Akhirnya ia hidup dalam keadaan terganggu jiwanya dan tidak bisa berfungsi sebagai raja lagi bagi bangsanya. Ia terkena gangguan jiwa, jadi depresi lalu meninggal bunuh diri dengan menjatuhkan tubuhnya pada pedang anak buahnya saat ia dikepung musuh.
Tragis bukan ?
Dari seseorang yang terpandang, punya hidup yang luar biasa dan dielu-elukan rakyat, akhirnya ia menjadi orang yang kalah, secara fisik, mental dan rohani. Bahkan meninggal pun masuk neraka karena bunuh diri.
Itu karena ia melakukan konformitas dan tidak mendengar suara Pemimpinnya yaitu Allah sendiri. (Ingat jika kamu adalah orang nomor 1 di Perusahaan atau  Lembagamu, pimpinannmu adalah Allah sendiri).
Dalam hal ini Raja Saul melakukan konformitas karena tekanan sosial dan kebutuhan sosial. Kalau diteliti lebih lanjut, ternyata saat itu muncul pemimpin lain bernama Daud yang mengalahkan musuh lebih banyak dari Raja Saul, bahkan mengalahkan raksasa (Goliath) yang tingginya 3 (tiga) meter hanya dengan sekali tembakan alat ketapel.
Setelah Saul meninggal bunuh diri, Daud diangkat menjadi raja. Selama memimpin Raja Daud memilih untuk berkonformitas kepada Tuhan, karena takut kepada Tuhan, dan kerajaannya kokoh sampai pada anak-anaknya. Akhirnya Raja Daudlah yang mencapai garis akhir dengan kuat dan meninggal dalam keadaan terhormat dan mulia.
Apa aplikasinya dalam kehidupan kita ?
Seringkali kita sebagai pribadi atau pemimpin takut untuk menyatakan kebenaran, hanya karena perkataan atau penilaian sekelompok orang. Seorang pemimpin kadang tidak menyadari kalau dia adalah wakil dari apa yang Tuhan katakan untuk orang yang ia pimpin. Apakah ia suami sebagai pemimpin rumah tangga, pemimpin komunitas, pemimpin di kantor bahkan pemimpin negara sekalipun. Dia adalah orang yang Tuhan bukakan rahasia pertama kali tentang apa yang Tuhan ingin dia lakukan untuk orang-orang yang dipimpinnya. Asal hatinya benar, ia pasti peka atas suara Tuhan. Tidak perlu pakai peramal, tukang tenung atau pembaca tarot buat masa depan orang yang dipimpinnya.
Selain itu, kamu adalah pemimpin untuk dirimu sendiri. Miliki hati yang benar, dengar apa kata Tuhan, bukan kata orang. Lalu lakukan, sukses pasti jadi milikmu. Apapun kata orang tentang hal itu. Kalau apa yang kamu lakukan dan katakan sejalan dengan yang Tuhan mau, Tuhan yang pasang badan buatmu.
You don't have to feel right, to do what's right. Kamu tidak perlu merasa jadi orang yang benar dulu, untuk melakukan hal yang benar.Â
Karena perasaan bisa menipu. Tapi ketika kamu melakukan yang Tuhan mau, pasti hatimu tenang.