Mohon tunggu...
Yasman Suparyo
Yasman Suparyo Mohon Tunggu... Human Resources - HR Manager

Berpengalaman dalam bidang MSDM sebagai HR manager di perusahaan swasta nasional lebih dari 15 tahun. Menyukai konten pengembangan diri, politik dan satwa. Menyukai traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen: Perspektif Pemikiran Peter Drucker tentang Masa Depan

29 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 29 Juni 2024   07:26 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Melihat pada kutipan Peter Drucker yang berbunyi "Satu-satunya hal yang kita ketahui tentang masa depan adalah bahwa hal tersebut akan berbeda",  Jika dikaji dari perspektif epistemology, akan membahas tentang bagaimana dan bagaimana menghadapi masa depan, tentunya dengan didasarkan pada ilmu manajemen. Setiap orang tentunya berharap masa depan yang lebih baik daripada sekarang, dan untuk mewujudkan harapan tersebut, diperlukan persiapan dan usaha. Salah satu cara untuk mempersiapkan masa depan adalah dengan menerapkan ilmu manajemen dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan ilmu manajemen dalam kehidupan sehari-hari, masa depan akan lebih baik.

Menurut G.R. Terry, empat jenis fungsi manajemen adalah   perencanaan,  pengorganisasian , tindakan ,  dan pengawasan. Menentukan tujuan atau target yang ingin dicapai adalah salah satu contoh implementasi fungsi perencanaan dalam mempersiapkan masa depan.  Contoh nyata dalam pekerjaan di perusahaan adalah   penyusunan AOP ( annual Opetation Plan) atau rencana  operasional perusahaan secara tahunan. Top menajemen menentukan target tahunan operasional perusahaan  meliputi target penjualan, target kapasitas produksi, target jumlah tenaga kerja, target  biaya operasional, target laba perusahaan dan target lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan. Dari Target  yang ditentukan top manajemen tersebut selanjutanya diturunkan kepada semua divisi  untuk dijabarkan sesuai dengan  tugas dan  tanggungjawab divisi.    Target dari semua divisi harus relevan dengan target dari top menejemen. Untuk mencapai target tersebut diperlukan strategi atau cara untuk mencapainya dengan cara mengalokasikan sumber daya dimasing-masing divisi.  Selanjtnya masing-masing divisi melaksnakan apa yang sudah ditargetkan dengan melibatkan semua tim dan sumber daya lainnya. Kemudian dilakukan monitoring dan evaluasi atau pencapaian  yang dihasilkan  untuk membandingkan antara target dengan realisasinya. Evaluasi dilakukan dalam bentuk meeting mingguan, bulanan dan juga tengah semester. Apabila ada hal yang belum tercapai akan dievaluasi terhadap prosesnya apakah ada cara yang kurang sesuai atau proses lainnya yang tidak sesuai.

Perspektif Aksiologi

Aksiologi adalah bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value). Nilai dan implikasi aksiologi di dalam Perusahaan adalah mengkaji dan menguji serta mengintegrasikan semua nilai (nilai tindakan moral, nilai ekspresi keindahan dan nilai kehidupan sosio-politik) didalam kehidupan manusia dan membinanya kedalam personal pelaku manajemen Perusahaan dalam lingkup organisasi. Aksilologi dalam manajemen akan menilai nilai dan etika dari praktik manajemen. Apakah praktik manajemen tertentu etis? Apakah memberikan nilai tambah kepada organisasi dan individu-individu didalamnya? Aksiologi akan menilai manajemen dari segi nilai-nilai yang diwujudkan atau dikompromikan melalui praktiknya. Hasani (2024) menyatakan bahwa perspektif aksiologi mempelajari manfaat dan fungsi manajemen. Menurut Iswahyudi (2020), aksiologi membagi nilai menjadi dua: estetika dan etika.

Kembali menelaah  pernyataan Peter Drucker, "Satu-satunya hal yang kita ketahui tentang masa depan adalah bahwa hal tersebut akan berbeda". Jika dikaji menurut perspektif aksiologi akan membahas tentang nilai manfaat apa yang didapat dari masa depan yang berbeda tersebut. Nilai positif dari kemungkinan masa depan yang berbeda adalah bahwa manusia akan dihadapkan dengan berbagai situasi, keadaan, dan kesulitan yang berbeda dengan apa yang mereka hadapi saat ini. Akibatnya, manusia perlu memiliki kemampuan untuk beradaptasi atau beradaptasi dengan setiap perubahan yang terjadi. Contoh dalam pekerjaan adalah seperti  contoh di atas, bahwa dengan  pencapaian target operasioanl  sesuai yang sudah dtetapkan dalam AOP setiap tahun, perusahaan akan dihadapkan pada situasi dan kondisi yang berbeda, apa yang sudah direncanakan bisa saja  kenyataannya tidak sesuai rencana , hal ini membuat perusahaan  akan terus  belajar untuk menyesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada dan inilah salah satu nilai  positifnya. Semakin  seringnya perusahaan harus berhadapan pada situasi yang tidak menentu dan berhasil dari situasi tersebut maka  perusahaan akan semakin bernila.

DAFTAR PUSTAKA

Barberoousse, A., Bonnay, D., & Cozic, M. (2018). The philosophy of science: A companion. The Philosophy of Science: A Companion, 1-744. https://doi.org/10.1093/oso/9780190690649.001.0001.

Salmon, Merrilee, John Earman, Clark Glymour, James G. Lenno, Peter Machamer, J.E. McGuire, John D. Norton, Wesley C. Salmon, Kenneth F. Schaffner. 1992. Introduction to the Philosophy of Science. USA: Prentice-Hall.

Ben, J.N. (2013). The Philosopy of Management Science. International Journal of Scientific & Engineering Research, 4(11), 1914-1925. https://doi.org/10.1115/1.3664478.

Hasani, Syaiful. (2024). Filsafat Ilmu Manajemen. Malang: Media Nusa Creative

Iswahyudi, T. (2020). Pengantar Memahami "Ontology, Epistemologi, dan Aksiologi". Yogyakarta: Deepublish

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun