"Ya, umurku 22 tahun.... Aku juga anak yang sedang kuliah." Pria itu terkekeh.
"Woah, ternyata benar kita seumuran... umurku 21 tahun. Anda lebih tua daripada saya."
Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
"Kalau begitu, selamat tidur.... Maaf aku mengganggumu. Omong-omong, namaku Gilberto."
Pria berpostur tinggi itu bersandar ke kursinya.
"Aku Larissa... Aku tidur dahulu." Aku menjawab pendek dan mulai tidur di kursiku.
"iya." Gilberto pun tidur juga.
Perjalanan terus berjalan tanpa henti kecuali saat bis melewati rest area di tol. Aku terus tidur tidak memperhatikan jalan maupun orang lain yang naik dan turun bis saat di luar tol. Siang hari tiba, aku sudah bangun dan turun dari bis yang aku tumpangi. Aku melihat Kota Probolinggo yang amat kukenal. Aku melambaikan tangan kepada Gilberto dan pergi ke rumah dan keluargaku kembali. Di perjalanan aku melihat pemandangan sekitar dan melihat beberapa buah khas di sini salah satunya mangga. Aku membeli beberapa mangga untuk di makan di rumah. Aku melanjutkan perjalananku menuju ke rumahku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H