Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ancelotti Out, Yoga In (Perjalanan Panjang Menjadi Manajer Real Madrid)

21 Maret 2022   06:20 Diperbarui: 21 Maret 2022   06:33 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dok Yoga Prasetya

Manajemen, keluarga, sahabat, dan Aremania dengan bangga melepasku untuk Dortmund. "Wah, aku akan menjadi pemain Indonesia pertama di Liga Utama Jerman," pikirku saat itu. Aku ikut kursus bahasa Jerman untuk menunjang kesuksesan karierku.

Nyatanya, aku harus bermain di tim reserve selama satu tahun terlebih dahulu. Sempat aku merasa down karena tidak sesuai ekspektasi. Namun, kemampuanku memang belum teruji dan pelatih ingin aku membuktikan diri di tim cadangan.

40 caps di tim reserve dengan 12 gol dan 20 assist kubuat selama satu musim. Akhirnya, manajer memasukkanku dalam skuad senior. Ini merupakan kado terindah di usiaku yang ke-20 tahun.

Aku beruntung langsung mendapatkan posisi inti karena ada pemain yang cedera. Kebetulan posisinya ialah AMC (Attack Midfielder Center). Meski bisa bermain sebagai gelandang bertahan, sejujurnya aku lebih suka menjadi gelandang serang.

Dengan kerja keras, alhasil, pelatih puas dengan kinerjaku. Selama satu musim di Dortmund, aku berhasil mencatatkan 25 assist dan 17 gol. Pencapaianku di Eropa hanya kalah oleh gelandang legendaris Barcelona.

(Hijrah ke Real Madrid)
Penampilan ciamik selama setahun di Jerman, membuat klub raksasa Eropa lainnya tertarik merekrutku. Bukan Manchester atau Milan, tetapi Real Madrid. Karena aku sudah punya agen profesional, maka transfer jadi lebih mudah.

Sayangnya, fans Dortmund kecewa dengan keputusanku. Meski klub mendapatkan uang melimpah, para fans belum bisa move on semudah itu. Apalah dayaku, yang tidak bisa menolak tawaran bermain di klub favoritku sejak kecil.

Real Madrid adalah klub pertama yang membuatku suka dengan sepak bola. Zinedine Zidane adalah pemain idolaku. Dan sekarang aku bisa bermain bersama dia. Sepertinya, aku adalah pemain sepak bola Indonesia paling bahagia di dunia kala itu.

(Cedera dan Pensiun Dini)
Pertandingan perdana La Liga Spanyol, aku langsung dimainkan sebagai starter. Casillas, Salgado, Pavon, Helguera, R.Carlos, Guti, Beckham, Yoga Prasetya, Zidane, Raul, Ronaldo. Wah, betapa beruntungnya aku.

Pertandingan perdana melawan Deportivo la Coruna. Aku mencetak gol penentu kemenangan, melalui assist yang dilancarkan oleh Zinedine Zidane. Santiago Bernabeu bergemuruh. Para Madridista meneriakkan namaku.

"Yogaaa??? Prasetyaaaa," ucap kompak para Madridista.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun