Mohon tunggu...
Yogi Zahary Ramadhan
Yogi Zahary Ramadhan Mohon Tunggu... Aktris - @yogiiii10

@yogiiii10

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tidak Ada yang Tidak Mungkin

23 Februari 2021   00:20 Diperbarui: 23 Februari 2021   00:41 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari kemudian, Karin yang masih sangat berduka ia merasa kesepian, tidak ada orang yang dapat dijadikan curahan hatinya sehingga ia sangat prustasi. Ketika ia sedang memebersihkan rumah, ia membuka lemari dan di dalam lemari itu terdapat buku tabungan dan kertas dengan tulisan, bahwa neneknya telah mempersiapkan uang yang cukup banyak untuk Karin. Melihat hal itu Karin sangat sedih karena teringat kembali pada neneknya. Beberapa jam kemudian ayah Karin datang bersama ibu tirinya, Karin yang masih sangat kesal kepada ayahnya, menyuruh ayahnya untuk pergi meninggalkannya. Akhirnya karena kesal ayahnya meninggalkan Karin. Saat senja hari Karin datang ke sebuah danau untuk menenangkan pikirannya.

Hari demi hari Karin jalani dengan sendirian, ia memikirkan masa depannya, dan apa yang akan ia lakukan untuk menggapai kesuksesannya. Setelah sebelumnya terpuruk Karin kini telah kembali semangat dalam menjalani hidupnya, ia berusaha mengejar mimpinya, dan mengabulkan permintaan neneknya, Kini ia telah duduk di bangku kelas 12 semester akhir, ia sedang berusaha untuk masuk ke salah satu universitas terbaik, dan mengambil jurusan kedokteran. Karin dan Defi saling bersaing, karena Defin pun akan mengambil jurusan kedokteran. Hari demi hari terlewati, Karin sedang menanti pengumuman kelulusannya dan menunggu pengumuman penerimaan dari universitas yang ia pilih. Beberapa menit kemudian, ia membuka pengumuman dan ia dinyatakan diterima di prodi kedokteran dari universitas yang ia pilih, dan Alya menelfon Karin, memberikan informasi  bahwa Karin lulus dari SMA-nya dengan nilai ujian tertinggi. Karin yang mendengar pengumuman itu merasa sangat senang dan bersyukur.

[13 Tahun kemudian]

Karin terlihat menggunakan jas dokter dengan stetoskop yang di gantung di lehernya, cita-cita yang ia impikan akhirya tercapai, kini ia telah bekerja di rumah sakit ternama, namun ia merasa sedih karena neneknya tidak dapat melihatnya sukses menjadi dokter dan tidak dapat menolong ibu dan neneknya. Tepat jam 12 malam, Karin mengikat rambutnya dan mengganti pakaiannya, dengan pakaian jaga dengan sepatu kets. Terlihat kesibukan di dalam ruang IGD. Kumpulan gangster masuk dengan membawa pasien yang terluka parah dan berteriak menanyakan keberadaan dokternya. Semua orang yang ada di ruangan langsung kabur karena ketakutan, Seorang gangster berteriak marah karena semua orang hanya diam saja. Dua dokter terlihat saling menyuruh untuk memeriksa, tapi keduanya terlihat ketakutan. Lalu salah satu dokter laki-laki  keluar untuk melihat situasi yang gaduh, dan dia bertanya apa masalahnya. Wakil gangster memberitahu ketuanya itu terluka, dokter melihat ketua gangster itu berdarah dan ingin memegangnya, tapi yang terjadi ia malah di dorong. Kemudian terjadi sebuah pertengkaran, saat itu Karin datang menahan tangan wakil gangster yang hendak memukul para dokter, si wakil gangster sinis melihat dan berpikir bahwa Karin itu hanya petugas medis. Karin pikir pria itu tak bisa melihat jasnya kalau ia adalah seorang dokter, lalu langsung mendorongnya. "Disini tempat pasien dirawat. Kalau bukan pasien silahkan keluar."Ucap Karin. "Siapa yang memerintah kami!"Ucap wakil gangster. "Aku orang yang akan merawat pasien ini dan pekerjaanku memeberi suasana optimal untuk merawat pasien."Ucap Karin. "Aku tidak mau dirawat oleh perempuan jadi panggil dokter laki-laki dan bawa dia keluar."Ucap Ketua gangster. Gangster lain pun menarik Karin keluar, saat itu pun Karin yang pandai berkelahi melawan semua gangster, melintir, menendang dan mendorongnya dan akhirnya si ketua gangster pun tak sadarkan diri. Karin lalu membawa Ketua gangster itu ke ruangan dan memeriksanya, lalu setelah melakukan pemeriksaan, Karin segera mengambil keputusan untuk ketua gangster itu segera di operasi karena kondisinya yang sangat buruk. Karin sedang bersiap-siap untuk melakukan operasi dan mengganti pakaiannya, setelah mengganti pakaiannya ia berjalan ke ruangan 1 kamar operasi, lalu ia melakukan tindakan bedah pada saraf kepada ketua gangster itu dengan serius, Akhirnya operasi yang ia lakukan berjalajan lancar dan berhasil. Para gangster sedang menunggu di luar ruangan operasi, Ketika Karin keluar dari ruangan operasi, ia ditanya bagaimana kondisi Ketuanya itu, lalu Karin menjelaskan kondisinya dan mengatakan bahwa operasinya berjalan lancar. Semua anggota gangster itu mengucapkan terima kasih dan menundukan badannya kepada Karin untuk menghormatinya. Karin terlihat sangat bahagia dan merasa terhormat. "Disaat sukses, kita memperoleh banyak hal. Orang melihatmu dengan cara berbeda."Ucap Karin dalam hatinya. Setelah ia melakukan operasi, ia mengganti pakaiannya kembali dan bersiap untuk pulang, sebelum pulang ia mampir ke sebuah mall, Karin berjalan dengan anggun melalui lorong mall, ia melihat ke  bagian perhiasan lalu memilih sebuah anting yang terlihat cantik, pelayan pun memuji Karin yang nampak cantik. Dengan senyuman Karin mengucapkan terima kasih. "Saat sukses, aku menyadarinya. Kesuksesan, hanya bisa dihargai jika punya keluarga untuk berbagi."Ucap Karin. Setelah selesai berbelanja, Karin masuk ke dalam mobil sedan yang terlihat mewah, dengan barang belanja yang dibelinya.

Keesokan harinya, dokter Kevin yang telah menyelesaikan belajarnya di Amerika, ia memutuskan untuk kembali, dokter Kevin duduk di dalam pesawat, ketika di pertengahan perjalanan ia melihat seorang wanita yang sedang minum dengan tangan gemetar. Dokter Kevin menanyakan apakah wanita itu baik-baik saja, namun wanita itu tak menghiraukannya, lalu wanita itu keluar dari kursinya dan menuju kamar mandi, namun ia langsung terjatuh pingsan, dokter Kevin melihat si wanita seperti kejang-kejang dan segera menolongnya, ia  memegang bagian leher wanita itu lalu meminta pramugari memberikan bantal, seorang pramugari menanyakan apakah ia dokter, dan ia memberikan kartu tanda sebagai dokter, ia menjelaskan bahwa ia dokter spesialis bedah saraf. Lalu ia bertanya apakah mereka punya peralatan medis darurat. Pramugari segera mengambilnya. Pesawat masih terbang dalam kesunyian, dokter Kevin sudah menemukan obat dalam dalam kotak peralatan medis, dan ia memasangkan alat bantu nafas, lalu ia mengambil satu tube obat dan langsung menyuntikan pada lengan pasien lalu bertanya kapan kita mendarat, karena waktunya tidak banyak. "Apakah sudah menghubungi IGD?"Tanya dokter kevin. Pramugari menjawabnya bahwa telah menghubungi salah satu rumah sakit. "Pasien ini harus segera dimeja operasi dalam 1 jam kalau tidak, nyawanya akan terancam." Rumah sakit yang menerima kabar itu lalu memanggil Karin dan memberitahunya bahwa ada pasien yang pingsan di pesawat karena pendarahan otak, akan di bawa kemari dengan helikopter. "Mereka ingin segera dilakukan operasi dan membutuhkan ahli bedah syaraf." Ucap salah satu dokter. "Kapan pasiennya datang?" Tanya Karin, dan dokter itu megatakan sebentar lagi. Karin memerintahkan untuk segera siapkan kamar operasi. Karin dan satu dokter yang menemaninya menuju ke atap rumah sakit untuk membawa pasien yang berada di pesawat. Dan dokter yang menemaninya menjelaskan pasien yang berada di pesawat berusia 25 tahun, wanita, dalam kondisi tidak sadarkan diri, dengan dilatasi pupil 3-5mm. Lalu Karin menanyakan perkiraan diagnosis. "Pendarahan otak, statusnya sedang epilepticus. Pasien sudah diintubasi, kondisi vitalnya kurang baik."jelas dokter yang menemaninya. Beberapa menit kemudian sebuah helikopter ambulans pun mendarat, pasien pun mulai diturunkan. Karin melihat dari kejauhan. Lalu dokter Kelvin pun turun dari helikoper, Karin yang pernah menyadari kalau yang turun dari helikopter itu orang yang pernah dikenalinya. Dokter Kelvin pun melihat Karin yang kini mengenakan jas dokter ia terlihat sedikit terkejut dan senang. Dokter yang menemani Karin berlari medekatinya pasien dan segera membawa pasiennya. Dokter Kevin bertanya kepada  dokter yang menemani Karin apakah ia dokter residen, ia membenarkannya,dokter Kevin menyuruh segera lakukan CT dengan tatapan mengarah terus pada Karin.  Akhirnya pasien dibawa menuju ruang operasi. Dokter Kevin yang mulai mendekati Karin terlihat gugup, Karin lalu bertanya sudah berapa lama pasien tidak sadarkan diri. Dokter Kevin menjawab 4 jam 45 menit. Dokter Kevin menanyakan apakah Karin sehat. "Apa kau sudah menikah?"tanya dokter Kevin, Karin menggelengkan kepala dan menjawab belum menikah. "Apa kau sudah punya pacar?" kembali menanyakan kepada Karin, Karin menjawab tak punya pacar, dokter Kevin berkomentar itu bagus lalu pergi meninggalkan Karin dengan sedikit senyuman. Karin menatap dengan wajah kebingungan.

Akhirnya telah diputuskan bahwa yang akan mengoperasi pasien adalah Dokter Kevin dan Dokter Karin, saat mereka sedang mencuci tangan, Karin menanyakan mengapa dokter Kevin kembali, dan Dokter Kevin menjawab karena rindu kepadanya dengan tertawa kecil dan menyipratkan air ke Karin. Operasi segera dimulai, yang menjadi kepala bedah saat operasi itu adalah dokter Kevin dan Karin menjadi asistennya. Melihat kasus pasien yang ia dapatkan sangat sulit untuk membedahnya, dokter Kevin membedahnya dengan menerapkan ilmu yang ia dapatkan di Amerika, para dokter menyaksikan operasi yang dokter Kevin lakukan karena menurut para dokter itu keberhasilannya hanya 25% dan pertama kali dilakukan operasi dengan tindakan bedah seperti itu. Karin yang mengetahui hal itu sangat bersemangat karena ia berkesempatan pertama kalinya melakukan bedah tersebut, pembedahan dimulai dengan membedah kepala pasien, saat di pertengahan operasi terjadi sedikit kendala, pendarahan terjadi namun dokter Kevin dengan cepatnya mencari letak terjadinya pendarahan dan akhirnya pendarahan dapat dihentikan, semua dokter yang menyaksikan sedikit lega. Dokter Kevin dan dokter Karin melanjutkan operasinya, dokter Karin menawarkan untuk menjahit Pasien tersebut, akhirnya dokter Kevin dan dokter Karin berganti posisi, akhirnya dengan waktu yang cukup lama operasi selesai dan berjalan lancar, para dokter yang menyaksikannya bertepuk tangan dan memuji dokter Kevin. Setelah operasi selesai, Karin menghampiri dokter Kevin dan ia meminta untuk mengajarinya cara membedah yang dilakukan dokter Kevin saat mengoperasi pasien tadi. Dokter Kevin tersenyum dan berjanji akan mengajarinya. Tak berapa lama ketua dokter bedah syaraf datang menghampiri dokter Kevin dan memeluknya, Ia mengatakan sangat rindu kepadanya. Lalu Karin menanyakan mengapa mereka bisa saling mengenal, dan dokter Kevin memberitahu bahwa ketua dokter bedah syaraf  itu adalah pamannya. Dan ketuanya itu juga memberitahu bahwa Dokter kevin adalah anak dari direktur rumah sakit ini. Karin yang mengetahui hal itu sedikit terkejut karena ia menganggap dokter kevin itu orang yang sederhana, karena sebelumnya dokter kevin hanya mengontrak ditempatnya. Lalu dokter Kevin menjelaskan bahwa ia tidak mau merepotkan ayahnya dan ingin hidup mandiri. Lalu ketua dokter itu menyuruh dokter Kevin untuk datang keruang rapat untuk memperkenalkan diri kepada dokter bedah lainnya dan memilih satu dokter sebagai partner kerjanya.

Seluruh dokter bedah syaraf diumumkan untuk kumpul di ruang rapat, dan saat Karin masuk ke ruangan tersebut ia melihat Defi teman dan saingannya saat SMA-nya dahulu menggunakan jas dokter dan memasuki ruangan, Karin menanyakan ke perawat yang melewatinya, apakah dokter Defi bekerja di rumah sakit ini juga, perawat itu membenarkannya, dokter Defi hari ini pertama ia bekerja di rumah sakit in. Karin pun memasuki ruangan, setelah semua dokter berkumpul dan duduk, dokter Kevin mulai memperkenalkan diri. Ia memceritakan dirinya dan pengalamannya, dia adalah professor muda yang melanjutkan sekolahnya di luar negeri yaitu Amerika, ia dapat menyelesaikan sekolahnya dalam waktu yang singkat dan mendapatkan predikat lulusan terbaik. Seluruh dokter sangat kagum melihat prestasi dan pengalamannya, setelah itu 2 profesor dokter bedah syaraf termasuk dokter Kevin maju ke depan untuk memilih 1 partnernya dalam bekerja. Karin dan Defi adalah dokter salah satu yang akan menjadi partnernya dan mereka beharap di pilih oleh dokter Kevin. Dokter Kevin dengan sangat percaya dirinya akhirnya memilih Karin sebagai partnernya. Karin terlihat sangat senang karena ia menginginkan ilmu-imu yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. Defi yang mengetahui hal itu terlihat sangat kesal dan tidak menerimanya, akhirnya terjadi sebuah perdebatan dan akhirnya ketua memutuskan untuk melakukan pertandingan, pertandingan itu akan di menangkan oleh dokter yang dapat berhasil mengoperasi pasien yang memiliki kasus sedikit sulit dan operasi itu berjalan lancar. Kesulitan kasus pasien akan diputuskan oleh ketua setelah mereka mengoperasi pasiennya. Beberapa jam kemudian, 2 pasien datang, 1 terlihat sangat parah dan 1 pasien lagi terlihat cukup parah dari kondisi luar. Tak berpikir lama Defi mengambil keputusan untuk memilih pasien dengan kondisi sangat parah yang terlihat dari luar. Karin tidak pernah memilih-milih pasien  dia menerima pasien yang satunya lagi. Operasi dilakukan secara bersamaan, terlihat Karin berada di ruangan operasi 1 dan Defi berada di ruangan operasi 2, Para dokter bedah menyaksikannya dan menilainya. Operasi dimulai, setelah dilakukan pembedahan, terlihat pasien yang di operasi oleh dokter Karin ternyata mempunyai kondisi  kasus yang sangat sulit dan parah, dan pasien yang dioperasi oleh dokter Defi tidak begitu parah dari pada Karin. Mengetahui hal itu Dokter Kevin sangat cemas ,karena kasus yang dimiliki oleh pasien yang dioperasi Karin serupa dengan yang dioperasi bersama Karin sebelumnya, apalagi kondisi pasien saat ini lebih parah, keberhasilan operasi menurun menjadi 5-10%. Mengetahui hal itu dokter Kevin memutuskan untuk mengganti pakainnya dengan pakaian operasi, untuk berjaga-jaga membantu dokter Karin. Ketika pertengahan operasi, pasien yang dioperasi oleh dokter Karin terjadi pendarahan hebat, dokter Karin terlihat sangat panik, dan tidak sengaja menjatuhkan pisau bedahnya kelantai, perawat mencoba menenangkannya, lalu dokter Kevin mengambil sebuah mic yang terhubung ke sebuah speaker di dalam ruangan operasi dokter Karin dan dokter kevin mencoba menenangkan dokter Karin dari atas, dokter Karin memejamkan matanya sekejap dan melanjutkan operasinya, Perawat memberikan pisau bedah yang baru, hal pertama yang dilakukan  dokter Karin adalah mencari letak terjadinya pendarahan, tak lama ia menemukannya dan langsung menahan pendarahannya itu dengan telunjuk tangannya agar pendarahan berhenti, asisten dokter membantu menghisap terus darah-darah yang keluar, agar bagian yang sobek dapat terlihat, akhirnya dokter Karin melihat bagian yang sobek itu dan langsung menjahitnya dengan sangat rapih dan cepat.

Dokter Defi telah selesai melakukan operasi pada pasiennya, ia terlihat sangat percaya diri akan menang karena operasinya berjalan sangat lancar, Dokter Karin masih kewalahan dengan pasiennya, dan ia baru menyadarinya pasienya itu harus dilakukan prosedur bedah yang sama dengan yang dilakukan Dokter Kevin sebelumnya, ia berpikir sesaat dan menghembuskan nafasnya, lalu ia terlihat mulai fokus membedah pasiennya sembari mengingat-ingat kembali prosedur bedah yang dilakukan oleh Dokter Kevin. Dokter Kevin memutuskan untuk turun ke bawah dan membantu Karin, saat dokter Kevin masuk dan akan mengenakan jubah operasinya Karin memintanya untuk tetap diam, dan Karin mengatakan bahwa ia akan berusaha menolong pasiennya, Dokter Kevin terdiam dan meminta untuk tetap di dalam ruang operasi untuk memperhatikannya. Dokter Karin melanjutkannya dan ia terlihat sangat letih, tak terasa jam demi jam terlewati, akhirnya Dokter Karin menyelesaikan operasinya dengan sangat baik, ia akhirnya dapat bernafas lega dan meminta asistennya untuk melanjutkan menjahit pasiennya. Dokter Karin keluar dari ruangan, dan Dokter Kevin menghampirinya dengan membawa sebuah minuman untuknya. Mereka akhirnya memutuskan untuk berbincang-bincang setelah pulang dari rumah sakit, Karin akan menentukan tempatnya. Setelah mereka pulang dari rumah sakit, Karin memberi pesan kepada dokter Kevin untuk memberitahu lokasinya. Mereka akhirnya tiba di sebuah restoran yang terlihat cukup mewah, tenyata restoran itu adalah milik Alya teman SMA Karin dulu. Mereka pun memesan makanan yang dilayani langsung oleh Alya, sambil menunggu makanan datang Karin dan dokter Kevin saling berbincang, "Bagaimana kabar nenek?"tanya dokter Kevin. Karin memberitahu bahwa neneknya telah meninggal karena peyakit kanker, dokter Kevin sangat terkejut mendengar hal itu, ia menyayangkan tidak pulang dan melihat nenek untuk yang terakhir kalinya. Karin menjelaskan bahwa ia khirnya dapat mewujudkan keinginan neneknya yaitu menjadi seorang dokter, dokter Kevin memeberitahu Karin bahwa ia dan nenek sangat bangga karena akhirnya Karin berhasil menjadi seorang dokter, setelah itu dokter Kevin bertanya-tanya mengenai kisah percintaan Karin saat ini, Karin menjelaskan bahwa ia tidak pernah pacaran karena dari ia lulus SMA ia sangat sibuk untuk belajar agar cepat lulus dan menjadi seorang dokter ia tk ada waktu untuk mengurusi percintaannya. Dokter Kevin terlihat sedikit tersenyum dengan malu-malu, lalu Karin menanyakan mengapa dia tersenyum, dokter Kevin mengalihkan pembicaraannya. "Apakah dokter Defi itu teman mu?" tanya dokter Kevin. "Iya, dulu dokter Defi dan aku bersahabat, namun setelah aku menjadi peringkat pertama di sekolah ia sangat marah kepadaku karena merasa tersaingi dan memutuskan untuk membenciku."Jawab Karin. Tak berapa lama makanan datang Karin memperkenalkan Alya kepada dokter Kevin, ia menjelaskan bahwa dulu ia, Alya, dan defi bersahabat, dan mereka sangat dekat. Lalu setelah Alya berkenalan dengan dokter Kevin ia izin untuk meninggalkan mereka karena dia akan melayani pengunjung yang lain. Lalu Karin menanyakan apakah dokter Kevin sudah menikah atau memiliki pasangan, dan dokter Kevin menjawab bahwa ia sudah lama mencintai seseorang, namun belum berani untuk mengungkapkannya. Karin meresponnya dengan mengangguk kepalanya. Setelah selesai makan, mereka dipanggil untuk menemui ketua di rumah sakit karena ketua akan mengumumkan yang akan menjadi partner kerja Dokter Kevin. Mereka berkumpul di ruang rapat, terlihat Defi sangat percaya diri akan memenangkannya, Ketua lalu mengumumkan yang akan menjadi partner kerja Dokter Kevin adalah Dokter Karin, mendengar hal itu Dokter Defi sangat terkejut dan masih belum bisa menerima, ketua menjelaskan mengapa Dokter Karin bisa menang dan akhirnya dengan berat hati Dokter Defi menerima kekalahannya. Setelah rapat telah selesai, Dokter Defi menarik tangan Dokter Karin dan membawanya ke suatu ruangan untuk berbicara. "Apakah kau tidak puas telah mengalahkanku di SMA?" Ucap Dokter Defi yang terlihat sangat kesal. "Aku tidak pernah berniatan untuk menyaingimu." Ucap Dokter Karin. Dokter Kevin yang mendengar percakapan itu langsung menghampirinya dan membawa Karin pergi meninggalkan Defi.

Keesokan harinya, Dokter Kevin meminta Dokter Defi untuk datang ke ruangannya, lalu Dokter Defi menuju ruangan Dokter Kevin dan mengetuk pintu ruangan Dokter kevin, Dokter kevin  lalu menyuruhnya masuk. Dokter Kevin bertanya apa masalah yang terjadi antara... Dokter Karin dan Dokter Defi. Dokter Defi mengatakan bahwa Dokter Karin selalu mengahancurkan usahanya dan selalu mengalahkannya. Dokter Kevin menasehatinya untuk lebih dewasa, lalu ia menceritakan kisah hidup Dokter Karin yang ditinggalkan oleh ibunya sejak kecil, Dokter Karin tidak pernah mendapatkan kasih sayang yang tulus ketika ia kecil hingga saat ini, banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Dokter Karin, ia beberapa kali sempat mengalami prustasi. Mendengar hal itu membuat Dokter Defi menjadi merasa kasihan dan tersentuh hatinya. "Sebenarnya ia berambisi menjadi juara di sekolah karena ia ingin membuat neneknya bangga, dia tidak pernah berniatan untuk menghancurkan usahamu ataupun mengalahkanmu, ia hanya bekerja keras agar ia dapat menjadi seorang dokter sesuai keinginan neneknya, karena setelah ia ditinggalkan oleh neneknya, ia hidup sendirian, ayahnya telah menikah kembali setelah ibunya meninggal, dan ayahnya memutuskan hubungannya dengan Dokter Karin."Ucap Dokter Kevin. Saya memberitahumu tentang ini bukan karena saya membela Dokter Karin, namun saya ingin mengurangi masalah-masalah yang dihadapi oleh Dokter Karin, karena saya menyayanginya. Baiklah saya hanya ingin menyampaikan itu saja, saya harap kamu dapat lebih dewasa dan memahami kondisi yang dialami oleh Dokter Karin. Dokter Defi pun keluar dari ruangan itu. Di sepanjang jalan menuju ruangannya, Dokter Defi memikirkan pertakataan yang diucapkan oleh Dokter Kevin, ia merasa hal yang ia telah lakukan itu salah, dan ia menyesalinya. Namun ketika Dokter Defi berjalan menuju ruangannya, seorang remaja perempuan bertanya kepadanya. "Permisi dok, maaf saya ingin menanyakan ruangan dokter Karin. Apakah dokter tau ruangannya?"Tanya seorang remaja perempuan itu. "Kalau boleh tau, untuk apa ya menanyakan ruangan dokter Karin?"Ucap Dokter Defi. "Begini dok, ibu saya sedang sakit dan hanya ingin di periksa oleh dokter Karin."Ucap seorang remaja perempuan itu. "Ohh... kalau begitu saya akan mengantar anda keruangan Dokter Karin."Ucap Dokter Defi. Mereka menuju ruangan Dokter Karin, Dokter Defi mengetuk pintu ruangan dokter Karin dan memberitahu bahwa ada seorang pasien yang ingin bertemu dengannya, lalu Dokter Karin menyuruhnya masuk. Dokter Defi keluar dari ruangan Dokter Karin, namun ia diam-diam mendengarkan pembicaraan Dokter Karin dan pasiennya. "Ada apa anda kesini?"Ucap Dokter Karin. "Aku sedang sakit ingin berobat, dan diperiksa olehmu."Ucap Ibu tiri Dokter Karin. "Banyak Dokter di rumah sakit ini, mengapa anda memilih saya?"Tanya Dokter Karin. "Saya mendengar bahwa jika pasien yang berobat disini adalah keluarga dokter maka pengobatannya akan diberi pemotongan biaya."Ucap ibu tiri Dokter Karin. "Maaf sebelumnya, saya tidak pernah menganggap anda ibu saya ataupun keluarga saya, dan saya dengan ayah saya sudah tidak ada hubungan apapun."Ucap Dokter Karin. "Dasar anak tidak punya sopan santun, sepertinya ibumu tidak pernah mengajarkan tatakrama kepadamu."Ucap ibu tiri Karin. "Anda jangan pernah sekali-kali menjelekan ibu saya, dan jika bicara tolong dijaga. Silahkan cari dokter lain dan keluar dari ruangan saya."Ucap Dokter Karin. "Mah tidak boleh berbicara seperti itu, maafkan perkataan ibu saya dokter."Ucap Remaja perempuan itu. Mendegar pembicaraan itu Dokter Defi terkejut lalu meninggalkan ruangan Dokter Karin. Ibu tiri Dokter Karin tetap memaksa ingin di periksa oleh Dokter Karin, karena ia ingin pengobatannya mendapatkan pemotongan biaya, hingga terjadi perdebatan dan keributan, mendengar suara keributan Dokter Kevin menghampiri ruangan Dokter Karin dan menenangkan suasana. Setelah Dokter Kevin mengetahui permasalahan yang terjadi, ia menawarkan kepada Ibu tiri dokter Karin untuk mengobatinya. Akhirnya ibu tiri dokter Karin akan diobati oleh Dokter Kevin. Setelah dilakukan pemeriksaan kepada ibu tiri dokter Karin, dokter Kevin memberitahu penyakitnya itu hanya dapat disembuhkan jika dilakukan tindakan bedah syaraf . Ibu tiri Dokter Karin terkejut dan kebingungan karena biaya untuk operasi itu sangat tinggi. Setelah pemeriksaan dan konsultasi dengan Dokter Kevin, Ibu tiri dokter Karin memutuskan untuk pulang dan akan memikirkannya terlebih dahulu.

Pada siang hari, ketika jam istirahat Dokter Kevin mengajak Dokter Karin untuk makan bersama, Dokter Karin menerima ajakan dari Dokter Kevin. Ketika mereka selesai makan, Dokter Kevin mencoba menenangkan Dokter Karin karena permasalahan yang tadi terjadi, Dokter Karin mengucapkan terimakasih karena sudah mau membantunya. Dokter Karin hanya tidak ingin teringat masa lalunya dan karena ia masih kesal kepada ayahnya. Sesampainya di rumah Ibu tiri Dokter Karin menceritakan kepada suaminya yang merupakan ayah kandung Dokter Karin, Bahwa ia harus dioperasi untuk menyembuhkan penyakitnya, ia juga memberitahu bahwa Karin sudah menjadi seorang dokter, dan ia sangat kesal karena Dokter Karin menolaknya untuk memperiksanya saat ia di rumah sakit tadi. Suaminya mengatakan bahwa ia memiliki uang simpanan, dan menyuruh isterinya untuk segera dioperasi. Mendengar hal itu Ayah Dokter Karin berniatan untuk menemui Karin di rumah sakit karena sudah lama sekali ia tidak pernah bertemu.

Keesokan harinya, ketika di rumah sakit Dokter Karin seperti biasa sibuk mengobati pasiennya dan ia tak henti-hentinya melakukan tindakan operasi, Ketika ia berjalan menuju IGD bersama para dokter muda yang menemaninya, Ayah Dokter Karin datang menghampiri Dokter Karin dan ia mengajak nya berbicara, Dokter Karin menyuruh para dokter muda untuk ke IGD terlebih dahulu, lalu Dokter Karin mengajak ayahnya ke ruangannya. Dokter Karin menanyakan apa tujuan ayahnya menemuinya, lalu ayahnya memuji Dokter Karin dan merasa sangat bangga karena anaknya kini telah menjadi dokter dan orang yang sukses. "Untuk apa anda memuji saya, bukankah anda sangat membenci saya dan bukankah diantara kita sudah tidak ada lagi hubungan apa-apa?"Ucap Dokter Karin. Ayahnya terdiam dan tertunduk karena merasa menyesal dan bersalah, lalu ayahnya mencoba menceritakan bahwa isterinya sedang sakit, dan kini kondisinya semakin parah, ia meminta tolong kepada anaknya itu untuk mengobatinya. "Kini anda datang setelah saya sukses dan anda ingin menikmati kesuksesan saya bukan begitu? Asal anda tahu, saya dengan mati-matian dan susah payah untuk bisa mencapai di titik ini, itu bukan karena bantuan darimu, bahkan saat saya susah anda kemana saja?"Ucap Dokter Karin. Dokter Karin meninggalkan ruangannya dan berlari menuju IGD. Ayahnya diam-diam melihat Dokter Karin yang sedang sibuk mengobati pasien di IGD. Dokter Kevin tak sengaja menyenggol ayahnya Dokter Karin, lalu ayahnya Dokter Karin memberikan makanan dari restorannya untuk dibagikan kepada Dokter Karin dan teman-temannya, ia juga memberi kartu namanya dan meminta untuk menjaga Dokter Karin, Dokter Kevin menanyakan ada hubungan apa dengan Dokter Karin, lalu ayahnya menjawab ia adalah ayahnya Dokter Karin. Dokter Kevin membawa makanan itu dan menerima kartu namanya dan mengucapkan terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun