Setelah Paulus bertobat ia menyatakan dirinya sebagai rasul bangsa-bangsa non-Yahudi, yaitu bangsa Romawi Kuno (Roma 11:13) “Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku.” Dalam kitab-kitab yang ditulisnya (baik secara langsung maupun melalui tangan orang lain) gereja dan dunia dapat mengenal dirinya dan meneladaninya. Ia bukanlah pribadi yang tanpa kekurangan; ia sama seperti orang manusia pada umumnya. Keutamaannya ialah pada usahanya yang bersungguh-sungguh untuk menempa dirinya dengan berteladan pada Kristus. Paulus sebagai teladan pendidik, akan ditelusuri hal-hal yang menunjukkan model pendidikan menurut keteladanan pada diri Paulus.
Memiliki Wawasan Luas
Latar belakang Rasul Paulus sangat mendukung bahwa ia adalah seorang pendidik yang memiliki wawasan yang luas. Banyak pernyataan yang menjelaskan tentang wawasan yang dimilikinya begitu luas, pernyataan yang dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut :
Pertama, dalam ungkapan Bruce Milne sangat kontras menyatakan bahwa Rasul Paulus adalah seorang ahli dalam pemahaman sekaligus menguasai isi seluruh kitab taurat. Ketika ia memberikan pertanggungjawaban dan kesaksian imannya berhadapan dengan orang banyak, dengan fasih ia menjelaskan isi kitab suci itu.[7] Dalam Kitab Suci, Rasul Paulus banyak mengontraskan pengajarannya dalam berbagai kutipan sehingga terdapat ayat-ayat Kitab Suci yang menguatkan isi pengajarannya dalam memberitakan kebenaran Allah yang sejati daladm Pribadi Yesus Kristus. Dalam penguasaanya isi Kitab Suci, argumentasinya tetap konsisten dalam kebenaran, walaupun situasi spontanitas ia dapat menguasai situasi konteks pengajarannya. Karena pernyataan demikian, Sostenis Nggebu menuliskan bahwa bukan tidak tertutup kemungkinan bagi Rasul Paulus untuk menghafal bagian-bagian Taurat, Kitab Mazmur, dan Kitab para nabi. [8]