Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Topeng Ireng yang Meriah dan Bising Kebanggaan Warga Magelang

15 November 2023   15:39 Diperbarui: 16 November 2023   11:08 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para penari Topeng Ireng | Dokumentasi pribadi

Perbedaan lain yang mencolok, di Jathilan ada penari yang kesurupan seperti kesenian Kuda Lumping, sedangkan pada Campur tidak.

Berhubung Jathilan ada kesurupannya, makanya selalu dimainkan siang hari supaya penari yang kesurupan mudah dikejar dan dihilangkan efek kesurupannya. Efek kesurupan ini oleh orang Magelang disebut dengan ndadi atau jadi (jadi kesurupan).

Kemudian, kesenian lain yang mirip seperti Topeng Ireng dari unsur lempeng-nya adalah Kubro. Ciri khas Kubro penarinya menerima perintah dari "komandan" untuk hadap kanan, hadap kiri, serta tegap grakk dan semua penarinya laki-laki.

Tarian Kubro dari Cahyo Mudho Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang | Foto: Dok. Cahyo Mudho
Tarian Kubro dari Cahyo Mudho Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang | Foto: Dok. Cahyo Mudho

Kubro artinya besar dan siswo artinya siswa (murid) yang mengandung makna ketaatan manusia kepada Yang Besar (Tuhan). Itulah sebabnya semua lagu yang dinyanyikan di Kubro berisi nasihat, moral, dan makna hidup.

Sama seperti Topeng Ireng, Kubro sering ditarikan pada malam hari sebagai hiburan warga saat ada hajatan pernikahan atau sunatan/khitan.

***

Tiap daerah pasti punya seni tari khasnya masing-masing. Maka sudah sepatutnya kita melestarikan kesenian lokal. Sayang, kan, kalau tergerus globalisasi lantas kita jadi tidak punya kesenian yang menunjukkan jati diri kita sebagai orang Indonesia yang berbhinneka tunggal ika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun