"Iya aku mau coba semuanya," balas Anastasia.
Mereka tertawa bersama, menghabiskan waktu mereka yang tak lama. Selama waktu yang mereka punya, mereka akan mencoba semuanya, dari makanan-makanan lezat yang ada disana, pergi ke tempat wisata yang terbaru. Tidak ada yang menghalangi mereka, baik itu orang lain, biaya, dan takdir.
Tak terasa mereka menghabiskan waktu yang lama, bel sudah berbunyi, saatnya Anastasia kembali ke realita kehidupannya.
Anastasia terbangun lagi, dengan pemandangan yang sama lagi, suasana yang sama lagi, dan orang -orang yang sama lagi, saat ini ia sedang duduk bersama pak Abdul lagi.
"Pak, bapak pernah gak si mimpi tapi kayak ber episode-episode?" tanya Anastasia ke pak Abdul.
"Enggak, saya jarang mimpi kalo lagi tidur, makanya kamu kalo mau tidur baca do'a, sikat gigi, cuci tangan, cuci kaki biar gak mimpi," ucap pak Abdul.
"Udah pak, tapi mimpi ini tuh aneh, saya jadi agak gabisa ngebedain mana mimpi, mana kehidupan nyata saya. Jujur aja ini sedikit mengganggu hidup saya, saya kayak gapernah istirahat."
"Kamu mau ke dokter? Atau ke pak Ustadz?" tatapan pak Abdul sedikit risau mendengar penjelasan Anastasia yang lebih dalam tentang mimpinya.
Anastasia menggelengkan kepalanya.
"Eh iya, kamu stok koran masih ada?" tanya pak Abdul secara tiba-tiba.
"Kalo koran yang terbaru cuman yang saya bawa ini, tapi kalo koran yang lama yang beritanya udah basi, numpuk dirumah, kenapa?" balas Anastasia.