Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Tetap Produktif di Masa Pensiun: Melihat Floyd Mayweather dan Para Mantan Atlet

10 Agustus 2021   15:19 Diperbarui: 10 Agustus 2021   15:52 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Floyd Mayweather Jr. (Gambar: en.as.com)

Pensiun adalah bukan akhir dari segalanya. Pensiun hanyalah akhir sebuah episode yang tentunya akan dilanjut dengan episode berikutnya sampai benar-benar berakhir jatah hidup yang kita miliki. Sebenarnya juga tidak benar-benar berakhir karena ada episode lanjutan lagi setelah kematian karena seperti kata Pak Sapardi, kita ini abadi yang fana itu waktu. Ahaii...

Tentu episode kita di dunia fana ini akan ada akhirnya. Itu sudah pasti kita semua tahu dengan jelas.

Pensiun adalah sebuah episode dalam kefanaan kita.

Tentu ada banyak sekali episode ataupun sub episode dalam hidup yang fana ini. Ada episode masa kanak-kanak dengan berbagai cerita, ada episode masa remaja dengan beragam tema: persahabatan, pembelajaran, jatuh cinta...

Pensiun adalah sebuah episode pergeseran ketika kita berhenti dari pekerjaan rutin.

Ada hal unik dari pensiun yang menyebabkan perpindahan episode itu harus dipersiapkan dengan matang. Tanpa persiapan yang matang bisa ada potensi terjadi semacam masalah dalam kejiwaan seseorang.

Iya.., dari punya kekuasaan lalu jadi warga biasa, dari terbiasa ada kegiatan rutin lalu jadi semacam pengangguran lagi.

Ada banyak yang harus dipersiapkan, ada banyak yang harus dipelajari.

Soal belajar cara pensiun yang baik dan benar, kita bisa melihat dari mereka yang telah sukses maupun yang gagal membuat dirinya produktif saat memasuki usia pensiun.

Belajar itu bisa dari mana saja, termasuk dari dunia olah raga.

Dari para atlet kita bisa belajar tentang strategi produktif setelah pensiun.

Atlet adalah sebuah profesi yang berjangka waktu pendek sehingga masa pensiun akan datang lebih awal dibanding dengan banyak profesi lain. Dengan demikian, seorang atlet harus benar-benar mempersiapkan masa pensiunnya dengan baik, baik dari segi finansial maupun strategi untuk tetap produktif.

Ada banyak atlet yang masih prouduktif pasca pensiun sebagai olahragawan.

Menjadi pelatih adalah hal yang sering dilakukan para atlet selepas pensiun. Di sepakbola kita mengenal Franz Beckenbauer, Johan Cruyff dan yang terkini Pep Guardiola sebagai pemain yang kemudian sukses menjadi pelatih. Nama terakhir malah lebih sukses saat jadi pelatih.

Bagi Pep malah bisa dibilang, puncak kariernya sebenarya adalah ketika menjadi pelatih. Mungkinkah masa Pep jadi pemain itu adalah masa persiapannya untuk jadi pelatih? Nah kalau ini kasusnya, kata pensiun benar-benar jadi absurd. Pensiun jadi pemain tapi memulai karier yang lebih moncer sebagai pelatih.

Kasus yang sama terjadi juga dengan Jurgen Klopp. Saat jadi pemain, sangat sedikit orang yang tahu sepak terjangnya, tapi ketika melatih semua orang pasti setuju bahwa saat ini ia adalah salah satu pelatih terbaik yang ada.

Bagi Pep dan Klopp pensiun jadi pemain bola jadi semacam tahap awal sebelum karier yang lebih baik menunggu. Pergantian episode yang progresif.

Berbeda dengan Klopp dab Pep, ada pesepakbola yang hebat saat masih bermain tapi kurang begitu berhasil saat jadi pelatih, misal Diego Maradona. Siapapun pasti setuju Maradona adalah pesepakbola terhebat sepanjang masa, tapi ketika menjadi pelatih prestasinya tidaklah mengesankan.

Walau tidak berprestasi sebagai pelatih, setidaknya Maradona tetap produktif dalam sepakbola meski bukan sebagai pemain.

Pekerjaan lain yang dimiliki pensiunan atlet adalah menjadi komentator di televisi atau di media lainnya. Dengan pengalamannya selama bertahun-tahun di lapangan tentu seorang atlet memiliki kelebihan tentang "pemahaman kondisi lapangan" apabila dijadikan sebagai nara sumber.

Selain jadi pelatih, pensiunan pemain bola juga ada yang tetap bekerja di klub. Paolo Maldini misalnya, legenda AC Milan yang masih meneruskan kariernya di AC Milan setelah pensiun. Saat ini Paolo Maldini tercatat sebagai direktur teknik di AC Milan.

Selain, pelatih atau bekerja untuk klub, dalam dunia tinju kita mengenal mantan petinju yang sukses menjadi promotor. Ada Oscar de La Hoya dengan Golden Boy Promotions-nya. Ada juga Floyd Mayweather Jr yang juga merambah dunia kepromotoran.

Belakangan Floyd juga cukup produktif menapaki karier come back sebagai petinju. Bukan sebagai petinju pro yang bertanding untuk kejuaraan dunia, tapi sebagai mantan petinju yang melakukan pertandingan eksebisi dengan komersialisasi yang paripurna.

Floyd sadar dengan usianya yang sudah melebihi kepala empat maka pensiun sebagai petinju profesional adalah pilihan yang wajar, apalagi semua prestasi telah ia raih, banyak petinju hebat sudah ia kalahkan dan mundur dengan status tak terkalahkan adalah hal yang sangat wow.

Tapi, Floyd juga sadar akan kemampuannya yang sebenarnya belum benar-benar habis, apalagi dengan nama besarnya yang masih sangat laku dijual. Ia lalu membuat pertandingan eksebisi, melawan juara UFC Connor McGregor. Mereka bertarung dengan aturan tinju dan McGregor yang bukan petinju tentu kesulitan menghadapi legenda tinju.

Mayweather menang lawan McGregor dan menambah pundi-pundi kekayaannya. Terakhir ia melawan youtuber Logan Paul dalam sebuah pertandingan eksebisi.

Apapun cibiran tentang pertandingan-pertandingan eksebisi itu, nyatanya itu masih diminati pasar dan uang yang didapat juga fantastis.

Dari Floyd, setidaknya kita belajar bahwa mengenal potensi yang masih dimiliki digabung dengan pemahaman akan batas kemampuan adalah kunci penting dalam upaya untuk tetap produktif di masa pensiun.

Tapi tentu, produktif memang tidak melulu berkaitan dengan cuan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun