Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hidup Sulit dan Tanpa Listrik, Anak-anak Pulau Kei Besar Tetap Ceria

29 Oktober 2019   14:53 Diperbarui: 30 Oktober 2019   02:04 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
para ibu guru hadir juga malam itu, berjalan kaki berkilo kilo menuju lokasi (dok.yayat)

Jika solarnya habis, maka listrik padam sampai mesin diisi solar lagi. Karena terbatas, maka listrik tak bisa dinikmati oleh seluruh penduduk ohoi ini. Listrik hanya untuk hal-hal yang penting saja.

Lalu.. tiang-tiang listrik yang berdiri di sepanjang jalan itu buat apa ya? Hanya buat pajangan? Atau sindiran bahwa di daerah lain listrik nyala sempurna? 

Tiang-tiang listrik ini bukan baru saja didirikan tapi sudah bertahun lamanya ada. Nyata dengan banyaknya tiang listrik yang sudah berkarat. Mungkin jawaban dari apa fungsi tiang listrik di sini hanya bisa dijawab oleh pejabat terhormat di kantor pusat.

para ibu guru hadir juga malam itu, berjalan kaki berkilo kilo menuju lokasi (dok.yayat)
para ibu guru hadir juga malam itu, berjalan kaki berkilo kilo menuju lokasi (dok.yayat)
Anak-anak begitu ceria menyambut tamu yang datang padahal jam sudah menunjukkan lewat jam 7 malam dan anak-anak ini sudah menanti kami sejak siang, karena awalnya memang kami dijadwalkan siang hari tiba di sini. 

Tapi karena pak Bupati Thaher Hanubun ada rapat mendadak dengan DPRD maka kami tiba terlambat. Keceriaan anak-anak sungguh mengusik saya yang nyaris tercekat tak bisa berkata-kata ketika berbicara dengan mereka.

"Sekolah kelas berapa?"

"Kelas satu ibu! Kelas enam ibu!" berbarengan mereka menjawab dengan suara yang begitu bersemangat.

"Cita-cita kalian apa hayoo?"

"Jadi bidan buuuuu! Jadi polwan buuuuu! Jadi tentara buuuuuu!" berbarengan lagi mereka menjawab.

Saya seperti tenggelam dikelilingi anak-anak yang menjawab pertanyaan saya dengan berteriak saking semangatnya. Saya ajak mereka bercanda, bukan untuk menghibur mereka, tapi agar saya tak meneteskan air mata.

Terlebih ketika mereka bilang, mereka tak menikmati listrik dan lampu yang ada di rumah menggunakan pelita, lampu berbahan bakar minyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun