Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Penulis generalis. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ironi Sekolah Negeri dan Tuntutan Prestasi Maksimal Modal Minimal

6 Februari 2024   12:52 Diperbarui: 7 Mei 2024   10:44 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi murid sekolah sedang belajar | Gambar diolah pribadi menggunakan AI dari Desygner

Sekolah unggulan sudah jadi langganan juara di lomba ini-itu. Pun rata-rata nilai akademik muridnya lebih tinggi daripada sekolah non-unggulan. Ini membuat banyak anak berotak encer kemudian kepincut. Mereka merasa bisa meraih prestasi dan jadi anak unggul. Pun anak yang biasa-biasa saja ikut termotivasi ingin pintar, minimal standar akademik mereka diatas rata-rata murid sekolah lain.

Prestasi akademik ini sampai sekarang sulit disamai oleh sekolah swasta. Maka lagi-lagi anak dan orangtua mengincar sekolah yang selama puluhan tahun dikenal sebagai sekolah unggulan, sekolah bagus, sekolah favorit, dan macam-macam namanya.

2. Pergaulan antar-teman relatif positif

Hampir tidak pernah terdengar ada murid dari sekolah unggulan yang terlibat tawuran, klitih, atau kejahatan jalanan lainnya. 

Itu terjadi karena murid-murid di sekolah unggulan sudah menghabiskan waktu untuk belajar dan berkegiatan di sekolah. kadang sampai malam.  Adanya peraturan ketat dan kesinergian sekolah dengan orangtua juga terus dilakukan guna mencegah perilaku buruk anak di luar sekolah.

3. Pendidikan agama seimbang

Meskipun porsi pelajaran agama di sekolah negeri sedikit dibanding sekolah religi, aktivitas sehari-hari di sekolah sudah jadi wadah untuk membangun karakter peserta didik. 

Murid beragama Islam, misalnya, harus mengucapkan salam tiap masuk kelas, mengaji sepekan sekali, mengikuti kegiatan Cinta Islami, dan acara perayaan keagamaan seperti Maulid Nabi dan berkurban.

Murid beragama selain Islam pun dapat guru agama sendiri dan diikutsertakan dalam perayaan agama mereka bersama sekolah religi yang seagama.

4. Biaya murah

Soal biaya murah ini sifatnya relatif. Mahal kalau dibandingkan dengan sesama sekolah negeri, tapi jauh lebih murah bila tolok ukurnya sekolah swasta berbasis agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun