Mohon tunggu...
Yesi Pramudya Wardani
Yesi Pramudya Wardani Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

Saya adalah Guru di TK KEMALA BHAYANGKARI 38 GAMBIRAN BANYUWANGI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan Nilai Moral dan Agama Melalui Kegiatan Pembiasaan Hafalan Surat Pendek dan Doa

24 November 2023   16:13 Diperbarui: 24 November 2023   16:28 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan moral Anak Usia Dini

Menurut syamsu yusuf LN (2006) menyatakan bahwa anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap kelompok sosialnya (orang tua, saudara dan teman-teman sebaya). Melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain, anak belajar memahami tentang kegiatan atau perilaku yang baik dan buruk. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka anak harus dibiasakan bertingkah laku seperti mencuci tangan sebelum makan, menggosok gigi sebelum tidur dan membaca doa sebelum tidur dan yang lainnya. Orang tua dan guru dapat mengenalkan konsep baik-buruk, benar salah atau menanamkan disiplin sebaiknya memberikan penjelasannya tentang alasannya. Dengan pemberian alasan diharapkan anak akan mengembangkan self-control atau self-dicipline (kemampuan mengendalikan diri atau mendisiplinkan diri berdasarkan kesadaran sendiri) pada anak.

Perkembangan moral menurut Piaget perkembangan moral ada pada 2 tahapan yang jelas. Tahap pertama disebut tahap realism moral atau moralitas oleh pembatasan, kemudian tahap kedua  disebut moralitas otonomi atau moralistas kerja sama atau hubungan timbal balik.

Pada tahap ini anak ditentukan oleh ketaatan otomatis terhadap peraturan tanpa penalaran atau penilaian. Mereka menganggap bahwa orang tua dan semua orang dewasa berwenang dan membuat peraturan, dan mereka harus mengikuti aturan yang diberikan tanpa harus mempertanyakan kebenarannya. Dan dalam tahap ini anak mulai menilai perbuatan itu benar atau salah berdasarkan konsekuensi dari perbuatan tersebut, bukan karena motivasi yang melatarbelakangi perbuatan tersebut.

Menurut teori psikoamalisasi Freud (2005) menjelaskan bahwa perkembangan sosio-moral berjalan seiring dengan perkembangan seksualitas. Menurut teori ini terdapat penggolongan usia tertentu pada setiap fase.

Perkembangan moral menurut Erik erikson, seorang ahli psikososial mengemukakan tiga periode perkembangan psikososial pada anak usia dini. Salah satu periode dalam perkembangan psikososial tersebut yaitu initiative (3-6 tahun). Pada periode ini anak akan mengembangkan kemampuan inisiatif. Apabila anak mengalami kegagalan dalam periode ini, rasa bersalah yang akan tumbuh sehingga mengakibatkan tidak adanya spontanitas, dengki, curiga, menghindar, mengalami hambatan dalam memperoleh peran social.

Menurut Kohlberg menggunakan pendekatan dasar Piaget dalam meneliti tentang perkembangan moral pada anak. Kohlberg menfokuskan risetnya kepada perkembangan moral dan menyediakan sebuah teori pertahapan pemikiran moral yang menyempurnakan rumusan awal Piaget. Kohlberg (2007) menjelaskan tiga tingkatan perkembangan moral masing-masing tingkat memiliki dua tahap sehingga secara keseluruhan perkembangan moral manusia terdiri enam tahap. Salah satu tingkat perkembangan moral menurut Kohlberg ialah tingkat I dengan tahap memperhatikan ketaatan hukum dan memperhatikan pemuasaan kebutuhan.

Pendidikan nilai-nilai agama dan moral pada program PAUD merupakan pondasi yang kokoh  dan sangat pentig keberadaannya, dan jika hal itu telah tertanam serta terpatri dengan baik dalam setiap insan sejak dini, hal tersebut merupakan awal yang baik bagi pendidikan anak bangsa untuk menjalani pendidikan selanjutnya.

Pengembangan nilai agama dan moral bagi anak sangat penting karena bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar agar anak menjadi warga negara yang baik.

Dalam penerapan di pendidikan usia dini pengemabangan nilai agama dan moral dapat dilaksanakan melalui berbagai cara yang menyenangkan agar bisa menstimulasi kemampuan anak secara optimal dengan contoh atau tauladan yang baik untuk anak di lingkungan sekolah adalah guru sebagai peran utama dan untuk lingkungan dalam keluarga orang tua lah yang menjadi peran utama bagi anak. Anak kecil selalu mengikuti bagaimana orang tuanya bersikap, karena itu memberikan contoh yang baik kepada mereka merupakan hal yang wajib untuk dilakukan.

Karena masih anak tentu perlu cara tersendiri agar mereka mendengarkan dan melakukan nasehat yang orang tua atau guru lakukan antara lain :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun