Upaya pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu amanah dari Tuhan Yang Maha Esa. Oleh, karena itu, manusia harus mempertanggungjawabkan semua upaya pendidikan kepada-Nya.Â
Oleh karena itu pulalah, setiap upaya pendidikan tidak hanya dilandasi oleh nilai-nilai yang dihasilkan manusia sebagai hasil renungan dari pengalamannya, lebih jauh nilai-nilai ketuhanan dan nilai yang bersumber dari Tuhan harus di jadikan landasan untuk menilai pendidikan, dan untuk menentukan nilai mana yang baik dan tidak baik di dalam pendidikan.Â
Diantara pertanyaan-pertanyaan aksiologi yang harus dijawab guru sendiri adalah: Nilai-nilai apakah yang guru kenalkan pada siswa untuk diadopsi? Nilai-nilai apakah yang mengangkat umat manusia pada ekspresi kemanusiaan yang tertinggi?Â
Nilai-nilai apakah yang dipegang oleh orang yang benar-benar terdidik? Pada intinya, aksiologi menyoroti fakta bahwa guru memiliki suatu minat, tidak hanya pada kuantitas pengetahuan yang diperoleh siswa melainkan juga dalam kualitas kehidupan yang dimungkinkan karena pengetahuan itu. Pengetahuan yang luas tidak dapat memberi keuntungan pada individu jika ia tidak mampu menggunakan pengetahuan itu untuk kebaikan.
Nilai-nilai dalam Aksiologi
Etika
Istilah Etika berasal dari kata "ethos" (bahasa Yunani) yang berarti adat kebiasaan. Dalam istilah lain, para ahli menyebutnyadengan moral, juga berarti kebiasaan, namun kedua kata inimemiliki arti berbeda, etika bersifat teori sedangkan moral bersifatpraktik.Â
Etika merupakan cabang filsafat yang membicarakan perbuatan manusia dari sudut baik dan tidak baik yang berlaku umum. Etika mempersoalkan bagaimana manusia bertindak, sedangkan moral mempersoalkan bagaimana semestinya tindakan manusia itu.
Secara ringkas, definisi etika dan moral adalah suatu teori mengenai tingkah laku manusia, yaitu baik dan buruk yang masih dapat dijangkau oleh akal atau tindakan manusia yang dilakukannya dengan sengaja. Moral adalah suatu ide tentang tingkah laku manusia (baik/buruk) menurut situasi tertentu.Â
Fungsi etika adalah untuk mencari ukuran tentang penilaian tingkah laku perbuatan manusia. Hal ini banyak menuai permasalahan karena relatifnya penilaian setiap orang tentang cara berperilaku.
Namun, etika selalu mencapai tujuan akhir untuk menemukan ukuran etika yang dapat diterima secara umum. Perbuatan setiap manusia tidak akan sama, dalam arti pengambilan suatu sanksi etika karena tidak semua tingkah laku manusia dapat dinilai dengan etika.