Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Penulis - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022. Peduli pendidikan dan parenting

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ironi Sekolah Negeri dan Tuntutan Prestasi Maksimal Modal Minimal

6 Februari 2024   12:52 Diperbarui: 7 Mei 2024   10:44 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi murid sekolah sedang belajar | Gambar diolah pribadi menggunakan AI dari Desygner

Sayang sekali, sejak ganti kepala, sekolah tampak tidak bersemangat mempertahankan prestasi nonakademik ini karena keengganan Komite Sekolah menggalang dana untuk membantu pembiayaan kegiatan. Padahal, salah satu ciri sekolah unggulan adalah ekstrakurikulernya yang sejajar dengan sekolah swasta top. Bukan untuk gaya-gayaan, melainkan memfasilitasi minat dan bakat murid. Jadi selepas jam sekolah, waktu luang murid diisi dengan kegiatan positif.

Bisa saja murid ikut les atau kegiatan di tempat lain, tapi biayanya pasti lebih mahal dibanding kalau ikut di sekolah. Di sekolah biaya ditanggung bareng-bareng jadi tidak terasa berat.

Standar Nasional Pendidikan dan Akreditasi Sekolah

Salah satu penyebab sekolah unggulan tetap unggul sementara sekolah biasa susah unggul adalah karena fasilitas dan sarana-prasaran

PP Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) mengatur soal fasilitas dan sarana-prasarana  yang harus dipenuhi satu sekolah supaya memenuhi syarat SNP. Sekolah yang lengkap fasilitas dan sarana-prasarananya kemudian dapat Akreditasi A, B, dan C.

Sekolah yang berakreditasi A berarti kualitasnya lebih baik dari sekolah akreditasi B dan C dari sisi penerapan kurikulum, kelengkapan fasilitas, dan kompetensi guru. Makanya sekolah berlabel unggulan selalu berakreditasi A karena fasilitas dan sarana-prasarananya yang lengkap mendorong prestasi siswanya jadi mencorong.

Dalam visitasi akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN SM) sekolah juga harus meminimalisir-bahkan menghilangkan-adanya perundungan dan kekerasan di sekolah. Akreditasi sekolah yang sudah A bisa turun jadi B atau C kalau sekolah gagal mempertahankan kualitasnya.

Di sinilah PPDB Zonasi jadi pertanyaan besar. Bisakah meratakan mutu pendidikan dengan menyebar murid-murid pintar ke berbagai sekolah? Tidakkah penting menambah fasilitas dan sarana-prasarana di sekolah yang belum unggul alih-alih memaksa sekolah unggul menurunkan kualitasnya?

Sekolah negeri makin lama berada dalam impitan tuntutan. Dari orangtua dan negara.

Orangtua menaruh harapan besar anak mereka bisa jadi pintar dan berprestasi di sekolah unggulan, tapi enggan mengeluarkan uang sepeser pun karena kampanye keliru dari awal soal sekolah negeri gratis. Negara juga menuntut sekolah negeri mempertahankan kualitas dengan memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan adanya pembagian akreditasi A, B, dan C.

Bahkan negara mensyaratkan sekolah untuk lebih dulu menunjukkan prestasinya kalau mau dapat tambahan dana BOS. Padahal, gimana mau jadi juara Olimpiade Sains Nasional-tingkat kecamatan-kalau tidak punya duit untuk mendatangkan tutor yang kompeten. Gimana mau juara lomba Pramuka kalau tidak mampu memberi ongkos bensin untuk kakak-kakak pembina dari kwartir.

Namun, kita tidak perlu kecil hati. Soal dana BOS yang pas-pasan, prestasi antarsekolah negeri yang njomplang, dan mutu pendidikan yang tidak merata juga dialami negara maju seperti negeri Paman Sam. 

Wajar saja mungkin, ya, karena duit pemerintah dipakai untuk banyak kebutuhan negara, bukan cuma untuk pendidikan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun