1. Kejadian
Pilih satu atau dua kejadian yang dominan terjadi hari ini. Sejak bangun tidur hingga hendak tidur pasti banyak sekali kejadian, semakin detil kita merefleksikannya semakin baik, tetapi sesuatu yang terlampau dalam juga menghindarkan kita atau menghambat untuk segera melangkah ke tahap lainnya. Maka, pilih saja satu atau dua kejadian yang dominan.
2. Perasaan
Afektif itu efektif, perasaan lebih utama dari pikiran. Oleh sebab itu, meski keduanya penting, mengolah rasa lebih perlu diutamakan dari pada oleh pikir. Pikiran mengolah suatu kejadian dengan analisa dan logika, sedang analisa tak selalu netral karena tergantung siapa yang menganalisanya. Perasaan mengolah sesuatu dengan rasa (jiwa), sesuatu yang sudah dibekalkan pada manusia sejak lahir, mengolah suatu kejadian dengan perasaan adalah mengidentifikasinya sesuai yang dirasakan, bukan dipikirkan.
Misalnya karena hari ini karena adik saya tak kreatif membeli makan di tempat lain, saya menjadi kecewa. Yang diolah perasaan kecewa itu, mengapa saya kecewa? Karena saya tidak makan atau karena adik saya yang mahasiswi semester 6 tidak kreatif.
3. Tuhan bicara apa
Meski kita tak bicara hal-hal yang rohani, tetapi karena jiwa adalah miliknya Tuhan, maka kita perlu melibatkan-Nya dalam mengolah jiwa melalui refleksi.
Selain untuk mengenal diri, refleksi juga sebagai salah satu sarana mendengarkan pesan Tuhan. Dia mungkin menyapa kita melalui kejadian-kejadian hari ini, mungkin juga itu pesan istimewa yang mengantar kita pada tujuan hidup kita yang true happiness,tetapi karena kita tak mengenal diri dan tak cukup terbuka mendengar-Nya, pesan itu lewat begitu saja.
4. Niatan
Dalam refleksi pasti seseorang akan mendapatkan sesuatu, entah itu dari pengalaman baik atau buruk, niatan itu juga bisa berupa melanjutkan sesuatu yang sudah baik atau merubah sesuatu yang buruk. Dan jika dilakukan terus menerus, jiwa yang terlatih ini akan semakin berkembang dan kuat.
Ilustrasi: