Hari ini adalah tahun baru Cina 2018, aku dan adik pulang ke rumah kami di kaki Gunung Merapi. Tentunya untuk sejanak melepas penat dari kegiatan kami masing-masing. Dua minggu tak pulang membuat rumah menjadi agak kotor, terutama dapur. Sebanarnya adikku sudah mengajak bersih-bersih dapur, tetapi tak tertangani karena dua keponakan kami main ke rumah. Untuk menghibur mereka, kami menyewa Play Station, tapi sayang karena kemudian PS itu tidak bisa kami pakai di rumah.
Sore hari, adikku pergi ke mini market untuk membeli sabun juga sekalian membeli makan di warung langganan kami. Tetapi sesampai di rumah, ia tak membawa makanan, karena warungnya tutup. Perasaanku kecewa, kenapa kok tidak berpikir untuk mencari warung lain. Tetapi ia lalu minta maaf dan menawarkan keluar lagi untuk mencari warung lain.
Aku merasa bahwa Tuhan ingin aku lebih sabar dengan adikku, kami hanya berdua saja, maka aku hanya memilikinya, dia hanya memilikiku. Jadi, apapun yang terjadi kami harus saling menjaga dan mengerti.
Dari kejadian ini aku merasa pentingnya komunikasi yang detil, tak sekedar asumsi bahwa orang lain paham maksudku. Maka lain kali kalau minta tolong pada orang lain, mesti memintanya dengan detil.
Kejadian:
Adikku tidak beli makan karena warungnya tutup.
Perasaan:
Kecewa karena adikku tidak mencari warung lain.
Tuhan berpesan apa:
Aku lebih menjaga adikku.
Niatan:
Jika meminta tolong pada orang lain, sampaikan dengan detil.