"Paketnya pribadi atau e-commerce?", tanya petugas J&T Express.
Sesaat setelah saya memasuki kantor J&T Express yang berlokasi di Jalan Kramat Sentiong, Senen, Jakarta Pusat. Malam itu waktu menunjukkan pukul 19.00 bertepatan dengan tanggal 22 Desember yang tengah diperingati sebagai Hari Ibu. Saya pun menjawab "Pribadi" dan langsung ditimpali oleh petugasnya.
"Wah, Maaf Ibu. Untuk pengiriman pribadi hari ini (minggu) sudah tutup dari pukul 18.00 sedangkan untuk yang e-commerce masih buka sampai pukul 21.00"
Jujur, saya baru tahu terkait peraturan yang diterapkan oleh J&T Express tersebut. Tapi, pernyataan ini menjadi lumrah, dikarenakan J&T Express memang bekerjasama dengan para pelaku e-commerce tanah air. Hal ini jelas terlihat melalui tagline-nya "Express Your Online Business".
Esok harinya tepat tanggal 23 Desember 2019 pukul 08.00, masih dalam rangka merayakan Hari Ibu, saya pun kembali ke kantor J&T Express yang berlokasi di Jalan Kramat Sentiong, Senen, Jakarta Pusat untuk melakukan pengiriman paket via J&T Express kepada Ibunda tercinta yang berada di Manado, Sulawesi Utara.Â
PT Global Jet Express, sang pemilik merk dagang jasa pengiriman J&T Express merupakan perusahaan pengiriman ekspres yang menerapkan perkembangan teknologi sebagai dasar dari sistemnya. Sebagai perusahaan ekspedisi yang menyediakan jasa pengiriman, jaringan luas yang dimiliki oleh J&T Express memfasilitasi layanan-layanan ekspres untuk pelanggan di seluruh Indonesia.
Komitmen J&T Express terlihat dari cakupan pengiriman dimana cakupan layanan berdasarkan pada daerah yang telah ditentukan oleh situs resmi perusahaan. Tetap memberikan pengiriman untuk daerah yang dapat dijangkau yang berada diluar area layanan dan dilarang untuk menolak pengiriman yang masih dalam cakupan area. Selain lingkup wilayah cakupan, trace and tracking J&T Express memudahkan pelanggan untuk dapat melacak status pengiriman melalui website perusahaan. Layanan Ekspres sendiri terdiri dari: Cek Tarif, Telusur, Titik Pengiriman dan Larangan.
Keunggulan J&T Express dalam menyediakan kemudahan dan kenyamanan untuk setiap pelanggan antara lain: 1) Area cakupan di seluruh Indonesia; 2) Sistem tracking real time; 3) Fasilitas aplikasi dan website; 4) Operasional 365 hari; 5) Hotline 24 jam; 6) Harga regular pelayanan premium; 7) Platform VIP; 8) Fasilitas klaim asuransi.
Industri 4.0 menjadi fase baru yang dihadapi dunia, membawa perubahan serta peluang ekonomi dan bisnis bagi setiap negara. Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi yang besar dalam hal ekonomi, pasar dan bisnis. Tantangan dalam menghadapi persaingan yaitu kemampuan dalam penyediaan, pemenuhan permintaan serta penawaran harga yang kompetitif di pasar Internasional.
Beberapa hal yang dapat membentuk daya saing, diantaranya produktivitas, nilai tambah dan logistik. Logistik sebagai pembentuk daya saing sangat ditentukan oleh manajemen rantai pasok dan logistik Indonesia. Kinerja logistik yang baik ditopang oleh beberapa pilar diantaranya kompetensi dan kualitas layanan logistik (meliputi ketepatan waktu pengiriman dan kemudahan penelusuran pengiriman).
Dalam era revolusi industri 4.0, transformasi digital mengubah proses bisnis logistik dan supply chain sehingga sistem logistik ke depan lebih menggunakan jaringan yang saling terkoneksi melalui perangkat digital.
Berdasarkan Perpres No.26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, pengembangan sistem logistik nasional dilakukan secara terintegrasi, terkoordinasi dan kolaboratif, melalui pengembangan enam kunci penggerak utama, yaitu: 1) Komoditi penggerak utama; 2) Pelaku dan penyedia jasa logistik; 3) Teknologi informasi dan komunikasi; 4) Manajemen SDM; 5) Infrastruktur transportasi; dan 6) Regulasi, peraturan dan perundangan.
Kebijakan pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) bertujuan membangun konektivitas ekonomi desa, kota dan pasar global serta meningkatkan kinerja logistik Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut pada tahun 2019 dilakukan tiga kegiatan utama yaitu: 1) Pengembangan logistik desa-kota; 2) Pengembangan e-Logistics; 3) Pengembangan SDM logistik.
Perbaikan logistik telah menjadi bagian dari tahapan penyederhanaan proses birokrasi dalam Paket Kebijakan Ekonomi khususnya area reformasi "Meningkatkan Efisiensi Logistik". Tepatnya melalui Tahap XV per tanggal 15 Juni 2017. Paket Kebijakan Ekonomi bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri nasional, ekspor dan investasi untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Dalam rangka meningkatkan daya saing harga produk ekspor di pasar global, pemerintah berupaya mengurangi biaya logistik melalui kebijakan efisiensi logistik. Pada dasarnya, efisiensi logistik berkaitan dengan administratif dan sistem logistik. Kedepan, dari sisi logistik, hal yang perlu dibenahi adalah biaya logistik nasional yang lebih tinggi dibandingkan biaya logistik internasional. Hal ini benar adanya, karena biaya logistik Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Asia merupakan yang tertinggi.
Menurut laporan World Bank Group 2018, daya saing infrastruktur Indonesia berada pada peringkat ke-52 di tahun 2018. Kemudian Indeks Performa Logistik yang memperhitungkan aspek dukungan infrastruktur bagi logistik juga meningkat menjadi kisaran 3,1 di tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa infrastruktur memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kinerja logistik suatu negara, tidak terkecuali teknologi informasi dan komunikasi.
Sistem logistik di era 4.0 mengedepankan jaringan yang terintegrasi dan terkoneksi secara digital. Kinerja logistik yang didukung dengan infrastruktur yang baik dapat menciptakan daya saing Indonesia dalam meraih peluang ekonomi dan bisnis di pasar internasional maupun domestik. Kelancaran distribusi logistik nasional melalui konektivitas antarmoda diharapkan dapat memperlancar distribusi logistik guna mewujudkan konektivitas nasional.
Membangun infrastruktur sama dengan membangun masa depan sebuah peradaban. Kedepan, diharapkan modernisasi manajemen logistik dapat menjadi salah satu arah kebijakan dan strategi. Meningkatkan konektivitas logistik serta memangkas kesenjangan ekonomi dan kesenjangan antar-wilayah bertujuan membuka keterisolasian guna mewujudkan Indonesia sentris.
Cat: tulisan diikutsertakan dalam J&T Express dan Kompasiana Blog Competition
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H