Melihat aksi Misel terhadap dirinya, perempuan juru masak itu menarik nafas dalam-dalam. Ia terpesona oleh kerlingan mata Misel. Mata seorang pria bertubuh atletis dan berwajah tampan yang jika disandingkan dengan dirinya akan terlihat kontras. Hitam versus putih, keriting versus lurus, gembrot versus langsing, rendah versus tinggi dan jelek versus tampan.
"Tapi..., mengapa Misel melakukan hal itu? Bukankah dia adalah pria berjubah putih yang kelak akan menjadi imam selibater? Adakah dia sedang menyembunyikan syawat di balik jubah?"
Inilah sekelumit pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiran perempuan juru masak itu. Ia bingung bercampur gembira dengan keraguan yang teramat besar. Ia sadar betul jika paras dan postur tubuhnya sama sekali tidak membangkitkan minat pria pada umumnya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H