Tentu saja dalam mengisi rongga di botol secara sempurna lebih mudah dilakukan oleh air daripada hanya dilakukan oleh es batu saja, tetapi agar didapatkan manfaat lebih dapat dicampurkan air dengan es batu agar didapat air yang lebih dingin.
Karena sel yang telah terdiferensiasi memiliki bentuk dan fungsi yang sudah tetap, yaitu padat dan dapat menurunkan suhu, maka sel terdiferensiasi hanya punya satu tugas tetap dan sudah tidak sefleksibel saat sebelum didinginkan, yaitu sel induk.
Sel induk sendiri memiliki karakteristik yang fleksibel, mudah mengikuti wadahnya karena belum terdiferensiasi menjadi bentuk sel yang tetap.
Sel induk juga perlu diproses agar menjadi sel terdiferensiasi yang memiliki fungsi lebih, dalam analogi dicontohkan dengan cara didinginkan sampai dibawah titik beku dan menjadi es batu. Inilah keunggulan sebuah sel induk yaitu kemampuannya yang dapat berubah-rubah menjadi sel tubuh berbeda mengikuti penempatan sel ini.
Sel ini juga memiliki kemampuan menetap dan memperbarui diri atau kemampuan regenerasi dengan membelah diri serta berubah menjadi sel lain agar memperbaiki sel-sel yang telah rusak dan tidak dapat lagi meregenerasi, seperti contohnya sel induk mampu berubah menjadi sel darah merah untuk menjadi transpor oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh.
Contohnya lagi sel ini mampu berubah menjadi sel darah putih yang mampu menjadi system imun dalam tubuh, menjaga kinerja sel lain agar tidak terganggu oleh keberadaan virus, parasit, dan lain-lain di dalam tubuhartinya. Hal ini telah dijabarkan oleh Fathana dalam artikelnya (lihat sumber).
Meskipun belum menunjukkan adanya perkembangan pesat dari penemuan kesehatan di bidang terapi sel induk, sudah ada beberapa penyakit yang dapat diatasi melalui metode Cell-based therapy.
Penyakit yang dapat diobati antara lain sirosis hati, gagal ginjal, penyakit pankreas, jantung koroner, parkinson, cerebral palsy, stroke, diabetes, patah tulang dan kehilangan tulang akibat patah tulang, kebutaan glukoma mata, autis, Â dan lainnya.
Namun sel induk tidak hanya sembarang diinjeksikan di bagian tubuh yang membutuhkan, namun ada serangkaian proses yang diperlukan.
Kepala UPT Cell Induk RSCM Dr. dr. Ismail HD, Sp.OT (K) menyatakan bahwa saat ini baru diterapkan dua fase uji sel induk pada pasien di Indonesia.
Fase pertama adalah pengujian pada manusia sehat, dengan tujuan mencari efek samping dari sel induk yang akan ditanamkan pada tubuh donor. Fase kedua, akan diujikan pada orang-orang dengan penyakit tertentu yang tidak ada pilihan lain dalam mengobati penyakit itu untuk menguji tingkat keefektifan sel induk dalam menyembuhkan penyakit tersebut.