Mohon tunggu...
Muhammad Ainul Yaqin
Muhammad Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Teknik Informatika yang menekuni Bidang keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Manajemen Proses Bisnis, Process Mining, dan Arsitektur Enterprise.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Pelanggaran Proses Bisnis: Ketika SOP Dilanggar Demi Kebahagiaan Pelanggan (atau Demi Kopi Gratis)

2 Desember 2024   06:00 Diperbarui: 2 Desember 2024   06:06 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contohnya, di MonCorp (perusahaan fiktif yang dijadikan studi kasus), mereka pakai model ini untuk mendeteksi pelanggaran yang sering terjadi. Hasilnya? Mereka bisa mengkonfigurasi ulang sistem untuk mencegah pelanggaran yang sama terjadi lagi. Gokil kan?

Anti-Pattern: Pelanggaran yang Terstruktur

Kita sekarang masuk ke artikel pendukung pertama, Awad & Weske (2009). Mereka membahas anti-pattern, yaitu pola pelanggaran yang sering banget muncul. Bayangin gini:

Kamu punya kebiasaan buruk, misalnya tidur malam terus telat bangun pagi. Itu anti-pattern dalam hidup kamu.

Nah, dalam proses bisnis, anti-pattern ini bikin eksekusi proses nggak sesuai aturan. Awad & Weske punya trik keren: mereka pakai BPMN-Q queries untuk mendeteksi di mana sih anti-pattern itu terjadi. Dan bagian yang melanggar bakal langsung dikasih tahu ke user.

Ini kayak teman yang langsung bilang, "Eh, lo salah jalan tuh, balik lagi ke rute yang bener!"

Menangani Penyimpangan secara Otomatis

Selain mendeteksi pelanggaran, ada artikel pendukung kedua dari Awad, Smirnov, & Weske (2009). Mereka nggak cuma fokus mendeteksi, tapi juga bagaimana cara menyelesaikan pelanggaran secara otomatis. Wah, keren banget, kan? Mereka mengelompokkan pelanggaran ke dalam berbagai tipe dan menawarkan strategi resolusi berdasarkan konteks.

Jadi, misalnya:

  • Pelanggaran Ringan: Solusi sederhana, kayak "tambah satu langkah di proses."
  • Pelanggaran Berat: Mungkin butuh intervensi manusia, atau bahkan perombakan besar-besaran.

Intinya, nggak semua penyimpangan harus dianggap serius, ada yang bisa di-fix otomatis.

Runtime Compliance Monitoring: Si Penjaga Malam Digital

Kita lanjut ke artikel pendukung ketiga, Awad dkk. (2015), yang ngebahas runtime compliance monitoring. Ini kayak security guard digital yang ngecek proses bisnis real-time. Jadi kalau ada pelanggaran, mereka langsung kasih tahu.

Mereka pakai teknologi keren bernama Complex Event Processing (CEP) yang bikin sistem langsung bereaksi kalau ada yang salah.

Bayangin aja, misalnya, ada karyawan yang coba ngelakuin proses nggak sesuai SOP. Sistem langsung kasih alarm, "Hei, ada yang nggak bener nih!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun