Mohon tunggu...
Maya Batari
Maya Batari Mohon Tunggu... Guru - Single Cool

mencintai diri sendiri dimulai dari dalam hati yang selalu berpikir positif dan bahagia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rahasia Cinta Sang Pewaris #Bab 18

16 April 2021   22:30 Diperbarui: 16 April 2021   22:34 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
//lifestyle.okezone.com

"Iya, terima kasih. Hati-hati di jalan, Mas."

"Selamat malam, dan jangan lupa nanti mimpikan aku, ya."

"Nggak janji!"

"Riri, bisa tidak sekaliii saja kamu itu tidak melawan saya?"

"Iya, Kangmas. Tapi mimpi kan, tidak bisa diatur-atur."

"Ck! Kamu itu." Bagus kemudian melepaskan helm yang sudah dipakai. Dia kemudian menarik tangan Utari yang berdiri tidak jauh darinya. Karena tidak siap, tubuh Utari limbung membentur dada Bagus Pandhita yang datar.

"Mas, mau ngapain, sih? Malu! Kalau ada tetangga yang liat gimana?" protes Utari sambil berusaha melepaskan dekapan pria itu.

"Sebentar saja. Kamu tidak kasihan padaku? Kita kan, tidak akan bertemu sampai hari pernikahan kita. Tujuh hari ke depan kita tidak boleh ketemuan, kamu pikir Mas nggak akan kangen?"

Setelah Utari yang harus membiasakan diri dengan sebutan itu, dan dia susah payah menelan rasa malunya. Kini pria itu juga mulai menyematkan panggilan itu, untuk dirinya sendiri. Mulanya panggilan itu terasa kaku dan aneh, namun lambat laun Utari mulai terbiasa. Toh, memang tradisi orang Jawa tidak membolehkan hanya menyebut nama saja dari suami kita.

Panggilan itu untuk menghormati orang yang lebih tua dari kita. Suami adalah salah satu orang yang harus dihormati. Masalahnya selama ini, Utari sudah nyaman menyebut Bagus Pandhita dengan sebutan 'Bapak'. Kini dia harus mengubah kebiasaan itu, sesuatu yang tidak mungkin mudah baginya.

Kali ini, Utari ingin meresapi rasa hangat yang menjalar hingga ke jantungnya. Pelukan Bagus tidak begitu erat, namun cukup untuk membuat Utari merasa nyaman dan terlindungi. Siapa bilang pria itu tidak bisa romantis, dipeluk seperti itu saja sudah membuat Utari seperti sudah tidak berpijak di atas bumi.

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun