Uraian diatas merupakan penjelasan mengenai bagaimana Paulus mengembangkan potensi kecakapan pengajarannya pada zaman itu. Paulus mengajar dengan cakap sehingga ini menjadi suatu teladan bagi seorang pendidik Kristen yang memiliki kualitas serta kemampuan yang tinggi namun sederhana dan praktis untuk menyampaikan pokok pokok pengajarannya dan nara didik mampu memahami dan mengerti kebenaran tersebut. Konteks ini tentunya tidak lari dan tidak jauh dari kebenaran Injil. Termasuk dalam kecakapan itu adalah orisinalitas pengajaran sang guru serta kemampuan menggunakan unsur-unsur pengetahuan kontekstual atau kearifan lokal guna menunjang kualitas dan efektivitas pengajarannya.
Seorang yang Visioner
Visi adalah wawasan kedepan yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu.[13] Ada berbagai tindakan yang mengindikasikan vision Paulus demi kelangsungan pengajaran dan berita keselamatan. Pandangan misi Paulus bersifat mendunia dan universal, visi ini menggema dihati Paulus setelah sidang di Yerusalem. Paulus adalah perintis perkabaran injil dan pengajaran kepada bangsabangsa bukan Yahudi.[14]
Pertama, Paulus melibatkan orang lain di dalam misinya dengan menggunakan strategi “orang kunci”. Dalam Kisah Para Rasul 20:4 disebutkan, “Ia disertai oleh Sopater anak Pirus, dari Berea, dan Aristarkhus dan Sekundus, keduanya dari Tesalonika, dan Gayus dari Derbe, dan Timotius dan dua orang dari Asia, yaitu Tikhikus dan Trofimus.” Terlihat bahwa Paulus membawa orang-orang dari berbagai daerah dan memberi latihan selama mereka dalam perjalanan semacam sekolah Alkitab atau seminari keliling. Selanjutnya setelah pelatihan itu, hampir dapat dipastikan bahwa mereka semua pulang ke tempat asal mereka untuk menjadi misioner di sana. Tentu bukan hanya ketujuh orang di atas yang terlibat atau dilibatkan Paulus dalam menjalankan misinya. Masih ada nama-nama seperti Titus, Yohanes Markus, Barnabas, Silas, Filemon, Priskila dan Akwila, Epafras, dan Erastus. Belum lagi ada penatuapenatua dan pemimpin jemaat yang diangkatnya di berbagai tempat yang dikunjunginya, yang namanya nyaris tidak pernah disebutkan secara pribadi. Berdasarkan hal itu orang-orang kunci itu merancangkan penjangkauan pelayanan secara meluas melalui orang-orang dan mereka juga mengajari dan memberikan dampak yang positif kepada orang lain. Kemudian beranjak dari hal demikian, orang-orang kunci itu dibina dan dibimbingnya dalam mempersiapkan terusan dalam pendidikan dan kepemimpinan serta pelayanan misi. Dan alur ini menjelaskan dengan kontras kepada kita bahwa Rasul Paulus meniru dan meneladani bagian ini dari model pengajaran Yesus Kristus dalam pelayanannya.
Kedua, Rasul Paulus Mampu mengantisipasi tantangan yang dihadapi jemaat dimasa yang akan datang. Seperti halnya diungkapkan dalam Kisah Para Rasul 20:29-31, Paulus mengingatkan dan mepersiapkan jemaat dan para penatua di Efesus, bahwa mereka akan menghadapi kemerosotan iman dengan munculnya guru-guru palsu yang akan menyesatkan jemaat Tuhan.
Hal ini merupakan suatu teladan bagi guru untuk memiliki komitmen dalam mengingatkan dan mempersiapkan peserta didik dalam kemajuan zaman teknologi masa kini. Dan bagaimana cara kreaktifitas guru dalam memanajemen waktu untuk memberi peluang kepada peserta didik untuk merangsang pikiran mereka dalam memanfaatkan teknologi dalam duni pembelajaran.