Mohon tunggu...
Yasmin khoirunnisa
Yasmin khoirunnisa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

aku siswa MTsN 1 kota Malang. mempunyai hobi 3M (Membaca, Menulis, Menggambar). aku suka baca novel, menulis cerita fiksi, dan menggambar tidak jelas dan sangat random. kalau di kelas aku suka tidak jelas dan kalau belum kenal saya sangat introvert.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kembali ke Tanah Asal

9 September 2023   14:36 Diperbarui: 9 September 2023   15:57 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh? Kamu yang tadi di pesawat?" orang itu bertanya dahulu kepadaku dan masih dalam bahasanya Spanyol.

Aku mengangguk mengiyakan dan membuka tabletku kembali lalu bertanya, "Kamu mau ke Probolinggo?"

"Ya, aku ingin ke sana. Bagaimana Anda tahu tentang itu?" Pria itu mengangkat satu alisnya.

"yah, karena ini adalah bis untuk ke Probolinggo." Aku menjawab dengan tersenyum.

"Ah... oh...  kamu benar." Pria tersebut menjawab dengan salah tingkah dan terkekeh gugup.

Aku tersenyum kepada pria tersebut dan menyesuaikan dudukku. Lima menit kemudian bis yang sedang aku tumpangi mulai berjalan di aspal yang terlihat halus dan tidak berlubang. Selama aku di perjalanan aku melihat pemandangan dari kaca jendela bis ini. Pemandangan rumah yang sederhana sampai padang rumput yang hijau. Saat bus sudah melewat setengah perjalanan hari hampir siang, aku memutuskan untuk tidur selama perjalanan ini. Sebelum aku tidur, pria yang ada di sebelahku menepuk bahuku.

"Kau mau bantal leher? Kebetulan aku membawa dua." Pria berwajah asli Spanyol menyodorkan sebuah bantal lehernya kepadaku.

"Tidak perlu, Tuan... Aku punya sendiri." Aku mengeluarkan bantal leher milikku sendiri.

"Oh baiklah kalau begitu.... Oh iya satu lagi, jangan panggil aku tuan karena aku seumuran denganmu."

Pria itu menarik bantal lehernya lalu memakainya.

"Eh? Seumuran? Anda serius?" Aku mendengar kalimatnya terkejut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun