Paginya, mereka berkunjung ke makam Ibu Melinda. Makam istri Tuan Radi dan ibunda tercinta Arka. Menabur bunga, membacakan doa, mencabut rumput-rumput liar yang tumbuh dan bercerita ria. Arka lepas menceritakan tentang mimpinya semalam, ia begitu rindu dengan ibunya.
Hari-hari selanjutnya, Arka berubah 180 derajat, kembali seperti dulu lagi. Berubah menjadi anak yang baik dan patuh pada perkataan ayahnya. Ia tahu hanya satu-satunya ayah yang ia miliki. Dan sadar tidak mau menyia-nyiakan waktunya untuk hal yang tidak bermanfaat. Arka kembali menjadi murid berprestasi dan berkeinginan untuk membanggakan kedua orangtuanya.Â
Ia sadar, ada pada waktunya ia harus merelakan kepergian kedua orangtuanya. Oleh karena itu, sebelum waktunya terlambat lagi, Arka harus bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan ayah. Sebelum terulang lagi, seperti kejadian yang menimpa ibu dulu. Kejadian di mana Arka belum sempat meminta maaf, dan membahagiakan ibunya sewaktu beliau masih hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H