Mohon tunggu...
Yayuk Sri Rahayu
Yayuk Sri Rahayu Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Perencana ahli muda pada UIN Gusdur Pekalongan

Hobbi olahraga, traveling dan suka mempelajari hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cuaca Panas Ekstrem: Do's and Don'ts yang Wajib Diketahui

1 November 2024   09:14 Diperbarui: 1 November 2024   09:20 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena cuaca ekstrem panas yang belakangan ini dirasakan di berbagai wilayah, termasuk Indonesia, merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim global yang semakin parah. Fenomena ini biasanya terjadi karena gabungan antara pemanasan global, efek El Nio, serta aktivitas manusia yang menghasilkan gas rumah kaca.

Beberapa faktor utama penyebab cuaca ekstrem panas ini adalah:

1. Pemanasan Global

Suhu rata-rata di seluruh dunia terus meningkat akibat emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO) dan metana (CH). Gas-gas ini memperangkap panas di atmosfer, yang menyebabkan kenaikan suhu bumi secara keseluruhan.

2. El Nio

Fenomena cuaca alami yang menyebabkan pemanasan air di Samudra Pasifik, yang memengaruhi pola cuaca global. Saat El Nio aktif, suhu di banyak wilayah, terutama di sekitar khatulistiwa, cenderung meningkat.

3. Urban Heat Island (Pulau Panas Perkotaan)

Perkotaan cenderung lebih panas dibandingkan daerah pedesaan karena banyaknya bangunan dan aspal yang menyerap panas. Populasi tinggi di kota dan penggunaan AC serta kendaraan bermotor juga memperburuk panas.

4. Penggundulan Hutan

Berkurangnya hutan mengurangi kemampuan alam untuk menyerap CO, sehingga memperparah efek rumah kaca. Vegetasi alami juga membantu menjaga suhu tetap stabil dengan menyerap panas dan mengeluarkan uap air.

5. Pengaruh Aktivitas Manusia

Aktivitas seperti industri dan pembakaran bahan bakar fosil semakin memperburuk situasi dengan menghasilkan lebih banyak gas rumah kaca.

Fenomena ini juga berdampak pada lingkungan dan kesehatan. Kenaikan suhu yang ekstrem meningkatkan risiko kekeringan, kebakaran hutan, dan masalah kesehatan seperti dehidrasi, stroke panas, serta penyakit pernapasan. Berikut ini adalah beberapa "Do" dan "Don't" yang bisa dilakukan:

Do

1. Minum Banyak Air 

Jaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air dalam jumlah cukup setiap beberapa jam, bahkan jika tidak merasa haus. Ini sangat penting untuk menghindari dehidrasi.

2. Pakai Pakaian Ringan dan Warna Terang 

Gunakan pakaian berbahan ringan dan warna terang yang membantu menyerap panas lebih sedikit. Pilih kain seperti katun yang memungkinkan kulit bernapas.

3. Gunakan Tabir Surya (SPF 30 atau Lebih Tinggi) 

Melindungi kulit dari sinar UV sangat penting dalam cuaca ekstrem. Gunakan tabir surya dengan SPF minimal 30 dan oleskan ulang setiap beberapa jam jika beraktivitas di luar ruangan.

4. Konsumsi Buah dan Sayur yang Mengandung Banyak Air 

Buah seperti semangka, melon, dan mentimun sangat membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi karena kandungan airnya yang tinggi. Nutrisi dari buah dan sayur juga membantu memperkuat daya tahan tubuh.


5. Istirahat di Tempat Sejuk atau Ber-AC   

Jika memungkinkan, luangkan waktu istirahat di ruangan yang berpendingin atau sejuk. Ini penting terutama jika sudah beraktivitas lama di luar ruangan untuk menghindari kelelahan panas.

6. Gunakan Kacamata dan Topi/Payung Saat di Luar Ruangan 

Ini membantu melindungi mata dan kepala dari panas berlebih. Pilih kacamata dengan perlindungan UV untuk menjaga kesehatan mata.

Don't

1. Jangan Beraktivitas Fisik Berat di Luar Ruangan 

Hindari aktivitas berat di luar ruangan pada jam-jam terpanas (biasanya antara pukul 10 pagi hingga 4 sore). Jika harus, coba lakukan di pagi atau sore hari.

2. Jangan Konsumsi Minuman Berkafein atau Alkohol Berlebihan 

Minuman ini bersifat diuretik, yang dapat meningkatkan risiko dehidrasi. Sebaiknya pilih air putih atau jus buah yang segar.

3. Jangan Pakai Pakaian Tebal dan Berwarna Gelap 

Warna gelap menyerap lebih banyak panas, membuat tubuh cepat panas dan tidak nyaman. Hindari pakaian berlapis atau tebal yang justru menghambat aliran udara.

4. Jangan Abaikan Gejala Pusing atau Lelah Berlebihan 

Pusing, mual, dan kelelahan ekstrem bisa menjadi tanda awal heat exhaustion atau heatstroke. Jika merasakan gejala ini, segera cari tempat teduh, minum air, dan istirahat.

5. Jangan Biarkan Ruangan Tertutup Tanpa Ventilasi yang Baik 

Udara panas yang terperangkap dalam ruangan bisa membuat kondisi lebih buruk. Pastikan ventilasi cukup dan, jika memungkinkan, gunakan kipas atau pendingin ruangan.

6. Hindari Makanan Berat dan Berlemak 

Makanan berat dan berlemak membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dan dapat meningkatkan suhu tubuh. Pilih makanan yang ringan dan mudah dicerna.

Dengan tips ini, semoga tubuh dapat beradaptasi lebih baik terhadap suhu ekstrem, mengurangi risiko kesehatan, dan tetap fit selama cuaca panas yang menyengat. Stay Healthy.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun