Seluruh sudut ruang tamu mendadak sepi, nyaris tanpa suara. Pertiwi melihat sosok ibunya yang sungguh berbeda.
“Tentu saja aku khawatir, Ibu. Itulah sebabnya, Pertiwi tak akan kemana-mana. Di sini adalah rumah kita, ibu. Rumah yang harus kita jaga dengan sepenuh hati, segenap jiwa dan raga!”
Ibu menggeleng. Tumpah ruah semua rasa, persis di saat mata ibu menatap anak perempuannya lekat-lekat. Ibu menggelengkan kepala, melelehkan air mata, lalu menyunggingkan senyum. Ibu dan anak, saling bertatap, lalu berhamburanlah keduanya dalam pelukan.
“Kamulah harta ibu yang tak ternilai, anakku!”
Depok. 0919/20
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H