Jaya Permana kemudian pergi meninggalkan tempat itu, memacu kudanya ke arah gunung tampomas
Melihat Jaya Permana pergi meninggalkan tempat itu, anak buah Ki Tapa tertawa
"Ha...Ha...Dasar laki-laki pengecut....Bisanya Cuma Kabur...."
"Aduh geulis....kamu sangat cantik sekali...kebetulan sekali...akang sedang membutuhkan seorang kekasih..."
Dewi Sekar merasa marah karena di lecehkan oleh anak buah Ki Tapa.
"Dasar Tua Bangkot... Tak sudi saya di sentuh oleh kalian...lebih baik kita bertarung..."
Dewi Sekar tak sadar dengan siapa sekarang sedang berhadapan. Dia tidak tahu bahwa Ki Tapa adalah salah satu pendekar yang berilmu tinggi, bahkan jauh di atas kemampuan gurunya, Nini Gunting Pamungkas.
Berbeda dengan Arya Rajah, yang sudah pernah bertemu dengan Ki Tapa. Dia pernah menyaksikan kehebatan Ki Tapa yang dulu pernah memporak porandakan perguruan Pusaka Karuhun. Hampir saja dia dan ayahnya meninggal di tangan Ki Tapa. Hatinya pun menjadi sangat cemas. Dia berkata kepada kakak perempuannya
"Teteh...lebih baik kita pergi saja, tidak perlu menghadapi mereka..."
Arya Rajah berbisik kepada Dewi Sekar.
Dewi Sekar terkejut mendengar ucapan adiknya yang di anggap pengecut.