2. Takut dianggap berbeda
Ini biasanya terjadi di situasi saat kita takut menyampaikan pendapat karena kuatir dijauhi "si mayoritas".Â
Kita yakin apa yang jadi pendapat mayoritas adalah hal keliru, tapi tidak berani mengatakannya karena kuatir dianggap berbeda lalu dijauhi dan tidak diajak-ajak lagi.
3. Takut menerima konsekuensi
Orang yang memberi ide di suatu forum seringkali harus menjalankan dan menuntaskan idenya, baik sendiri atau bersama orang lain. Makanya banyak dari kita sering minta orang lain yang menyampaikannya karena tidak ingin menerima konsekuensi dari ide tersebut.
Konsekuensi dari bicara langsung di forum juga bisa mencetus anggapan dari pikiran orang lain. Banyak orang tidak ingin image-nya rusak atau dianggap gimana-gimana kalau mengungkapkan ide dan pendapatnya di depan umum.
Saya sendiri pernah disebut sebagai "tukang protes" karena menginginkan konsumsi untuk anak kelas 2 lebih baik nasi kotak daripada prasmanan. Itu pun sebetulnya bukan protes, melainkan permintaan ke biro wisata yang mengurus konsumsi karena kami, toh, bayar ke biro itu.Â
Cuma sekali meminta-itu pun tidak di depan umum-lalu tersebarlah cerita saya tukang protes. Ya sudah, yang penting anak saya dan teman-temannya bisa nyaman makan dari nasi kotak daripada di prasmanan.
4. Tidak terbiasa bicara dengan bahasa formal
Orang yang tidak kenal bahasa baku tentu kesulitan kalau harus bicara dengan bahasa formal apalagi di depan umum. Sekadar memperkenalkan diri secara langsung saja rasanya sulit.
Mereka yang seperti ini takut bicara di depan umum bukan karena tidak mau, tapi memang tidak punya kompetensi dan kapasitas untuk bicara di depan banyak orang.