Walau grogi berat dan deg-degan, kita tetap melakukannya karena bagian dari interaksi kita sebagai makhluk sosial. Namun tidak demikian dengan penderita social anxiety disorder.Â
Seorang yang menderita fobia sosial sangat menghindari bertemu dengan orang banyak karena akan membuatnya stres.Â
Rasa stres itu didorong oleh rasa malu dan pikiran kalau orang lain akan menilai jelek dirinya kemudian menghakiminya dengan hal yang serba negatif.
Banyak orang yang mengalami fobia sosial mengakui kalau ketakutan mereka berada di keramaian mungkin berlebihan dan tidak akal, tapi itu yang mereka rasakan dan tidak tahu mengatasinya sendiri.
Psychology Today melansir bahwa ketakutan itu demikian parahnya sehingga mengganggu pekerjaan, sekolah, dan aktivitas lainnya. Mereka sering kuatir berhari-hari sebelum menghadapi situasi di tengah orang banyak yang kemudian memicu depresi karena rasa rendah diri berlebihan.Â
Makanya saya cuma ketawa dalam hati waktu dibilang, "Mbak Yana gak mau ikut ngebakso soalnya introvert, ya, stres sama orang banyak," Emangnya saya fobia sosial sampe stres sama orang banyak, wqwq.Â
Secara umum, orang dengan fobia sosial punya gejala fisik yang terjadi terus-menerus tiap ada di keramaian. Gejala itu meliputi:
- Wajah memerahÂ
- Berkeringat
- Gemetar
- Detak jantung berdegup cepat
- Pikiran tiba-tiba nge-blank
- Sakit perut
- Tidak bisa berkontak mata dengan orang lain
- Bicara sangat pelan
Beda Pemalu dengan Fobia Sosial
Sekilas gejala fisik penderita kecemasan sosial mirip dengan orang yang  pemalu, tapi keduanya sama sekali berbeda.
Calm Clinic memberitahu kalau fobia sosial adalah versi dari malu yang ekstrem. Rasa malu yang berlangsung terus-menerus tanpa alasan bisa bikin kita mengalami fobia sosial.
Kadang si pemalu tidak benar-benar malu, mereka hanya menjaga diri dan tidak ingin terlihat mencolok sebelum betul-betul mengenal situasi dan orang-orang yang baru dikenal.
Dengan begitu orang pemalu dengan orang yang kena fobia sosial mudah dibedakan dari hal berikut.