Selain, pelatih atau bekerja untuk klub, dalam dunia tinju kita mengenal mantan petinju yang sukses menjadi promotor. Ada Oscar de La Hoya dengan Golden Boy Promotions-nya. Ada juga Floyd Mayweather Jr yang juga merambah dunia kepromotoran.
Belakangan Floyd juga cukup produktif menapaki karier come back sebagai petinju. Bukan sebagai petinju pro yang bertanding untuk kejuaraan dunia, tapi sebagai mantan petinju yang melakukan pertandingan eksebisi dengan komersialisasi yang paripurna.
Floyd sadar dengan usianya yang sudah melebihi kepala empat maka pensiun sebagai petinju profesional adalah pilihan yang wajar, apalagi semua prestasi telah ia raih, banyak petinju hebat sudah ia kalahkan dan mundur dengan status tak terkalahkan adalah hal yang sangat wow.
Tapi, Floyd juga sadar akan kemampuannya yang sebenarnya belum benar-benar habis, apalagi dengan nama besarnya yang masih sangat laku dijual. Ia lalu membuat pertandingan eksebisi, melawan juara UFC Connor McGregor. Mereka bertarung dengan aturan tinju dan McGregor yang bukan petinju tentu kesulitan menghadapi legenda tinju.
Mayweather menang lawan McGregor dan menambah pundi-pundi kekayaannya. Terakhir ia melawan youtuber Logan Paul dalam sebuah pertandingan eksebisi.
Apapun cibiran tentang pertandingan-pertandingan eksebisi itu, nyatanya itu masih diminati pasar dan uang yang didapat juga fantastis.
Dari Floyd, setidaknya kita belajar bahwa mengenal potensi yang masih dimiliki digabung dengan pemahaman akan batas kemampuan adalah kunci penting dalam upaya untuk tetap produktif di masa pensiun.
Tapi tentu, produktif memang tidak melulu berkaitan dengan cuan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H