Jika solarnya habis, maka listrik padam sampai mesin diisi solar lagi. Karena terbatas, maka listrik tak bisa dinikmati oleh seluruh penduduk ohoi ini. Listrik hanya untuk hal-hal yang penting saja.
Lalu.. tiang-tiang listrik yang berdiri di sepanjang jalan itu buat apa ya? Hanya buat pajangan? Atau sindiran bahwa di daerah lain listrik nyala sempurna?Â
Tiang-tiang listrik ini bukan baru saja didirikan tapi sudah bertahun lamanya ada. Nyata dengan banyaknya tiang listrik yang sudah berkarat. Mungkin jawaban dari apa fungsi tiang listrik di sini hanya bisa dijawab oleh pejabat terhormat di kantor pusat.
Tapi karena pak Bupati Thaher Hanubun ada rapat mendadak dengan DPRD maka kami tiba terlambat. Keceriaan anak-anak sungguh mengusik saya yang nyaris tercekat tak bisa berkata-kata ketika berbicara dengan mereka.
"Sekolah kelas berapa?"
"Kelas satu ibu! Kelas enam ibu!" berbarengan mereka menjawab dengan suara yang begitu bersemangat.
"Cita-cita kalian apa hayoo?"
"Jadi bidan buuuuu! Jadi polwan buuuuu! Jadi tentara buuuuuu!" berbarengan lagi mereka menjawab.
Saya seperti tenggelam dikelilingi anak-anak yang menjawab pertanyaan saya dengan berteriak saking semangatnya. Saya ajak mereka bercanda, bukan untuk menghibur mereka, tapi agar saya tak meneteskan air mata.
Terlebih ketika mereka bilang, mereka tak menikmati listrik dan lampu yang ada di rumah menggunakan pelita, lampu berbahan bakar minyak.