Mohon tunggu...
Muh Yamin
Muh Yamin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengupas Rintik - Rintik Dalam Novel Hujan Karya Tere Liye

27 Februari 2018   17:45 Diperbarui: 27 Februari 2018   21:15 13799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Lihatlah, Esok berdiri dihadapannya, membawa sepeda merah. Rambut yang panjang kini terpotong rapi, mengenakan topi biru. Wajahnya terlihat riang

"Aku datang untuk wisudamu" (hal-274)

Dari penggalang percakapan di atas dapat kita simpulkan bahwa begitu perhatiannya Esok kepada lail, dia rela meninggalkan pekerjaan pentingnya demi datang ke wisuda Lail. Dia masih sempatkan bertemu dengan lail meski hanya beberapa menit.

Tokoh yang satu ini adalah sahabat terdekat dan teman kamar lail sejak kepindahannya ke panti sosial. Maryam menjadi teman seperjuangan lail, mereka sangat kompak dalam menghadapi suatu masalah. Maryam tahu segala sesuatu tentang lail termasuk masalah hati lail. Maryam adalah tokoh yang memliki watak yang pantang menyerah. ini dibuktikan dengan penggalang kalimat.

"Maju Lail! Hanya kita harapan penduduk." Maryam dengan gagah menerobos kubangan lumpur. Sepuluh meter maju kubangan lumpur sudah setinggi dada. Maryam menggigit bibirnya, dengan tekad kokoh dia terus maju."(Hal-118)

Dari penggalang diatas membuktikan bahwa Maryam berani menerobos lumpur itu dengan penuh semangat. Dia tidak pernah kenal dengan namanya gagal sebelum dia mencoba. Maryam waktu itu hapir saja tidak diterima dalam organisasi relawan karena umurnya belum cukup. Karena Maryam orang yang pantang menyerah, dia membuktikannya kalau dia bisa mengalahkan orang yang lebih tua darinya dengan hasil yang sangat mengejutkan saat dia tes untuk masuk dalam organisasi itu. san juga Maryam dan Lail berhasil memecahkan rekor ketika keduanya latihan di kubangan lumpur.

Di balik sifat pantang menyerahnya itu, Maryam juga orang yang sering menganggu Lail dalam artian dia sering menggoda Lail dimanapun dia berada. Ini dibuktikan dalam kutipan kalimat.

"Apakah kamu menyukai Esok lebih dari seorang kakak? Maksudku, apakah kamu tidak mau hanya sekadar adiknya?" itu pertanyaan telak sekali. Muka Lail merah padam. Maryam tertawa pelan, bangkit berdiri meninggalkan Lail.

Dari penggalang diatas dapat disimpulkan bahwa, Maryam sangat sering menggoda lail. Maryam sangat senang jika dia menggoda Lail, Maryam akan berhenti menggodanya apabila melihat muka Lail yang sudah merah karena marah. Setiap hari saat di bus Maryam selalu punya bahan buat menggoda Lail. Maryam paling tahu mengenai masalah hati Lail dan terkadang itulah bahan yang paling ampuh untuk membuat Lail marah.

Ibu suri adalah penjaga panti sosial yang ditempati Maryam dan Lail. Ibu suri selalu mendidik anak di panti tersebut dia yang mengurus kelangsungan hidup anak-anak yang tinggal di sana. Siapa sangka Ibu suri ini memiliki sifat yang bisa dibilang galak. Namun sifat galaknya itu demi kebaikan anak-anak panti. Sifatnya itu dibuktikan dalam penggalanag kalimat.

"Kamu sengaja hujan-hujanan, bukan?" Ibu Suri mendelik. "Bagaimana kalau kamu jatuh sakit? Membuat repot seluruh petugas? Kamu sudah besar, bukan lagi anak kecil yang senang bermain air." (Hal-92)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun