Berdasarkan perspektif Ontologi, jika dikaitkan ke dalam ilmu manajemen dapat ditelaah sebagai berikut: (Puspasari, 2021):
 - Objek "apa" yang dipelajari oleh ilmu manajemen?
 - Sifat apa yang sesungguhnya ada dalam objek tersebut?
 - Bagaimana hubungan antara objek dan persepsi manusia (pemikiran, perasaan, dan penginderaan) yang menghasilkan pengetahuan manajemen?
Perspektif ontologi berkaitan dengan penyelidikan dan pengkajian hakikat manajemen, atau yang disebut dengan teori hakikat manajemen. Menurut Hasani (2024) Ontologi mempertanyakan dan mengkaji hakikat manajemen atau yang dikenal dengan teori hakikat manajemen.
Perspektif ontologi berkaitan dengan penyelidikan dan pengkajian hakikat manajemen, atau yang disebut dengan teori hakikat manajemen. Menurut Hasani (2024) Ontologi mempertanyakan dan mengkaji hakikat manajemen atau yang dikenal dengan teori hakikat manajemen.
Melihat kutipan Peter Drucker yang berbunyi "Satu-satunya hal yang kita ketahui tentang masa depan adalah bahwa hal tersebut akan berbeda", jika dikaji menurut perspektif ontologi akan membahas apa yang dimaksud dengan masa depan itu sendiri. Masa depan adalah waktu setelah masa kini. Kedatangannya dianggap tak terelakkan karena keberadaan waktu dan hukum fisika. Sebagai akibat dari sifat realitas yang tampak dan keniscayaan masa depan, maka segala sesuatu yang ada saat ini dapat dibagi menjadi dua kategori. Kategori pertama adalah entitas permanen, artinya akan ada selamanya, dan entitas sementara, yang artinya akan berakhir. Dalam pandangan Barat, yang menggunakan konsepsi waktu linier, masa depan adalah bagian dari garis waktu yang diproyeksikan dan diantisipasi untuk terjadi. Â Dalam relativitas khusus, masa depan dianggap sebagai masa depan mutlak, atau kerucut cahaya masa depan.
Karena banyak hal yang mempengaruhi masa depan tidak akan sama dengan apa yang terjadi sekarang. Tidak mungkin bagi manusia untuk kembali ke masa lalu atau masa sebelumnya, karena mereka jelas berbeda dari segi waktu. Tempatnya mungkin sama, tetapi pasti ada satu atau dua hal yang berbeda dengan tempat sebelumnya. Dari segi personil, yang menjalankan mungkin tetap sama, tetapi kondisi individu tersebut juga pasti akan berbeda, termasuk usia, emosi, dan kondisi kesehatan mereka. Selain itu, pasti akan ada orang lain yang terkait dengan kegiatan di masa depan, selain manusia itu sendiri. Mungkin orang lain tersebut tidak sama dengan orang sebelumnya.
Sebagai contoh dalam bidang pekerjaan di perusahaan misalnya dalam membuat perencanaan penjualan produk dalam jangka panjang  untuk 5  tahunan. Pihak marketing akan memprodiksi jumlah permintaan pasar  dalam 5 tahun ke depan dengan mengidentifikasi berbagai faktor seperti faktor ekonomi, politik, pesaing, geopolitik, dan lain sebagainya. Dalam prakteknya apa yang sudah direncanakan tidak semuanya bisa direalisasikan.
Perspektif Epistemologi
Disposisi epistemologis terfokus pada kemampuan seseorang dalam memahami fakta dengan cara mempercayai atau memegang keyakinan. Sikap ini akan berangsur- angsur menjadi perilaku ketika dikombinasikan dengan keinginan dan sikap mental lainnya. Keyakinan dapat menjadi pengetahuan melalui tahapan dan kriteria dengan standar ilmu pengetahuan. Perdebatan epistemologis terjadi dalam ilmu-ilmu sosial yang menyangkut hubungan antara objektif dan subjektif. Menurut Hasani (2024) perspektif epistemology berkaitan dengan teori dan penerapan ilmu manajemen.