Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

J&T Express, Pengiriman Logistik Berbasis Teknologi Era Industri 4.0: Layanan Ekspres, Biaya Logis

23 Desember 2019   22:54 Diperbarui: 23 Desember 2019   23:09 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hal yang dapat membentuk daya saing, diantaranya produktivitas, nilai tambah dan logistik. Logistik sebagai pembentuk daya saing sangat ditentukan oleh manajemen rantai pasok dan logistik Indonesia. Kinerja logistik yang baik ditopang oleh beberapa pilar diantaranya kompetensi dan kualitas layanan logistik (meliputi ketepatan waktu pengiriman dan kemudahan penelusuran pengiriman).

Dalam era revolusi industri 4.0, transformasi digital mengubah proses bisnis logistik dan supply chain sehingga sistem logistik ke depan lebih menggunakan jaringan yang saling terkoneksi melalui perangkat digital.

Berdasarkan Perpres No.26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, pengembangan sistem logistik nasional dilakukan secara terintegrasi, terkoordinasi dan kolaboratif, melalui pengembangan enam kunci penggerak utama, yaitu: 1) Komoditi penggerak utama; 2) Pelaku dan penyedia jasa logistik; 3) Teknologi informasi dan komunikasi; 4) Manajemen SDM; 5) Infrastruktur transportasi; dan 6) Regulasi, peraturan dan perundangan.

Kebijakan pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) bertujuan membangun konektivitas ekonomi desa, kota dan pasar global serta meningkatkan kinerja logistik Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut pada tahun 2019 dilakukan tiga kegiatan utama yaitu: 1) Pengembangan logistik desa-kota; 2) Pengembangan e-Logistics; 3) Pengembangan SDM logistik.

dok: Bappenas
dok: Bappenas
Efisiensi Logistik 

Perbaikan logistik telah menjadi bagian dari tahapan penyederhanaan proses birokrasi dalam Paket Kebijakan Ekonomi khususnya area reformasi "Meningkatkan Efisiensi Logistik". Tepatnya melalui Tahap XV per tanggal 15 Juni 2017. Paket Kebijakan Ekonomi bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri nasional, ekspor dan investasi untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Dalam rangka meningkatkan daya saing harga produk ekspor di pasar global, pemerintah berupaya mengurangi biaya logistik melalui kebijakan efisiensi logistik. Pada dasarnya, efisiensi logistik berkaitan dengan administratif dan sistem logistik. Kedepan, dari sisi logistik, hal yang perlu dibenahi adalah biaya logistik nasional yang lebih tinggi dibandingkan biaya logistik internasional. Hal ini benar adanya, karena biaya logistik Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Asia merupakan yang tertinggi.

dok: databoks katadata
dok: databoks katadata
Di satu sisi, kualitas dan efisiensi investasi Indonesia terus membaik, dibarengi kinerja logistik nasional yang terus meningkat. Upaya ini menjadi fondasi kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi nasional guna mewujudkan produktivitas daya saing. Pembangunan sarana dan prasarana pendukung efisiensi sistem logistik merupakan salah satu Proyek Prioritas (Pro-P) Terpilih. Program Prioritas Peningkatan Sistem Logistik dilakukan diantaranya melalui penguatan industri pendukung sistem logistik.

dok: Bappenas
dok: Bappenas
Infrastruktur Logistik

Menurut laporan World Bank Group 2018, daya saing infrastruktur Indonesia berada pada peringkat ke-52 di tahun 2018. Kemudian Indeks Performa Logistik yang memperhitungkan aspek dukungan infrastruktur bagi logistik juga meningkat menjadi kisaran 3,1 di tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa infrastruktur memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kinerja logistik suatu negara, tidak terkecuali teknologi informasi dan komunikasi.

dok: laporan capaian kinerja Jokowi-JK
dok: laporan capaian kinerja Jokowi-JK
Infrastruktur yang berkualitas didukung kapasitas yang cukup dan terhubung dengan baik dengan wilayah-wilayah ekonomis strategis menjadi tumpuan bagi aktivitas logistik sehingga aktivitas dapat dilaksanakan dengan optimal dengan menghemat waktu dan biaya. Infrastruktur informasi dan komunikasi juga diperlukan untuk memfasilitasi perubahan proses bisnis logistik dan rantai pasokan yang mengikuti perkembangan era industri 4.0.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun