“Druv, kamu dipanggil ,menghadap kepala sekolah !” kata temannya. “ada apa ya ?” tanya Druv dengan sedikit rasa penasaran. “kurang tau saya” jawab temannya.
Bergegaslah ia menuju ruangan kepala sekolah. “pagi pak !” sapa Druv saat memasuki ruangan. “pagi pak Druv, silakan duduk” jawab kepala sekolah tanpa melihat wajah Druv.
Sekitar sepuluh menitan mereka berdua di dalam ruangan tanpa berbicara sedikitpun. Druv hanya duduk sesekali ia menoleh kesamping kanan, kesamping kiri dan kebelakang. Sedangkan pak kepala sekolah sangat serius membaca selembar kertas yang ia baca.
“oke, begini pak Druv, saya memanggil Anda kemari karena ada beberapa informasi penting menyangkut diri Anda dan sekolah”. Kata kepala sekolah.
“maksudnya apa ya pak” tanya Druv. Sebenarnya pertanyaan itu hanya basa-basi. “masalah kontrak di sekolah ini” jawab kepala sekolah sambil mengepalkan kedua tangannya secara bersamaan.
“sebenarnya saya sudah mengira akan hal ini, mengenai status kontrak saya” kata Druv dengan nada kecewa.
“ya, saya juga paham , karena masalah ini sudah menyebar dikalangan guru lain dan menjadi perbincangan hangat disetiap sudut sekolah”. Kata kepala sekolah sambil menghela nafas.
“hanya saja saya penasaran pak, kenapa bisa seperti ini ? apa alasannya ? bahkan saya mengira sekolah ini sangat picik karena tidak mau mengangkat saya sebagai guru tetap yayasan padahal saya sudah mengabdi selama 3 tahun dan menurut aturan tidak ada kontrak ketiga atau secara otomatis saya diangkat menjadi pegawai tetap.” begitu argument Druv.
“saya paham, Anda sebulan lagi akan menikah ini merupakn cobaan berat bagi Anda, tapi ini sudah keputusan bulat dari yayasan” kata kepala sekolah.
“ini bukan masalah itu saja pak melainkan sekolah tidak menunjukan itikad baik akan janjinya dan juga sekolah tidak memikirkan dampak bagi siswa jika gurunya harus gonta-ganti, mereka akan bingung dengan pembelajarannya. Jangan karena hanya ingin menekan biaya operasional lantas guru lama diganti dengan guru baru yang lebih murah gajinya dan mengorbankan tujuan pendidikan yang sebenarnya” kata Druv
“sebaiknya kita sudahi saja perbincangan ini. Saya mohon maaf mewakili sekolah atas keputusan ini, saya pun turut menyesalkan” kata kepala sekolah