Lebih lanjut aksiologi meliputi nilai-nilai parameter bagi apa yang disebut dengan kebenaran atau kenyataan. Sebagaimana kehidupan yang kita jalani berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan fisik materi dan kawasan simbolik yang masing-masing menunjukkan aspeknya sendiri.Â
Lebih dari itu, aksiologi juga menunjukkan kaidah-kaidah apa yang harus kita perhatikan di dalam menjalankan ilmu praktis. Dalam pendekatan aksiologi ini ilmu harus dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia dengan cara melihat berbagai aspek kehidupan yang melingkupinya. Â
Menurut Mc Guire, diri manusia memiliki bentuk sistem nilai tertentu. Sistem nilai ini merupakan sesuatu yang dianggap bermakna bagi dirinya. Sistem ini dibentuk melalui belajar dan sosialisasi.
Perangkat sistem nilai ini dipengaruhi oleh keluarga, teman, institusi pendidikan, dan masyarakat luas. Dalam realitasnya, nilai memiliki pengaruh dalam mengatur pola tingkah laku, pola berpikir, dan pola bersikap. Menurut Muhammad Noor Syam, aksiologi menyangkut nilai-nilai yang berupa pertanyaan apakah yang baik atau bagus itu.Â
Dalam definisi lain, aksiologi merupakan suatu pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia. Untuk selanjutnya, nilai-nilai tersebut ditanamkan dalam kepribadian anak. Kejelasan tentang masalah nilai ini penting dalam pendidikan.Â
Sebab pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat dan sebagai alat untuk memajukan masyarakat itu sendiri. Disadari bahwa nilai itu sendiri merupakan bagian dari isi kebudayaan.Â
Padahal dilihat dari sudut pandang sosial, pendidikan merupakan upaya pewarisan nilai-nilai budaya kepada generasi muda supaya nilai-nilai tersebut secara berkelanjutan dapat terpelihara.
Manusia hidup bersama dengan hasil cipta, rasa, dan karsanya yang disebut kebudayaan. Manusia hidup bersama dengan keyakinan. Manusia juga hidup dengan ilmu serta pengalaman yang diperolehnya dalam kehidupan. Berdasarkan latar belakang kehidupan ini pula kemudian terbentuk tradisi dalam kehidupan manusia. Tradisi merupakan unsur sosial budaya yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat dan sulit berubah.
Pendidikan secara langsung berkaitan dengan nilai. Berdasarkan nilai tersebut, pendidikan dapat menentukan tujuan, motivasi, kurikulum, metode belajar, dan sebagainya. Pendidikan terlebih dahulu harus menentukan nilai mana yang akan dianut sebelum menentukan kegiatannya.Â
Hal ini berarti bahwa nilai terletak dalam tujuan. Pembahasan nilai-nilai pendidikan terletak di dalam rumusan dan uraian tentang tujuan pendidikan. Di dalam tujuan pendidikan itulah tersimpul semua nilai pendidikan yang hendak diwujudkan di dalam pribadi peserta didik.
Pendidikan, pada hakikatnya, merupakan interaksi manusia sesamanya, merupakan suatu interaksi sosial. Dalam proses interaksi inilah diperlukan nilai yang merupakan faktor inheren di dalamnya. Nilai merupakan fungsi hubungan sosial. Dalam arti di dalam hubungan sosial antar manusia merupakan suatu kemutlakan adanya nilai.Â