Jadi bila ada penggalangan dana untuk memenuhi kebutuhan sekolah-termasuk membiayai ekstrakurikuler, itu dilakukan komite sekolah, bukan sekolahnya apalagi guru dan kepala sekolah yang minta sumbangan.
Sekolah Gratis dan Angka Putus Sekolah
Melihat fakta diatas kita sudah tahu sekolah negeri yang bagaimana yang bisa gratis dan mana yang komitenya aktif menggalang dana.
Sekolah gratis bisa jadi solusi menekan angka putus sekolah karena sekolah sudah menyediakan buku-buku teks untuk siswa belajar. Ada juga sekolah yang memberi sepasang seragam gratis kepada peserta didik baru. Bila komite sekolah melakukan penggalangan dana, mereka tidak boleh memaksa yang tidak mampu (dan tidak mau) untuk ikut menyumbang.
Anak dan remaja putus sekolah bisa melanjutkan ke sekolah negeri kalau usia mereka masih memungkinkan. Kalau sudah kelewat umur, mereka bisa melanjutkannya ke Kejar (kelompok belajar) Paket A, B, atau C yang juga dibiayai negara lewat BOP Kesetaraan atau Bantuan Operasional Penyelenggarakan Kesetaraan.
Dengan demikian kita bisa membedakan mana sekolah negeri yang bisa 100 persen gratis dan mana yang tidak. Kalau kita mau memasukkan anak ke sekolah gratis, pilihlah sekolah yang tidak punya banyak kegiatan dan tidak banyak fasilitasnya. Sebab, makin banyak fasilitas dan prestasi di sekolah tersebut, makin sekolahnya susah gratis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H