siswi yang pintar dan ia ranking 1 di kelasnya.

Keesokan harinya mereka berkumpul di sebuah restoran untuk belajar, Defi yang sedang menjelaskan materi pembelajaran sangat di perhatikan oleh Karin, karena Karin bersungguh-sungguh ingin belajar dan ingin berprestasi karena ia ingin membanggakan neneknya, sedangkan Alya asik makan dan main hp. Setelah selesai belajar, mereka keluar dan tiba-tiba sekumpulan preman mengejar mereka, namun  mereka mengambil jalan buntu, akhirnya Karin yang memiliki kemampuan bela diri melawan preman-preman itu, akhirnya mereka berhasil lolos dari preman itu, setelah itu mereka memutuskan untuk pergi ke sebuah mall, di dalam mall mereka masuk ke dalam studio foto dan mereka memutuskan untuk melakukan photobooth, setelah itu mereka bersenang-senang bermain permainan, tak terasa hari sudah semakin gelap, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.

Keesokan harinya, Karin bersiap-siap untuk pergi ke sekolah dengan penuh semangat, ketika di sekolah Pak Niko mengumumkan kembali bahwa ujian akhir semester akan dilaksanakan 1 minggu lagi, seketika anak-anak mengeluh mendengar hal tersebut, beda hal nya dengan Defi yang tersenyum. Karin yang baru masuk seketika kaget dan memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk mendapatkan nilai yang baik. Ketika sedang jam istirahat Karin, Alya dan Defi menuju sebuah kantin untuk sarapan. Namun Karin dari tadi hanya terdiam dan sering melamun memikirkan untuk mempersiapkan ujian itu. "Mengapa dari tadi kamu melamun, apakah ada masalah?"Ucap Alya kepada Karin. "Iya betul, cerita saja kepada kami siapa tau kami bisa membantumu."Ucap Defi kepada Karin. "Begini aku sudah lama tidak masuk sekolah, sehingga aku sudah sangat tertinggal banyak pelajaran, sedangkan 1 minggu lagi akan dilaksanakan ujian, aku bingung." Jawab Karin. "Sudah itu tidak usah dipikirkan, jika nanti kamu kebingungan memilih jawaban kamu bisa menghitung kancing saja."Ucap Alya dengan tertawa. "ohh.... kalau masalah itu kamu jangan khawatir, aku banyak sekali video pembelajaran dari tempat lesku dan buku catatan atau rangkuman, kalau mau aku akan meminjamkannya kepadamu."Ucap Defi. "Wahh... bolehkah aku meminjamnya?"ucap Karin. "Boleh, nanti sore kamu ke rumahku saja untuk mengambil catatanku."Ucap Defi. "Baiklah terima kasih banyak Defi."Ucap Karin. Setelah mereka selesai sarapan, mereka menuju ke kelas.

Saat di rumah, nenek merasa sakitnya semakin bertambah, ia memutuskan untuk kembali ke rumah sakit untuk memeriksa kembali dan melihat hasil pemeriksaan sebelumnya. Ketika tiba di rumah sakit, nenek diperiksa kembali oleh dokter Rizky, ia melihat hasil foto bagian dalam perut nenek, lalu memberitahu seharusnya datang lebih cepat, dan kenapa harus membiarkan penyakitnya tambah parah. Nenek bertanya apakah penyakitnya itu sangat parah. Dokter Rizky memberitahu bahwa nenek di diagnosis mengalami penyakit kanker. Setelah mengetahui hal itu nenek kemudian pulang, setibanya di rumah ia menghitung dan mencatat semua pengeluarannya, lalu berbicara sendiri kalau hidupnya juga pasti akan berakhir jadi akan menganggap itu hanyalah nasib sial. "Aku masih punya tabungan untuk menjalani operasi."Ucap nenek, terdengar bunyi pintu terbuka, nenek langsung menyembunyikan buku tabungan di bawah bantal. Ternyata Karin telah pulang sekolah, dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah Defi untuk belajar dan meminjam buku catatannya. Nenek yang mengetahui hal itu sangat senang. Karin bertanya kepada nenek "Nenek ingin aku menjadi apa?" Ucap Karin. "Apakah kau akan melakukannya jika aku meminta?"Tanya nenek. Karin meyakinkan nenek akan berusaha melakukannya, Nenek meminta Karin untuk menjadi dokter, membayangkan cucunya akan mengenakan jas putih dan dipanggil dokter, lalu orang akan menghormatinya dan gajinya juga pasti tinggi. Kebetulan Karin juga sangat ingin menjadi dokter karena terinspirasi dari dokter Kevin. Akhirnya Karin pamit untuk berangkat ke rumah Defi, setibanya di rumah Defi Karin benar-benar fokus belajar, ia sangat memperhatikan ketika Defi mengajarkannya, berbeda dengan Alya yang asik bermain hp sambil tidur-tiduran. Tak lama mamah Defi datang ke kamar dengan membawa makanan dan minuman, setelah membawa makanan dan minuman ia turun dan kebetulan suaminya baru pulang, ternyata suaminya itu adalah dokter Rizky, dokter yang memeriksa keadaan nenek Karin. "Mana Karin?" tanya dokter  Rizky. "Ia sedang mengajarkan materi kepada teman-temannya."Ucap Ibu Defi. "Untuk apa susah payah Defi di leskan lalu ia seenaknya saja memberi tau materinya kepada teman-temannya, kalau nilai temannya lebih tinggi dari pada dia bagaimana?"Ucap ayah Defi dengan suara yang keras. Mendengar hal itu Defi langsung keluar dari kamarnya dan turun menghampiri ayahnya. "Apakah ayah tidak bisa menghargai teman-temanku?"Ucap Defi dengan kesal. Alya dan Karin yang mendengar suara ribut-ribut menjadi tidak enak dan memutuskan untuk pulang. "Kalau begitu saya pulang dulu om, tante , terima kasih Defi." Ucap Karin yang terburu-buru keluar. Ketika Karin keluar dari gerbang rumah Defi, Defi memanggil Karin "Karin tunggu sebentar."Panggil Defi. Karin berhenti dan membalikan badannya. "Ini ambil buku catatanku dan CD video pembelajaranku, maafkan ayahku ya Karin, aku jadi merasa tidak enak."Ucap Defi. "Terima kasih banyak Defi, iya tidak apa-apa aku ngerti kok."Ucap Karin dengan senyuman. Setibanya di rumah Karin terus belajar, ia tak pernah lepas dari bukunya, saat makan pun ia sambil mendengarkan video pembelajaran yang di berikan oleh Defi, ia tak henti-hentinya belajar bahkan ia terus belajar sampai larut malam untuk mengingat rumus-rumus matematika. Seketika Karin menjadi anak yang ambis. Karena kecapean terus-terusan belajar darah keluar dari hidung Karin, namun itu bukan hambatan untuknya. Nenek yang melihat hal itu sangat senang.

Tak terasa satu minggu terlewatkan sangat cepat, ujian tengah semester pun di mulai, semua siswa terlihat serius mengerjakannya. Defi terlihat sangat pecaya diri mengerjakannya. Pak Niko memperhatikan semua muridnya, dan ia menghampiri Karin dan berdiri dibelakangnya untuk memperhatikan cara muridnya mengerjakan soal ujian. Alya sibuk mengerjakan ujiannya dengan melakukan undian melempar kertas dan menghitung kancing. Karin yang sedang asik mengerjakan ujian tersadar hidungnya mimisan, akhirnya sampai ujian selesai ia harus menyumpal hidungnya. Selesai ujian, Karin, Defi dan Alya pergi ke foto box kembali, dengan melakukan gaya-gaya lucu, ketiganya terlihat seperti sudah berteman cukup lama. Terakhir mereka pun pergi ke karaoke untuk melampiaskan rasa tegang selama ujian. Ketika di perjalanan mereka berbincang-bincang. "Defi pasti tenang-tenang saja karena dia bisa menjawab soal itu semua dengan mudahnya. Dia pasti akan dapat nilai tinggi lagi dan tetap menjadi ranking 1 di kelas."Ucap Alya. "Ujian matematikanya susah sekali. Benarkan? Kau tak boleh berhenti belajar bahkan jika nilaimu jelek, keuletan adalah kuncinya."Ucap Defi. Karin pun hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa.

Keesokan harinya, detik-detik yang mendebarkan, Pak Niko membawa kertas hasil ujian anak-anak, dan mengatakan hasil ujiannya membuat dia shock, terlihat Defi yang sangat percaya diri akan mendapatkan nilai tertinggi. "Kudengar ujian matematika itu sulit. Tapi salah satu dari kalian menjadi nilai terbaik dan nomor 1 di sekolah." Ucap Pak Niko. Alya sangat yakin itu pasti Defi yang mendapatkannya, Defi terlihat tersenyum bangga. "Karin.. Apa kau masih tak tahu apa kesalahanmu itu?" tanya Pak Niko. Karin mengatakannya belum mengetahuinya. "Hasil ujianmu itu terlalu hebat dan kau mendapat peringkat satu di sekolah." Kata Pak Niko. Semua murid menjerit tak percaya, Defi melotot dan terlihat sangat kesal karena Karin bisa mengalahkannya, padahal ia yang mengajarinya tapi bisa mendapatkan nilai yang lebih rendah. Pak Niko memberinya ucapan selamat kepada Karin, karena saking kesalnya Defi keluar dari ruang kelas dan menuju kamar mandi, ia menangis karena yang dikatakan ayahnya benar-benar terjadi, Defi yang sebelumnya selalu mendapatkan peringkat ke-1, kini ia tergeserkan oleh Karin.

Karin pulang ke rumah langsung memeluk neneknya, Nenek yang sedang menyiram tanaman menanyakan ada apa, karena terlihat Karin sangat senang. Karin memberitahu neneknya nilai ujian matematikanya tertinggi di sekolah. Nenek berpikir cucunya itu sedang bercanda, Karin dengan menahan tangisnya memberitahu kalau ia tak berbohong.  Nenek langsung memeluk Karin memujinya dan merasa sangat bangga. Karin merasa sangat bahagia tapi heran merasa ingin menangis. Nenek memberitahu seharusnya cucunya tertawa bahagia bukan nangis. Keduanya merasa terharu dan kembali berpelukan. Karena hal ini Karin sangat beryukur dan berniat ke rumah Defi untuk mengucapkan rasa terima kasihnya. Ketika ia tiba di depan rumah Defi, ia menelepon Defi, Defi melihat ponselnya dan mengangkatnya dengan wajah sinis. Karin sudah menunggu di depan rumah lalu Defi menyamparkannya, Karin mengucapkan sangat terima kasih dan ia mengembalikan buku-buku Defi dan CDnya yang dipinjamkan sebelumnya. Defi mengatakan sudah tak membutuhkannya. Defi terlihat sangat marah kepada Karin karena nilai Karin lebih tinggi dari padanya. Defi kembali kedalam, menutup gerbang rumahnya dan meninggalkan Karin dengan wajah yang sinis. Karin merasa tidak enak karena Defi pernah mengajarkannya sehingga nilainya bisa tinggi. Akhirnya Defi pulang dengan rasa bersedih, dr Kevin yang melihat Karin cemberut berusaha menghiburnya dan ia mengajak Karin untuk bersepedah. Karin dan dr Kevin bersepedah dengan rasa bahagia, keduanya bersepeda bersama melewati taman, lalu jembatan kayu panjang. Dr Kevin mengajak Karin balapan. Tiba-tiba hujan turun dengan deras keduanya pun berteduh disebuah rumah, dan terjadi sebuah perbincangan. "Aku sekarang menjadi dekat dengan penjaga toko itu, aku telah meminta maaf dan aku sering membeli dengan uang sisa pemberian nenek." Ucap Karin. "terima kasih, wah... kau jadi dewasa sekarang." Ucap dr Kevin. "Aku sangat iri padamu hari itu."Ucap Karin. Dokter Kevin menantang Karin untuk menjadi dokter seperti dirinya. "Tapi, aku harus jadi terpintar untuk menjadi dokter. Bagaimana aku bisa melakukannya?kemarin mungkin hanya keberuntungan ku."Ucap Karin. "Yah.. Benar juga, bukan hanya belajar keras yang menjamin kesuksesan, tapi keberuntungan."Ucap dr Kein, mereka tertawa. Karin menceritakan saat ibunya sedang sekarat karena terjatuh, saat ayahnya bertengkar dengan ibunya, menurutnya ibunya mungkin bisa selamat kalau ia menjadi seorang dokter, sama seperti nasib ibu hamil kemarin atau dr Kevin yang seharusnya berada disampingnya saat itu. Dokter Kevin mengatakan orang itu bisa saja meninggal di hadapan seorang dokter, dan ia mencoba menguatkan Karin agar Karin tidak sedih lagi. Hujan pun mulai berhenti, dr Kevin mengajak Karin untuk segera pergi.

Keesokan harinya di sekolah, Karin yang baru masuk sekolah bingung melihat tatapan murid lain yang sinis, bahkan terkesan mengejeknya, ternyata Defi menyebarkan berita kejelekan dan perilaku buruk Karin dulu yang seperti preman, sering berganti-ganti sekolah, bahkan Defi membuat rumor yang tidak benar mengenai Karin, Karin yang mengetahui hal itu lalu menghampiri meja Defi. "Apakah aku punya salah padamu? Kenapa kau melakukan ini?" Ucap Karin. Defi dengan muka sinisnya keluar dari bangku dan berencana pergi dengan tidak menghiraukan perkataan Karin, Karin menarik tangan Defi yang akan pergi. "Singkirkan tangan kotormu."Ucap Defi. Karin pun melepaskan tangan Defi, lalu Defi pergi. Alya coba menenangkan Karin.

Setibanya di rumah nenek menanyakan mengapa Karin dari tadi terlihat cemberut dan sangat sedih, Karin menceritakan ke nenek bahwa ia mengalami perselisihan dengan temannya, Neneknya berusaha menenangkan Karin, namun di tengah-tangan perbincangan, nenek berbicara kepada Karin bahwa ia akan di operasi 1 minggu lagi, Karin terkejut mendengar perkataan nenek, ia menyangka neneknya baik-baik saja dan tidak memiliki penyakit. Dan Karin menanyakan neneknya sakit apa, nenek mengatakan bahwa ia mengidap penyakit kanker dan kanker itu kini telah menyebar dan sudah parah kata dokter. Seketika Karin menangis dengan sangat kerasnya, ia sangat sedih karena yang keluarga yang ia miliki satu-satunya hanyalah neneknya. Karin dan nenek berpelukan, nenek tidak dapat menahan air matanya, mereka berdua bersedih bersama. Di sisi lain dokter Kevin menerima telfon dari ayahnya, ayahnya menyuruhnya untuk datang ke rumah sakit karena ada yang ingin disampaikan. Setibanya di rumah sakit dokter Kevin menanyakan ada hal penting apa yang akan ayahnya sampaikan. Ayahnya mengatakan bahwa ia besok akan dipindahkan ke Amerika untuk menambah ilmunya dan mengasah kemampuan nya sebagai dokter bedah saraf. Dokter Kevin yang mendengar hal itu seketika terkejut karena hal itu terlalu mendadak, mau tak mau ia harus menerimanya. Dokter Kevin sebenarnya sangat berat untuk pergi karena sebenarnya ia memiliki rasa kepada Karin, namun ia tidak pernah berani untuk mengungkapkannya. Setibanya dokter kevin di kamarnya, ia lalu membereskan barang-barangnya, dan bersiap-siap untuk pergi keesokan harinya, dan ia berniat untuk memberitahu Karin pada malam hari. Karin yang masih merasa sedih karena permasalahannya dengan Defi dan mengetahui bahwa neneknya sedang sakit kanker ia terus melamun, datanglah dokter Kevin dan mengajaknya untuk mengobrol di luar, Karin menceritakan permasalahannya, mendengarkan curhatan Karin dokter kevin berusaha menenangkan dan menghibur Karin, dan ia berpikir bukan waktu yang pas untuk mengatakan selamat tinggal kepada Karin. Hari semakin malam akhirnya mereka kembali ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat.

Keesokan harinya, terdengar suara bising ternyata dokter Kevin sedang memindahkan barang-barangnya ke dalam mobil, karena ia memutuskan untuk pindah ke Amerika, Karin pun keluar dan menanyakan ada apa kepada dokter Kevin, Akhirnya dokter Kevin mengatakannya bahwa ia harus pergi dan pindah ke Amerika karena untuk menambah kemampuannya dan belajar lagi sebagai dokter spesialis bedah saraf. Karin yang mendegarkan kabar tersebut sangat sedih karena hal itu sangat mendadak, padahal baru saja tadi malam mereka mengobrol, kini ia harus ditinggalkan oleh orang yang memberinya  inspirasi, Karin marah kepada dokter Kevin karena dokter Kevin baru memberitahunya sekarang, dan ia masuk kembali ke rumah dengan wajah yang sedih. Dokter Kevin mengucapkan selamat tinggal dan terima kasih kepada Karin ketika Karin berlari ke rumah. Akhirnya dengan berat hati dokter kevin pamit kepada nenek, dan meninggalkan Karin dan tempat tinggalnya. Ketika mobil dokter Kevin baru saja berangkat Karin keluar dan menangis melihat dokter kevin yang meninggalkannya. Karin yang masih sedih dengan terpaksa harus pergi ke sekolah.

Tak terasa 1 minggu hampir berlalu, hari ini nenek akan melaksanakan operasi, Karin memaksa untuk menemani nenek namun nenek tidak mengizinkannya dan menyuruh Karin untuk tetap sekolah, akhirnya mau tidak mau Karin harus mendengarkan perkataan neneknya, Karin menangis lalu memeluk nenek, dan ia berkata nenek pasti bisa melaluinya dan Karin akan mendoakan operasinya berjalan lancar. "Kita akan ketemu lagi  ya nek setelah nenek operasi dan terbangun."Ucap Karin. Neneknya hanya tersenyum tanpa berkata sedikit pun. Dengan berat hati dan hati yang gelisah Karin pergi ke sekolah. Saat di sekolah Karin belajar seperti biasanya, namun ia merasakan tidak enak hati, ia terus memikirkan neneknya dan ia sangat khawatir, ia takut jika neneknya akan meninggalkannya seperti ibunya. Beberapa jam kemudian munculah informasi bahwa  Karin dipanggil untuk menghadap wali kelasnya di ruang guru, dan wali kelasnya memberikan kabar bahwa neneknya telah tiada. Mendengar hal itu Karin terdiam dan meneteskan air mata, ternyata apa yang ia khawatirkan terjadi, ia lalu berlari menuju rumah sakit untuk melihat neneknya, di jalan ia tak henti-hentinya menangis, ia berteriak mengapa orang yang dekat denganku semuanya meninggalkanku. Karin kembali hancur dan hilang harapan, ia benar-benar merasa sangat hancur. Setibanya di rumah sakit Karin menanyakan apa yang terjadi kepada dokter, dokter menjelaskan bahwa kanker yang di derita neneknya sudah meyebar kemana-mana dan sudah sangat parah oleh sebab itu neneknya meninggal.

Beberapa hari kemudian, Karin yang masih sangat berduka ia merasa kesepian, tidak ada orang yang dapat dijadikan curahan hatinya sehingga ia sangat prustasi. Ketika ia sedang memebersihkan rumah, ia membuka lemari dan di dalam lemari itu terdapat buku tabungan dan kertas dengan tulisan, bahwa neneknya telah mempersiapkan uang yang cukup banyak untuk Karin. Melihat hal itu Karin sangat sedih karena teringat kembali pada neneknya. Beberapa jam kemudian ayah Karin datang bersama ibu tirinya, Karin yang masih sangat kesal kepada ayahnya, menyuruh ayahnya untuk pergi meninggalkannya. Akhirnya karena kesal ayahnya meninggalkan Karin. Saat senja hari Karin datang ke sebuah danau untuk menenangkan pikirannya.

Hari demi hari Karin jalani dengan sendirian, ia memikirkan masa depannya, dan apa yang akan ia lakukan untuk menggapai kesuksesannya. Setelah sebelumnya terpuruk Karin kini telah kembali semangat dalam menjalani hidupnya, ia berusaha mengejar mimpinya, dan mengabulkan permintaan neneknya, Kini ia telah duduk di bangku kelas 12 semester akhir, ia sedang berusaha untuk masuk ke salah satu universitas terbaik, dan mengambil jurusan kedokteran. Karin dan Defi saling bersaing, karena Defin pun akan mengambil jurusan kedokteran. Hari demi hari terlewati, Karin sedang menanti pengumuman kelulusannya dan menunggu pengumuman penerimaan dari universitas yang ia pilih. Beberapa menit kemudian, ia membuka pengumuman dan ia dinyatakan diterima di prodi kedokteran dari universitas yang ia pilih, dan Alya menelfon Karin, memberikan informasi  bahwa Karin lulus dari SMA-nya dengan nilai ujian tertinggi. Karin yang mendengar pengumuman itu merasa sangat senang dan bersyukur.

[13 Tahun kemudian]

Karin terlihat menggunakan jas dokter dengan stetoskop yang di gantung di lehernya, cita-cita yang ia impikan akhirya tercapai, kini ia telah bekerja di rumah sakit ternama, namun ia merasa sedih karena neneknya tidak dapat melihatnya sukses menjadi dokter dan tidak dapat menolong ibu dan neneknya. Tepat jam 12 malam, Karin mengikat rambutnya dan mengganti pakaiannya, dengan pakaian jaga dengan sepatu kets. Terlihat kesibukan di dalam ruang IGD. Kumpulan gangster masuk dengan membawa pasien yang terluka parah dan berteriak menanyakan keberadaan dokternya. Semua orang yang ada di ruangan langsung kabur karena ketakutan, Seorang gangster berteriak marah karena semua orang hanya diam saja. Dua dokter terlihat saling menyuruh untuk memeriksa, tapi keduanya terlihat ketakutan. Lalu salah satu dokter laki-laki  keluar untuk melihat situasi yang gaduh, dan dia bertanya apa masalahnya. Wakil gangster memberitahu ketuanya itu terluka, dokter melihat ketua gangster itu berdarah dan ingin memegangnya, tapi yang terjadi ia malah di dorong. Kemudian terjadi sebuah pertengkaran, saat itu Karin datang menahan tangan wakil gangster yang hendak memukul para dokter, si wakil gangster sinis melihat dan berpikir bahwa Karin itu hanya petugas medis. Karin pikir pria itu tak bisa melihat jasnya kalau ia adalah seorang dokter, lalu langsung mendorongnya. "Disini tempat pasien dirawat. Kalau bukan pasien silahkan keluar."Ucap Karin. "Siapa yang memerintah kami!"Ucap wakil gangster. "Aku orang yang akan merawat pasien ini dan pekerjaanku memeberi suasana optimal untuk merawat pasien."Ucap Karin. "Aku tidak mau dirawat oleh perempuan jadi panggil dokter laki-laki dan bawa dia keluar."Ucap Ketua gangster. Gangster lain pun menarik Karin keluar, saat itu pun Karin yang pandai berkelahi melawan semua gangster, melintir, menendang dan mendorongnya dan akhirnya si ketua gangster pun tak sadarkan diri. Karin lalu membawa Ketua gangster itu ke ruangan dan memeriksanya, lalu setelah melakukan pemeriksaan, Karin segera mengambil keputusan untuk ketua gangster itu segera di operasi karena kondisinya yang sangat buruk. Karin sedang bersiap-siap untuk melakukan operasi dan mengganti pakaiannya, setelah mengganti pakaiannya ia berjalan ke ruangan 1 kamar operasi, lalu ia melakukan tindakan bedah pada saraf kepada ketua gangster itu dengan serius, Akhirnya operasi yang ia lakukan berjalajan lancar dan berhasil. Para gangster sedang menunggu di luar ruangan operasi, Ketika Karin keluar dari ruangan operasi, ia ditanya bagaimana kondisi Ketuanya itu, lalu Karin menjelaskan kondisinya dan mengatakan bahwa operasinya berjalan lancar. Semua anggota gangster itu mengucapkan terima kasih dan menundukan badannya kepada Karin untuk menghormatinya. Karin terlihat sangat bahagia dan merasa terhormat. "Disaat sukses, kita memperoleh banyak hal. Orang melihatmu dengan cara berbeda."Ucap Karin dalam hatinya. Setelah ia melakukan operasi, ia mengganti pakaiannya kembali dan bersiap untuk pulang, sebelum pulang ia mampir ke sebuah mall, Karin berjalan dengan anggun melalui lorong mall, ia melihat ke  bagian perhiasan lalu memilih sebuah anting yang terlihat cantik, pelayan pun memuji Karin yang nampak cantik. Dengan senyuman Karin mengucapkan terima kasih. "Saat sukses, aku menyadarinya. Kesuksesan, hanya bisa dihargai jika punya keluarga untuk berbagi."Ucap Karin. Setelah selesai berbelanja, Karin masuk ke dalam mobil sedan yang terlihat mewah, dengan barang belanja yang dibelinya.

Keesokan harinya, dokter Kevin yang telah menyelesaikan belajarnya di Amerika, ia memutuskan untuk kembali, dokter Kevin duduk di dalam pesawat, ketika di pertengahan perjalanan ia melihat seorang wanita yang sedang minum dengan tangan gemetar. Dokter Kevin menanyakan apakah wanita itu baik-baik saja, namun wanita itu tak menghiraukannya, lalu wanita itu keluar dari kursinya dan menuju kamar mandi, namun ia langsung terjatuh pingsan, dokter Kevin melihat si wanita seperti kejang-kejang dan segera menolongnya, ia  memegang bagian leher wanita itu lalu meminta pramugari memberikan bantal, seorang pramugari menanyakan apakah ia dokter, dan ia memberikan kartu tanda sebagai dokter, ia menjelaskan bahwa ia dokter spesialis bedah saraf. Lalu ia bertanya apakah mereka punya peralatan medis darurat. Pramugari segera mengambilnya. Pesawat masih terbang dalam kesunyian, dokter Kevin sudah menemukan obat dalam dalam kotak peralatan medis, dan ia memasangkan alat bantu nafas, lalu ia mengambil satu tube obat dan langsung menyuntikan pada lengan pasien lalu bertanya kapan kita mendarat, karena waktunya tidak banyak. "Apakah sudah menghubungi IGD?"Tanya dokter kevin. Pramugari menjawabnya bahwa telah menghubungi salah satu rumah sakit. "Pasien ini harus segera dimeja operasi dalam 1 jam kalau tidak, nyawanya akan terancam." Rumah sakit yang menerima kabar itu lalu memanggil Karin dan memberitahunya bahwa ada pasien yang pingsan di pesawat karena pendarahan otak, akan di bawa kemari dengan helikopter. "Mereka ingin segera dilakukan operasi dan membutuhkan ahli bedah syaraf." Ucap salah satu dokter. "Kapan pasiennya datang?" Tanya Karin, dan dokter itu megatakan sebentar lagi. Karin memerintahkan untuk segera siapkan kamar operasi. Karin dan satu dokter yang menemaninya menuju ke atap rumah sakit untuk membawa pasien yang berada di pesawat. Dan dokter yang menemaninya menjelaskan pasien yang berada di pesawat berusia 25 tahun, wanita, dalam kondisi tidak sadarkan diri, dengan dilatasi pupil 3-5mm. Lalu Karin menanyakan perkiraan diagnosis. "Pendarahan otak, statusnya sedang epilepticus. Pasien sudah diintubasi, kondisi vitalnya kurang baik."jelas dokter yang menemaninya. Beberapa menit kemudian sebuah helikopter ambulans pun mendarat, pasien pun mulai diturunkan. Karin melihat dari kejauhan. Lalu dokter Kelvin pun turun dari helikoper, Karin yang pernah menyadari kalau yang turun dari helikopter itu orang yang pernah dikenalinya. Dokter Kelvin pun melihat Karin yang kini mengenakan jas dokter ia terlihat sedikit terkejut dan senang. Dokter yang menemani Karin berlari medekatinya pasien dan segera membawa pasiennya. Dokter Kevin bertanya kepada  dokter yang menemani Karin apakah ia dokter residen, ia membenarkannya,dokter Kevin menyuruh segera lakukan CT dengan tatapan mengarah terus pada Karin.  Akhirnya pasien dibawa menuju ruang operasi. Dokter Kevin yang mulai mendekati Karin terlihat gugup, Karin lalu bertanya sudah berapa lama pasien tidak sadarkan diri. Dokter Kevin menjawab 4 jam 45 menit. Dokter Kevin menanyakan apakah Karin sehat. "Apa kau sudah menikah?"tanya dokter Kevin, Karin menggelengkan kepala dan menjawab belum menikah. "Apa kau sudah punya pacar?" kembali menanyakan kepada Karin, Karin menjawab tak punya pacar, dokter Kevin berkomentar itu bagus lalu pergi meninggalkan Karin dengan sedikit senyuman. Karin menatap dengan wajah kebingungan.

Akhirnya telah diputuskan bahwa yang akan mengoperasi pasien adalah Dokter Kevin dan Dokter Karin, saat mereka sedang mencuci tangan, Karin menanyakan mengapa dokter Kevin kembali, dan Dokter Kevin menjawab karena rindu kepadanya dengan tertawa kecil dan menyipratkan air ke Karin. Operasi segera dimulai, yang menjadi kepala bedah saat operasi itu adalah dokter Kevin dan Karin menjadi asistennya. Melihat kasus pasien yang ia dapatkan sangat sulit untuk membedahnya, dokter Kevin membedahnya dengan menerapkan ilmu yang ia dapatkan di Amerika, para dokter menyaksikan operasi yang dokter Kevin lakukan karena menurut para dokter itu keberhasilannya hanya 25% dan pertama kali dilakukan operasi dengan tindakan bedah seperti itu. Karin yang mengetahui hal itu sangat bersemangat karena ia berkesempatan pertama kalinya melakukan bedah tersebut, pembedahan dimulai dengan membedah kepala pasien, saat di pertengahan operasi terjadi sedikit kendala, pendarahan terjadi namun dokter Kevin dengan cepatnya mencari letak terjadinya pendarahan dan akhirnya pendarahan dapat dihentikan, semua dokter yang menyaksikan sedikit lega. Dokter Kevin dan dokter Karin melanjutkan operasinya, dokter Karin menawarkan untuk menjahit Pasien tersebut, akhirnya dokter Kevin dan dokter Karin berganti posisi, akhirnya dengan waktu yang cukup lama operasi selesai dan berjalan lancar, para dokter yang menyaksikannya bertepuk tangan dan memuji dokter Kevin. Setelah operasi selesai, Karin menghampiri dokter Kevin dan ia meminta untuk mengajarinya cara membedah yang dilakukan dokter Kevin saat mengoperasi pasien tadi. Dokter Kevin tersenyum dan berjanji akan mengajarinya. Tak berapa lama ketua dokter bedah syaraf datang menghampiri dokter Kevin dan memeluknya, Ia mengatakan sangat rindu kepadanya. Lalu Karin menanyakan mengapa mereka bisa saling mengenal, dan dokter Kevin memberitahu bahwa ketua dokter bedah syaraf  itu adalah pamannya. Dan ketuanya itu juga memberitahu bahwa Dokter kevin adalah anak dari direktur rumah sakit ini. Karin yang mengetahui hal itu sedikit terkejut karena ia menganggap dokter kevin itu orang yang sederhana, karena sebelumnya dokter kevin hanya mengontrak ditempatnya. Lalu dokter Kevin menjelaskan bahwa ia tidak mau merepotkan ayahnya dan ingin hidup mandiri. Lalu ketua dokter itu menyuruh dokter Kevin untuk datang keruang rapat untuk memperkenalkan diri kepada dokter bedah lainnya dan memilih satu dokter sebagai partner kerjanya.

Seluruh dokter bedah syaraf diumumkan untuk kumpul di ruang rapat, dan saat Karin masuk ke ruangan tersebut ia melihat Defi teman dan saingannya saat SMA-nya dahulu menggunakan jas dokter dan memasuki ruangan, Karin menanyakan ke perawat yang melewatinya, apakah dokter Defi bekerja di rumah sakit ini juga, perawat itu membenarkannya, dokter Defi hari ini pertama ia bekerja di rumah sakit in. Karin pun memasuki ruangan, setelah semua dokter berkumpul dan duduk, dokter Kevin mulai memperkenalkan diri. Ia memceritakan dirinya dan pengalamannya, dia adalah professor muda yang melanjutkan sekolahnya di luar negeri yaitu Amerika, ia dapat menyelesaikan sekolahnya dalam waktu yang singkat dan mendapatkan predikat lulusan terbaik. Seluruh dokter sangat kagum melihat prestasi dan pengalamannya, setelah itu 2 profesor dokter bedah syaraf termasuk dokter Kevin maju ke depan untuk memilih 1 partnernya dalam bekerja. Karin dan Defi adalah dokter salah satu yang akan menjadi partnernya dan mereka beharap di pilih oleh dokter Kevin. Dokter Kevin dengan sangat percaya dirinya akhirnya memilih Karin sebagai partnernya. Karin terlihat sangat senang karena ia menginginkan ilmu-imu yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. Defi yang mengetahui hal itu terlihat sangat kesal dan tidak menerimanya, akhirnya terjadi sebuah perdebatan dan akhirnya ketua memutuskan untuk melakukan pertandingan, pertandingan itu akan di menangkan oleh dokter yang dapat berhasil mengoperasi pasien yang memiliki kasus sedikit sulit dan operasi itu berjalan lancar. Kesulitan kasus pasien akan diputuskan oleh ketua setelah mereka mengoperasi pasiennya. Beberapa jam kemudian, 2 pasien datang, 1 terlihat sangat parah dan 1 pasien lagi terlihat cukup parah dari kondisi luar. Tak berpikir lama Defi mengambil keputusan untuk memilih pasien dengan kondisi sangat parah yang terlihat dari luar. Karin tidak pernah memilih-milih pasien  dia menerima pasien yang satunya lagi. Operasi dilakukan secara bersamaan, terlihat Karin berada di ruangan operasi 1 dan Defi berada di ruangan operasi 2, Para dokter bedah menyaksikannya dan menilainya. Operasi dimulai, setelah dilakukan pembedahan, terlihat pasien yang di operasi oleh dokter Karin ternyata mempunyai kondisi  kasus yang sangat sulit dan parah, dan pasien yang dioperasi oleh dokter Defi tidak begitu parah dari pada Karin. Mengetahui hal itu Dokter Kevin sangat cemas ,karena kasus yang dimiliki oleh pasien yang dioperasi Karin serupa dengan yang dioperasi bersama Karin sebelumnya, apalagi kondisi pasien saat ini lebih parah, keberhasilan operasi menurun menjadi 5-10%. Mengetahui hal itu dokter Kevin memutuskan untuk mengganti pakainnya dengan pakaian operasi, untuk berjaga-jaga membantu dokter Karin. Ketika pertengahan operasi, pasien yang dioperasi oleh dokter Karin terjadi pendarahan hebat, dokter Karin terlihat sangat panik, dan tidak sengaja menjatuhkan pisau bedahnya kelantai, perawat mencoba menenangkannya, lalu dokter Kevin mengambil sebuah mic yang terhubung ke sebuah speaker di dalam ruangan operasi dokter Karin dan dokter kevin mencoba menenangkan dokter Karin dari atas, dokter Karin memejamkan matanya sekejap dan melanjutkan operasinya, Perawat memberikan pisau bedah yang baru, hal pertama yang dilakukan  dokter Karin adalah mencari letak terjadinya pendarahan, tak lama ia menemukannya dan langsung menahan pendarahannya itu dengan telunjuk tangannya agar pendarahan berhenti, asisten dokter membantu menghisap terus darah-darah yang keluar, agar bagian yang sobek dapat terlihat, akhirnya dokter Karin melihat bagian yang sobek itu dan langsung menjahitnya dengan sangat rapih dan cepat.

Dokter Defi telah selesai melakukan operasi pada pasiennya, ia terlihat sangat percaya diri akan menang karena operasinya berjalan sangat lancar, Dokter Karin masih kewalahan dengan pasiennya, dan ia baru menyadarinya pasienya itu harus dilakukan prosedur bedah yang sama dengan yang dilakukan Dokter Kevin sebelumnya, ia berpikir sesaat dan menghembuskan nafasnya, lalu ia terlihat mulai fokus membedah pasiennya sembari mengingat-ingat kembali prosedur bedah yang dilakukan oleh Dokter Kevin. Dokter Kevin memutuskan untuk turun ke bawah dan membantu Karin, saat dokter Kevin masuk dan akan mengenakan jubah operasinya Karin memintanya untuk tetap diam, dan Karin mengatakan bahwa ia akan berusaha menolong pasiennya, Dokter Kevin terdiam dan meminta untuk tetap di dalam ruang operasi untuk memperhatikannya. Dokter Karin melanjutkannya dan ia terlihat sangat letih, tak terasa jam demi jam terlewati, akhirnya Dokter Karin menyelesaikan operasinya dengan sangat baik, ia akhirnya dapat bernafas lega dan meminta asistennya untuk melanjutkan menjahit pasiennya. Dokter Karin keluar dari ruangan, dan Dokter Kevin menghampirinya dengan membawa sebuah minuman untuknya. Mereka akhirnya memutuskan untuk berbincang-bincang setelah pulang dari rumah sakit, Karin akan menentukan tempatnya. Setelah mereka pulang dari rumah sakit, Karin memberi pesan kepada dokter Kevin untuk memberitahu lokasinya. Mereka akhirnya tiba di sebuah restoran yang terlihat cukup mewah, tenyata restoran itu adalah milik Alya teman SMA Karin dulu. Mereka pun memesan makanan yang dilayani langsung oleh Alya, sambil menunggu makanan datang Karin dan dokter Kevin saling berbincang, "Bagaimana kabar nenek?"tanya dokter Kevin. Karin memberitahu bahwa neneknya telah meninggal karena peyakit kanker, dokter Kevin sangat terkejut mendengar hal itu, ia menyayangkan tidak pulang dan melihat nenek untuk yang terakhir kalinya. Karin menjelaskan bahwa ia khirnya dapat mewujudkan keinginan neneknya yaitu menjadi seorang dokter, dokter Kevin memeberitahu Karin bahwa ia dan nenek sangat bangga karena akhirnya Karin berhasil menjadi seorang dokter, setelah itu dokter Kevin bertanya-tanya mengenai kisah percintaan Karin saat ini, Karin menjelaskan bahwa ia tidak pernah pacaran karena dari ia lulus SMA ia sangat sibuk untuk belajar agar cepat lulus dan menjadi seorang dokter ia tk ada waktu untuk mengurusi percintaannya. Dokter Kevin terlihat sedikit tersenyum dengan malu-malu, lalu Karin menanyakan mengapa dia tersenyum, dokter Kevin mengalihkan pembicaraannya. "Apakah dokter Defi itu teman mu?" tanya dokter Kevin. "Iya, dulu dokter Defi dan aku bersahabat, namun setelah aku menjadi peringkat pertama di sekolah ia sangat marah kepadaku karena merasa tersaingi dan memutuskan untuk membenciku."Jawab Karin. Tak berapa lama makanan datang Karin memperkenalkan Alya kepada dokter Kevin, ia menjelaskan bahwa dulu ia, Alya, dan defi bersahabat, dan mereka sangat dekat. Lalu setelah Alya berkenalan dengan dokter Kevin ia izin untuk meninggalkan mereka karena dia akan melayani pengunjung yang lain. Lalu Karin menanyakan apakah dokter Kevin sudah menikah atau memiliki pasangan, dan dokter Kevin menjawab bahwa ia sudah lama mencintai seseorang, namun belum berani untuk mengungkapkannya. Karin meresponnya dengan mengangguk kepalanya. Setelah selesai makan, mereka dipanggil untuk menemui ketua di rumah sakit karena ketua akan mengumumkan yang akan menjadi partner kerja Dokter Kevin. Mereka berkumpul di ruang rapat, terlihat Defi sangat percaya diri akan memenangkannya, Ketua lalu mengumumkan yang akan menjadi partner kerja Dokter Kevin adalah Dokter Karin, mendengar hal itu Dokter Defi sangat terkejut dan masih belum bisa menerima, ketua menjelaskan mengapa Dokter Karin bisa menang dan akhirnya dengan berat hati Dokter Defi menerima kekalahannya. Setelah rapat telah selesai, Dokter Defi menarik tangan Dokter Karin dan membawanya ke suatu ruangan untuk berbicara. "Apakah kau tidak puas telah mengalahkanku di SMA?" Ucap Dokter Defi yang terlihat sangat kesal. "Aku tidak pernah berniatan untuk menyaingimu." Ucap Dokter Karin. Dokter Kevin yang mendengar percakapan itu langsung menghampirinya dan membawa Karin pergi meninggalkan Defi.

Keesokan harinya, Dokter Kevin meminta Dokter Defi untuk datang ke ruangannya, lalu Dokter Defi menuju ruangan Dokter Kevin dan mengetuk pintu ruangan Dokter kevin, Dokter kevin  lalu menyuruhnya masuk. Dokter Kevin bertanya apa masalah yang terjadi antara... Dokter Karin dan Dokter Defi. Dokter Defi mengatakan bahwa Dokter Karin selalu mengahancurkan usahanya dan selalu mengalahkannya. Dokter Kevin menasehatinya untuk lebih dewasa, lalu ia menceritakan kisah hidup Dokter Karin yang ditinggalkan oleh ibunya sejak kecil, Dokter Karin tidak pernah mendapatkan kasih sayang yang tulus ketika ia kecil hingga saat ini, banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Dokter Karin, ia beberapa kali sempat mengalami prustasi. Mendengar hal itu membuat Dokter Defi menjadi merasa kasihan dan tersentuh hatinya. "Sebenarnya ia berambisi menjadi juara di sekolah karena ia ingin membuat neneknya bangga, dia tidak pernah berniatan untuk menghancurkan usahamu ataupun mengalahkanmu, ia hanya bekerja keras agar ia dapat menjadi seorang dokter sesuai keinginan neneknya, karena setelah ia ditinggalkan oleh neneknya, ia hidup sendirian, ayahnya telah menikah kembali setelah ibunya meninggal, dan ayahnya memutuskan hubungannya dengan Dokter Karin."Ucap Dokter Kevin. Saya memberitahumu tentang ini bukan karena saya membela Dokter Karin, namun saya ingin mengurangi masalah-masalah yang dihadapi oleh Dokter Karin, karena saya menyayanginya. Baiklah saya hanya ingin menyampaikan itu saja, saya harap kamu dapat lebih dewasa dan memahami kondisi yang dialami oleh Dokter Karin. Dokter Defi pun keluar dari ruangan itu. Di sepanjang jalan menuju ruangannya, Dokter Defi memikirkan pertakataan yang diucapkan oleh Dokter Kevin, ia merasa hal yang ia telah lakukan itu salah, dan ia menyesalinya. Namun ketika Dokter Defi berjalan menuju ruangannya, seorang remaja perempuan bertanya kepadanya. "Permisi dok, maaf saya ingin menanyakan ruangan dokter Karin. Apakah dokter tau ruangannya?"Tanya seorang remaja perempuan itu. "Kalau boleh tau, untuk apa ya menanyakan ruangan dokter Karin?"Ucap Dokter Defi. "Begini dok, ibu saya sedang sakit dan hanya ingin di periksa oleh dokter Karin."Ucap seorang remaja perempuan itu. "Ohh... kalau begitu saya akan mengantar anda keruangan Dokter Karin."Ucap Dokter Defi. Mereka menuju ruangan Dokter Karin, Dokter Defi mengetuk pintu ruangan dokter Karin dan memberitahu bahwa ada seorang pasien yang ingin bertemu dengannya, lalu Dokter Karin menyuruhnya masuk. Dokter Defi keluar dari ruangan Dokter Karin, namun ia diam-diam mendengarkan pembicaraan Dokter Karin dan pasiennya. "Ada apa anda kesini?"Ucap Dokter Karin. "Aku sedang sakit ingin berobat, dan diperiksa olehmu."Ucap Ibu tiri Dokter Karin. "Banyak Dokter di rumah sakit ini, mengapa anda memilih saya?"Tanya Dokter Karin. "Saya mendengar bahwa jika pasien yang berobat disini adalah keluarga dokter maka pengobatannya akan diberi pemotongan biaya."Ucap ibu tiri Dokter Karin. "Maaf sebelumnya, saya tidak pernah menganggap anda ibu saya ataupun keluarga saya, dan saya dengan ayah saya sudah tidak ada hubungan apapun."Ucap Dokter Karin. "Dasar anak tidak punya sopan santun, sepertinya ibumu tidak pernah mengajarkan tatakrama kepadamu."Ucap ibu tiri Karin. "Anda jangan pernah sekali-kali menjelekan ibu saya, dan jika bicara tolong dijaga. Silahkan cari dokter lain dan keluar dari ruangan saya."Ucap Dokter Karin. "Mah tidak boleh berbicara seperti itu, maafkan perkataan ibu saya dokter."Ucap Remaja perempuan itu. Mendegar pembicaraan itu Dokter Defi terkejut lalu meninggalkan ruangan Dokter Karin. Ibu tiri Dokter Karin tetap memaksa ingin di periksa oleh Dokter Karin, karena ia ingin pengobatannya mendapatkan pemotongan biaya, hingga terjadi perdebatan dan keributan, mendengar suara keributan Dokter Kevin menghampiri ruangan Dokter Karin dan menenangkan suasana. Setelah Dokter Kevin mengetahui permasalahan yang terjadi, ia menawarkan kepada Ibu tiri dokter Karin untuk mengobatinya. Akhirnya ibu tiri dokter Karin akan diobati oleh Dokter Kevin. Setelah dilakukan pemeriksaan kepada ibu tiri dokter Karin, dokter Kevin memberitahu penyakitnya itu hanya dapat disembuhkan jika dilakukan tindakan bedah syaraf . Ibu tiri Dokter Karin terkejut dan kebingungan karena biaya untuk operasi itu sangat tinggi. Setelah pemeriksaan dan konsultasi dengan Dokter Kevin, Ibu tiri dokter Karin memutuskan untuk pulang dan akan memikirkannya terlebih dahulu.

Pada siang hari, ketika jam istirahat Dokter Kevin mengajak Dokter Karin untuk makan bersama, Dokter Karin menerima ajakan dari Dokter Kevin. Ketika mereka selesai makan, Dokter Kevin mencoba menenangkan Dokter Karin karena permasalahan yang tadi terjadi, Dokter Karin mengucapkan terimakasih karena sudah mau membantunya. Dokter Karin hanya tidak ingin teringat masa lalunya dan karena ia masih kesal kepada ayahnya. Sesampainya di rumah Ibu tiri Dokter Karin menceritakan kepada suaminya yang merupakan ayah kandung Dokter Karin, Bahwa ia harus dioperasi untuk menyembuhkan penyakitnya, ia juga memberitahu bahwa Karin sudah menjadi seorang dokter, dan ia sangat kesal karena Dokter Karin menolaknya untuk memperiksanya saat ia di rumah sakit tadi. Suaminya mengatakan bahwa ia memiliki uang simpanan, dan menyuruh isterinya untuk segera dioperasi. Mendengar hal itu Ayah Dokter Karin berniatan untuk menemui Karin di rumah sakit karena sudah lama sekali ia tidak pernah bertemu.

Keesokan harinya, ketika di rumah sakit Dokter Karin seperti biasa sibuk mengobati pasiennya dan ia tak henti-hentinya melakukan tindakan operasi, Ketika ia berjalan menuju IGD bersama para dokter muda yang menemaninya, Ayah Dokter Karin datang menghampiri Dokter Karin dan ia mengajak nya berbicara, Dokter Karin menyuruh para dokter muda untuk ke IGD terlebih dahulu, lalu Dokter Karin mengajak ayahnya ke ruangannya. Dokter Karin menanyakan apa tujuan ayahnya menemuinya, lalu ayahnya memuji Dokter Karin dan merasa sangat bangga karena anaknya kini telah menjadi dokter dan orang yang sukses. "Untuk apa anda memuji saya, bukankah anda sangat membenci saya dan bukankah diantara kita sudah tidak ada lagi hubungan apa-apa?"Ucap Dokter Karin. Ayahnya terdiam dan tertunduk karena merasa menyesal dan bersalah, lalu ayahnya mencoba menceritakan bahwa isterinya sedang sakit, dan kini kondisinya semakin parah, ia meminta tolong kepada anaknya itu untuk mengobatinya. "Kini anda datang setelah saya sukses dan anda ingin menikmati kesuksesan saya bukan begitu? Asal anda tahu, saya dengan mati-matian dan susah payah untuk bisa mencapai di titik ini, itu bukan karena bantuan darimu, bahkan saat saya susah anda kemana saja?"Ucap Dokter Karin. Dokter Karin meninggalkan ruangannya dan berlari menuju IGD. Ayahnya diam-diam melihat Dokter Karin yang sedang sibuk mengobati pasien di IGD. Dokter Kevin tak sengaja menyenggol ayahnya Dokter Karin, lalu ayahnya Dokter Karin memberikan makanan dari restorannya untuk dibagikan kepada Dokter Karin dan teman-temannya, ia juga memberi kartu namanya dan meminta untuk menjaga Dokter Karin, Dokter Kevin menanyakan ada hubungan apa dengan Dokter Karin, lalu ayahnya menjawab ia adalah ayahnya Dokter Karin. Dokter Kevin membawa makanan itu dan menerima kartu namanya dan mengucapkan terima kasih.

Malam hari, setelah Dokter Kevin pulang dari rumah sakit ia mengunjungi restoran kedai sup nenek, dimana dulu ia tinggal dan menghabiskan waktu disana, Restoran kedai sup nenek terlihat masih buka yang di lanjutkan oleh ayah Dokter Karin. Dokter Kevin berdiri di sebrang jalan menatap dari kejauhan. Ayah Dokter Karin sedang sibuk memasak sup lalu menyapa tamu yang baru datang, wajahnya tersenyum sumringah melihat Dokter Kevin masuk ke kedainya. Ayah Dokter Karin mengatakan kalau ingin makan sup milik nenek Dokter Karin, Ayahnya dengan senang hati menyambutnya karena semua teman Dokter Karin selalu diterima di kedainya. "Aku tidak makan disini, tapi pesan 3 untuk dibungkus untuk dibawa pulang."Kata Dokter Kevin, Ayah Dokter Karin meminta Dokter Kevin untuk menunggu dan akan segera kembali. Setelah membeli sup Dokter Kevin mengajak Dokter Karin untuk makan malam bersama di rumahnya. Saat di  rumah Dokter Karin bertanya apakah dokter Kevin pergi menemui ayahnya, Dokter Kevin mengatakan kalau pergi ke kedai sup nenek. Dokter Karin pikir itu sama saja. Dokter Kevin mengatakan itu tidak sama karena tujuannya beda."Aku kesana untuk membeli sup nenek dan kau bilang tidak masalah."Ucap Dokter Kevin. "Aku memang bilang begitu, tapi.... Aku tidak suka Dokter menemui ayahku."Ucap Dokter Karin.  Dokter Karin sempat tersenyum saat mulai makan karena teringat neneknya yang dulu sering membuat sup tersebut, Dokter Karin merasa sup buatan neneknya dan buatan ayahnya itu sama. Setelah selesai makan, Dokter Kevin mengungkapkan rasa cintanya kepada dokter Karin setelah sekian lamanya. Dokter Karin yang mendengar hal itu sedikit terkejut dan pipinya mulai memerah, lalu Dokter Kevin menanyakan jawaban atas perasaannya, apakah Dokter Karin memiliki perasaan yang sama. Akhirnya Dokter Karin menjawab bahwa ia pun memiliki perasaan yang sama, setelah itu Dokter kevin mengajak Dokter Karin untuk melanjutkan hubungannya ke jenjang yang lebih serius. Namun Dokter Karin meminta Dokter Kevin agar tidak terburu-buru untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius, karena hubungan ia dan ayahnya pun masih belum baik, Dokter Kevin mencoba mengerti posisi Dokter Karin saat ini, namun ia secepatnya akan mengenalkan Dokter Karin kepada Ayahnya Dokter Kevin.

Keesokan harinya, Ibu tiri Dokter Karin datang kembali ke rumah sakit untuk membicarakan operasi yang akan dilakukan, Setelah berbincang-bicang mengenai tindakan operasi yang akan dilakukan oleh Dokter Kevin, ibu tiri dokter Karin akan dioperasi keesokan harinya oleh Dokter Kevin. Dokter Kevin meminta Dokter Karin untuk datang  keruangannya, Saat Dokter Karin masuk ke dalam, ia melihat ibu tirinya sedang berbicara dengan Dokter Kevin. Dokter Kevin meminta Dokter Karin untuk membantunya sebagai asisten dalam operasi ibu tirinya, Dokter Karin menolak dan mengatakan ia tidak bisa membantunya mengoperasi Ibu tirinya, lalu ia keluar dari ruangan Dokter Kevin. Dokter kevin berpikir sejenak, dan ia memutuskan untuk meminta tolong kepada Dokter Defi. Dokter Defi bersedia membantu Dokter Kevin untuk mengoperasi ibu tirinya Dokter Karin.  Keesokan harinya Dokter Kevin dan Dokter Defi sedang bersiap-siap untuk mengoperasi Ibu tiri Dokter Karin, setelah dilakukan pembiusan Dokter Kevin memulai membedah Ibu tiri Dokter Karin, Ayah Dokter Karin bersama anak dari isterinya yang baru menunggu operasinya di luar dengan rasa cemas. Beberapa jam telah berlalu, akhirnya operasi berjalan lancar dan Dokter Kevin keluar dari ruangan operasi dan memberitahu bahwa operasi berjalan lancar. Ayah Dokter Karin merasa sangat lega dan mengucapkan terima kasih kepada Dokter Kevin dan Dokter Defi. Setelah melakukan operasi Dokter Kevin mengajak Dokter Karin untuk makan siang bersama. Setibanya di kantin, Dokter Kevin mengatakan bahwa ayahnya mengajak Dokter Karin untuk makan bersama dirumahnya pada akhir pekan, dan Dokter Kevin berencana akan memperkenalkan Dokter Karin kepada ayahnya, lalu Dokter Karin menyetujuinya. "Apakah kamu tidak akan mencoba berbaikan dengan ayahmu?" Ucap Dokter Kevin. Dokter Karin hanya terdiam tanpa mengatakan sedikit pun. "Baiklah aku sangat mengerti posisimu."Ucap Dokter Kevin. Dokter Karin hanya memberikan senyuman. Setelah beres makan siang mereka kembali ke rumah sakit untuk memperiksa pasien, namun saat di perjalanan Dokter Karin bertemu ayahnya dan ayahnya mengajaknya untuk mengobrol di taman. "Apakah kau mau terus seperti ini kepada ayahmu?"Ucap Ayah Dokter Karin. "Bukankah dulu Ayah yang memutuskan hubungan denganku?"Ucap Dokter Karin. "Ayah minta maaf, dulu ayah ngomong seperti itu karena ayah terlalu kesal denganmu."Ucap Ayah Dokter Karin. "Setelah sekian lama Ayah baru menemuiku lagi dan meminta maaf, untuk apa Ayah?"Ucap Dokter Karin. "Ayah tau ini sudah terlambat, namun bukankah kau akan menikah dan Ayah akan menemanimu dipernikahanmu."Ucap Ayah Dokter Karin. Dokter Karin mulai memaafkan Ayahnya dan mencoba untuk melupakan masa lalunya.

Keesokan harinya, saat pagi hari IGD dipenuhi oleh pasien yang baru datang, ketika Dokter Defi sedang memperiksa pasien, ia melihat Ayahnya nya tak sadarkan diri yang sedang dibawa oleh perawat menuju ke ruangan IGD, ia sangat terkejut lalu meninggalkan pasiennya dan berlari untuk melihat kondisi Ayahnya. Ayahnya langsung ditangani oleh Dokter Kevin dan Dokter Karin. Setelah dilakukan pemeriksaan, Dokter Kevin memberitahu Dokter Defi bahwa terdapat tumor ditubuh Ayahnya dan harus segera dioperasi, jika menundanya maka kondisi ayahnya akan semakin memburuk, Dokter Defi menangis dan memeluk Ibunya, lalu ia memohon kepada Dokter Kevin dan Dokter Karin untuk menolongnya melakukan tindakan operasi kepada Ayahnya, Dokter Karin mengatakan ia akan mencoba menolong Ayahnya sekuat tenaga. Operasi akan segera dimulai, Dokter Defi bersama ibunya menunggu diluar dengan rasa cemas, 5 jam kemudian Dokter Kevin dan Dokter Karin keluar dan mengatakan bahwa operasi berjalan lancar, Dokter Defi merasa tenang dan ia mengucapkan terimakasih kepada Dokter Kevin dan Dokter Karin karena telah menyelamatkan ayahnya. Lalu Dokter Defi mengajak dokter Karin untuk mengobrol disuatu cafe saat pulang nanti. Dokter Karin menerima ajakan dari Dokter Defi, setelah selesai melakukan operasi Dokter Karin kembali ke ruangannya untuk mengganti pakaiannya. Setelah pulang dari rumah sakit, Dokter Defi dan Dokter Karin mengobrol di sebuah cafe, mereka memesan sebuah minuman, lalu Dokter Defi mengatakan bahwa dirinya telah jahat kepada Dokter Karin, ia menyesalinya dan meminta maaf karena sifatnya yang kurang dewasa. Dokter Karin mengatakan ia sudah memaafkan Dokter Defi dan ia juga meminta maaf karena ia sudah membuat Dokter Defi kesal kepadanya. Mereka berbincang-bincang mengenai kenangan mereka saat di SMA dulu. Hubungan yang awalnya retak kini telah kembali harmonis. Dokter Karin dan Dokter Defi kembali bersahabat.

Akhir pekan pun tiba, Dokter Karin sedang memilih-milih pakaian yang akan ia kenakan, dan ia merias wajahnya sedikit berbeda dengan biasanya. Tak lama Dokter Kevin datang dan menunggu Dokter Karin diluar, saat Dokter Karin telah selesai ia keluar menemui Dokter Kevin. Dokter Kevin terkejut terpesona melihat kecantikan Dokter Karin. Mereka menuju rumah Dokter Kevin untuk makan bersama Ayah Dokter Kevin, ketika di perjalanan Dokter Karin terlihat sedikit gugup karena ia akan bertemu dengan Ayah Dokter Kevin. Mereka pun tiba di rumah Dokter Kevin yang di sambut langsung oleh Ayah Dokter Kevin, terlihat Ayah Dokter Kevin sangat ramah dan menerima baik kedatangan Dokter Karin, lalu Ayah Dokter Kevin mengajak untuk makan bersama. Ketika sedang makan, Ayah Dokter Kevin menanyakan mengenai hubungan Dokter Kevin dan Dokter Karin, ia mengatakan apakah hubungan mereka akan dilanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Dokter Kevin menjawab ia akan segera melamar Dokter Karin dan meminta restu kepada Ayah Dokter Karin. Dokter Karin tersenyum mendengar perkataan Dokter Kevin. Setelah selesai makan, Dokter kevin dan Dokter Karin menuju ruang tamu dan melihat foto-foto Dokter Kevin dari ia kecil hingga remaja. Saat sedang asik melihat foto-foto, Dokter Kevin mengajak Dokter Karin untuk pergi ke sebuah tempat karena ia ingin menunjukan sesuatu kepada Dokter Karin. Tanpa berpikir lama Dokter Karin menerima ajakan Dokter Kevin.

Keesokan harinya, Dokter Karin dan Dokter Kevin pergi ke sebuah tempat, tempat itu adalah tempat pemakaman Nenek Dokter Karin, disana Dokter Kevin meminta restu untuk menikah dengan Dokter Karin, terlihat Dokter Karin sangat rindu dengan neneknya. Setelah itu Dokter Kevin membawa Dokter Karin ke sebuah tempat, di tengah perjalanan Dokter Kevin menyuruh Dokter Karin untuk menutup matanya. Saat tiba di tempat itu, lalu Dokter Karin membuka penutup matanya, ia melihat hiasan bunga yang di hias dengan sangat indah dan saat berbalik kebelakang Dokter kevin memberikan sebuah bunga dan ia berlutut dengan menanyakan apakah Dokter Karin mau menikah dengannya. Dokter Karin terkejut dan ia menerima bunga dari Dokter Kevin lalu ia mengucapkan bahwa iya dia mau. Mereka terlihat sangat bahagia dan saling mencintai, keduanya tertawa bahagia.

"Aku tidak tahu sejak kapan aku mencintainya. Aku tidak tahu kapan mulai memiliki perasaan terhadapnya, tapi aku akan terus mencintainya. Ketika kau berjumpa dengan orang yang tepat, kau akan melupakan kapan kau jatuh cinta padanya."

Yogi Zahary Ramadhan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun