“ada yang bisa saya bantu Mba Cintia ?” tanya Druv
“saya juga bingung pak harus ngapain menemui bapak, saya ini guru baru untuk pelajaran ekonomi pak” jawab Cintia.
Ketika mereka sedang berbincang muncul pak karvi. “pak Druv” sahut pak Karvi
“ini guru baru untuk ekonomi pak Druv. Kata pak kepala sekolah tolong bantu jelaskan kondisi serta jobdesk menjadi guru ekonomi di sekolah ini.” Kata pak karvi.
“loh, kok saya yang menjelaskan, maaf saya kan bukan HRD, jadi itu bukan tugas saya. Lagi pula saya banyak pekerjaan pak Karvi.” Jawab Druv.
Dengan kedatangan guru baru ini sebenarnya sangat menyinggung persaaan Druv. Menurutnya sekolah tidak punya etika “kalau mau mengganti ya ganti saja langsung tidak perlu mempertemukan calon penggantinya. Apalagi harus menjelaskan jobdesk sebagai guru ekonomi”.
Sebulan kemudian selepas dari masa kontraknya dengan sekolah Druv tidak memiliki pekerjaan. Lamaran yang sudah ia layangkan pun belum ada yang menyangkut satu pun.
Bersama istrinya ia pindah ke daerah kabupaten Bandung dengan menyewa sebuah rumah kecil dan memulai lembaran hidup baru. Masa-masa sulitpun datang karena sudah hampir dua bulan Druv belum juga mendapat pekerjaan.
Selama ini yang ia lakukan mengirim lamaran, berdoa, shalat dhuha, dan shalat tahajjud. Karena hanya inilah yan ia harus lakukan.
“Druv mau gak kamu ngajar di SD?” tanya temannya lewat sms.
Druv langsung membalasnya “mau, untuk sekolah apa ?” tanya Druv