Mohon tunggu...
Yan Zega
Yan Zega Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Keteladanan Paulus terhadap Guru Pendidikan Agama Kristen

30 Juli 2022   22:43 Diperbarui: 30 Juli 2022   22:43 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Mengembangkan Potensi Diri

 

            Rasul Paulus sangat memprioritaskan segi perkembangan kognitif dari potensi dirinya dengan mendalami berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain pada zamannya. Pada pembahasan awal menyatakan bahwa Rasul Paulus dalam mengembangkan wawasannya menunjukkan keteladanan dalam sikap suka belajar dengan hal-hal yang baru yang mendukung dasar pengetahuanya. Dalam mengembangkan potensi membutuhkan ketekunan, sehingga dalam prosesnya potensi itu sendiri akan mempunyai grafik yang semakin hari semakin meningkat. Terdapat dalam Ilmu psikologi dikenali bahwa potensi diri mempunyai jenis-jenis yang telah diklasifikasikn dalam beberapa bagian yaitu potensi fisik, potensi mental intelektual, potensi sosial emosional, potensi spiritual.

 

                Suatu acuan yang menunjang grafik pertumbuhan pengetahuan, seorang pendidik selalu berpikir bagaimana ia mengembangkan dirinya sendiri. Petrus menyebut dalam 2 Petrus 3:18 “bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.” Paulus sendiri berbicara tentang pengenalan Kristus sebagai sesuatu yang dikatakannya: “aku mengejar” (Flp 3:12). Sendjaya dalam tulisannya menjelaskan bahwa ‘pengenalan yang dikejar’ Paulus bukanlah pengetahuan kognitif tentang Yesus, melainkan pengalaman empiris bersama Yesus dalam rangka menjadi serupa dengan penderitaan dan kematian-Nya.[11] 

 

                Tokoh intelektual pertama yang berhasil ditobatkan Paulus di awal perjalanan misinya adalah Gubernur Provinsi Siprus. Ia bernama Sergius Paulus, seorang yang cerdas dan memiliki minat religius. Disebutkan bahwa “ia takjub oleh ajaran Tuhan” yang disampaikan Paulus (Kis 13:12) lalu berpaling meninggalkan Baryesus, penasihatnya ‘yang bijaksana’. Kata ‘yakin’ menguatkan kebenaran akan kecakapan Paulus mengajar. Keyakinan pendengarnya muncul dari kemampuan Paulus untuk meyakinkan mereka. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘yakin’ dalam teks bahasa Indonesia adalah epeistesan yang dapat juga diartikan percaya, taat, terbujuk, terajak, dan sebagainya; sehingga dengan cara lain ayat tersebut dapat diterjemahkan, “Beberapa orang dari mereka menjadi terbujuk dan menggabungkan diri…” Jika demikian, maka tidak ada keraguan bahwa Paulus adalah seorang yang pandai meyakinkan, membujuk, mengajak, atau membuat orang taat.

 

                Ditinjau dari perspektif pendidikan, kecakapan seseorang dalam mengajar memiliki efek mendidik yang mendasar. Dalam teori kependidikan umum, kecakapan seorang guru dalam mengajar sering kali dikaitkan dengan kemampuannya tekhnis, seperti kemampuan mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas, menggunakan media atau sumber belajar, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai hasil belajar, dan sebagainya.[12] Kitab Kisah Para Rasul tidak memberikan banyak informasi tentang kecakapan macam itu pada diri Paulus. Ada informasi perihal kemampuannya menggunakan konsep-konsep kearifan lokal; ada juga tentang susunan orasinya yang demikian sistematis.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun