Strength  (Kekuatan)
Rata-rata pengalaman mengusahakan home industry gula merah oleh pengrajin adalah selama 15-20 tahun dan home industry pembuatan gula merah berbahan baku tebu sudah dilakukan secara turun menurun. Oleh karenanya pengrajin sudah dianggap cukup untuk bisa memanajemen risiko dengan baik, terkait peluang dan ancaman yang dihadapi oleh usahanya. Seluruh pengrajin yang masih meneruskan usaha pengolahan gula merah mempunyai tempat usahanya sendiri, yang biasanya merupakan warisan dari keluarganya. Pengrajin sudah merintis usahanya sejak puluhan tahun dan menggunakan modalnya sendiri untuk memberi peralatan produksi dengan cara sedikit demi sedikit. Produk gula merah yang dihasilkan oleh pengrajin memiliki kualitas yang cukup baik karena dihasilkan dari bahan baku tebu yang baik.
Weakness (Kelemahan)
kualitas sumber daya manusia di Kecamatan Kebonsari  mayoritas masih rendah. Produk gula merah kebanyakan diproduksi jika ada pesanan dari konsumen, sehingga kontinuitas produksi menjadi tidak stabil. Modal yang digunakan pengrajin bersumber dari modal sendiri yang seringkali menjadi kendala karena penerimaan yang didapatkan tidak stabil. Selain itu, pengrajin belum melakukan pencatatan keuangan dengan baik dan benar. Teknologi pengolahan dan pengemasan yang digunakan oleh pengrajin gula merah masih tradisional.
Opportunity (Peluang)
Home industry gula merah tebu di Kecamatan Kebosari, Kabupaten Madiun mendapat dukungan dari masyarakat karena dirasa menguntungkan masyarakat. Tebu yang dimiliki oleh masyarakat dapat diolah oleh pengrajin jika tidak ingin dimasukkan ke pabrik gula. Selain lebih cepat mendapatkan uang, harga beli tebu oleh pengrajin juga tidak terlalu berbeda dengan harga beli pabrik gula. Permintaan gula merah oleh masyarakat akhir-akhir ini bertambah karena masyrakat mulai mengetahui bahwa kandungan gizi gula merah lebih baik daripada gula pasir putih. Selain itu, di Madiun sendiri gula merah dijadikan sebagai bahan baku pembuatan makanan minuman, seperti kue manco. Oleh karenanya, potensi pasar yang bisa dimasuki oleh pengrajin masih terbuka lebar, asalkan dapat memenuhi permintaan konsumen.
Threat (Ancaman)
Dengan berkembangnya suatu daerah menjadi urbanisme membuat usaha gula merah tebu agak sulit mendapatkan tenaga kerja. Hal ini disebabkan dibangunnya pabrik-pabrik besar sehingga mengurangi tenaga kerja di perdesaan. Selain itu, proses produksi yang hampir sepenuhnya menggunakan tenaga manusia, membuat semakin sedikit generasi muda yang tertarik untuk ikut dalam usaha tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H